Menunggu adalah suatu keadaan yang selalu dikaitkan dengan kesabaran. Orang yang mau menunggu,biasanya adalah orang yang dinilai sabar. Sebenarnya ada satu hal lain yang berkaitan dengan menunggu. Hal itu adalah kepastian. Kepastian akan menentukan tingkat kesabaran seseorang dalam menunggu. Juga akan mengurangi frustasi,sehingga menunggu tidak menjadi suatu beban berat.
Contohnya menunggu waktu penerbangan pesawat yang di delay:
Jika maskapai tidak memberi tahu waktu yang pasti berapa lama penerbangannya di-delay,maka para penumpang akan menunggu dengan frustasi, karena menunggu dalam ketidakpastian.
Jika maskapai memberi tahu bahwa penerbangan di-delay katakanlah selama satu jam,maka para penumpang akan mengatur diri untuk bersabar selama satu jam. Jika dalam satu jam para penumpang sudah bisa terbang,maka tidak ada masalah. Jika setelah satu jam,maskapai mengumumkan penerbangan akan diperpanjang waktu delay-nya selama 1jam lagi, maka akan ada beberapa macam respon penumpang. Ada yang kembali bersabar,ada yang marah2 dan menunggu dengan frustasi.
Jika delay terus menerus diperpanjang,hampir bisa dipastikan kesabaran semua penumpang akan menipis. Ada yang marah2, ada yang membatalkan tiket,ada yang pindah ke maskapai lain. Meskipun mungkin akan ada penumpang yang tetap menunggu juga,walaupun seperti diberi harapan palsu terus menerus.
Intinya, kepastian yang diberikan akan menentukan tingkat kesabaran seseorang dalam menunggu. Menunggu bukan melulu tentang seberapa sabar seseorang. Tapi juga tentang seberapa besar kepastian yang diberikan.
Menunggu dalam ketidakpastian itu sungguh berat. Menunggu dengan frustasi karena waktu yang tidak pasti. Menunggu tanpa pernah tahu sampai kapan harus menunggu. Seperti berjalan dalam gelap,tanpa cahaya,tanpa pegangan. Tapi jika berhenti menunggu,maka akan dinilai tidak bisa sabar. Serba salah,dan serba menyakitkan.