"Kok bisa Nicko??" Kira-kira begitulah respon orang ketika pertama kali mendengar nama panggilanku. Menurut orang lain, Nicko lebih cocok dipakai untuk nama laki-laki. Tapi tidak buatku. Aku justru senang ketika aku dipanggil dengan nama itu. Aku sendiri nggak tau bagaimana asal muasal nama itu bisa melekat padaku. Aku menduga nama itu berasal dari kakak-kakakku, yang sejak kecil memanggilku Nicko. Mungkin karena dulu aku tomboy, atau entah apa yang membuatku dipanggil seperti itu.
Dari kecil, di rumah, aku sudah terbiasa dengan nama Nicko. Teriakan "kooooo..." saat kakak-kakakku memanggilku sudah sangat akrab dan nyaman di telingaku. Saking seringnya penggunaan nama Nicko di rumah, ibuku pun sering ikut-ikutan memanggilku dengan nama Nicko. Sampai sekarang, mereka tetap memanggilku Nicko. Di rumah, hanya bapak yang selalu memanggilku Niken. Sekalinya bapak menyebutku Nicko, malah terdengar aneh, baik bagiku dan juga bagi bapak. Mungkin karena bapak yang memberiku nama Niken, jadi beliau tetap menyukai nama Niken sebagai nama panggilanku.hehe...
Tak hanya keluargaku saja, teman-temanku dan para tetanggaku pun juga ada yang memanggilku Nicko. Saat mereka datang ke rumah, dan sering mendengar aku dipanggil Nicko, mereka jadi ikut memanggilku Nicko. Aku senang-senang saja saat mereka ikut memanggilku Nicko. Nama Nicko terasa sangat akrab buatku. Aku justru merasa aneh ketika kakak-kakakku memanggilku Niken.
Jika mengingat nama Nicko, aku selalu teringat rumah, teringat kakak-kakakku. Saat jauh dari mereka, kadang aku merasa kangen dengan panggilan itu. Saat aku dipanggil Nicko, aku merasa seperti dekat dengan rumahku. Kira-kira begitulah sebabnya kenapa dalam blog ini aku menamainya "dunia di mata nicko". Bukan karena aku tidak suka dengan nama pemberian bapak, tetapi karena nama Nicko lebih bisa membawaku merasa dekat dengan rumah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar