Bersyukur bisa terasa sangat sulit ketika kita sedang terpuruk, ketika segala hal yang terjadi terasa sangat menyakitkan. Beberapa waktu belakangan ini, bersyukur terasa begitu klise buatku. Hanya terucap di bibir, tapi sakit yang kurasa tetaplah menggerus segala pertahanan hati dan raga ini.
Memori akan hal-hal indah seakan berubah menjadi belati, yang menusuk dan mencabik2 perasaan ini. Pelan-pelan memori itu kuhapus satu persatu untuk mengurangi kesakitan ini. Mudahkah menghapus memori itu? Tidak! Setiap proses yang kujalani menimbulkan kesakitan-kesakitan yang lain. Bagaimana aku bisa bersyukur?
Aku beruntung begitu banyak yang menguatkanku. Aku bersyukur atas hal itu. Tapi kesakitan yang masih tersisa, dan terus mengendap ini, juga meluruhkan rasa syukur itu. Meskipun ucapan "Aku bersyukur" sempat bisa sedikit memberikan kelegaan dalam kehancuran ini.
Aku pernah sampai pada tahap lelah bersyukur. Ketika aku merasa percuma, meskipun sudah mencoba menyukuri apa yang sudah terjadi, hati dan hidup ini masih terasa berat. Semua percuma. Hidup juga percuma. Sampai akhirnya ada seorang teman yang berkata, "apa yang sudah kamu alami, jadi motivasi buatku untuk tidak menyerah. lelah yang aku rasakan tidak ada apa-apanya dibanding rasa sakitmu." Ketika itu, aku merasa, bahkan rasa sakitku ini bisa menjadi hal baik bagi orang lain. Bisa menjadi motivasi. Artinya, hidupku masih berguna!
Kadang kita sudah menyerahkan hidup kita untuk seseorang. Ketika kita sudah memberikan yang terbaik, mengorbankan segala ego dan perasaan kita, namun sama sekali tidak dianggap. Rasanya benar-benar percuma, dan sia-sia. Tapi kita juga perlu ingat, di luaran sana masih banyak mata dan hati yang memandang dan menghargai kita. Bahkan mereka rela ikut mengambil bagian untuk merasakan sakit yang kita rasa, agar beban yang kita rasa tidaklah begitu berat. Hidup kita tidak untuk satu orang saja. Menjadi inspirasi bagi orang lain, juga merupakan sebuah kebaikan dalam hidup. Bersyukurlah karenanya.
Aku merasa aku ini lemah. Tapi aku mendengar banyak orang di belakangku yang mengatakan bahwa mereka salut melihatku. Kata-kata itu sungguh merupakan penghargaan buatku. Aku jadi merasa bahwa hidupku ini memiliki arti. Dan kini, rasa syukurku ini benar-benar melegakanku, sampai sering aku terharu hanya dengan mengingatnya.
Selama kita masih hidup, tidak ada satu pun alasan bagi kita untuk tidak bersyukur. Bersyukur adalah hal wajib yang harus kita lakukan setiap hari. Kita tidak harus bersyukur hanya jika kita bahagia. Dalam keadaan apapun, sudah selayaknya kita bersyukur.
Seperti kata Shidarta Gautama:
"Mari kita bangun dan bersyukur: walau kita tidak belajar banyak hari ini, setidaknya kita belajar sedikit; jika tidak belajar sedikit, setidaknya kita tak sakit; dan jika ternyata kita sakit, setidaknya kita tak mati. Karena itu marilah bersyukur."
Jadi, kenapa tidak bersyukur?
teruntuk: semua orang yang telah menguatkanku