Waktu bangun tidur pagi ini, setelah mematikan alarm di hp, seperti biasa aku masih ingin lanjut bermalas-malasan di tempat tidur. Tapi tiba-tiba aku teringat dengan nasi. Aku masih punya nasi yang seharusnya untuk makan malam kemarin sore. Nasi ini harus kumakan pagi ini. Karena males ribet bikin lauk, kuputuskan untuk bikin nasi goreng saja.
Aku memasak nasi goreng dengan memakai bumbu rahasia. Sampai sekarang aku juga ga tau sih, itu bumbu rahasianya apa. Soalnya itu rahasianya Indofood. Iya, aku pake bumbu racik nasi gorengnya Indofood.hehehe... Maklum, anak kost butuh yang praktis-praktis. Dan aku sudah menyiapkan stok berbagai macam jenis bumbu rahasia.
Proses memasak pun dimulai. Aku mengolah nasi itu dengan kecepatan tangan hampir sama seperti chef profesional, meskipun tanpa persiapan yang berarti. Ketika nasi di teflon sudah mulai memanas, dengan cepat dan sigap, ku ambil bumbu rahasia itu dari tempat penyimpanannya. Cepat karena buru-buru biar ga telat dateng ke kantor. Walaupun akhirnya tetep telat juga sih..hihihi...
Semua proses masak di pagi hari ini berjalan normal dan lancar. Sampai aku merasa ada yang aneh dengan nasi gorengku setelah mencampurkan bumbu rahasia itu pada nasi. Aromanya aneh, nggak seperti biasanya. Aku curiga, jangan-jangan bumbunya sudah kadaluwarsa. Kulihat dibalik bungkus bumbu itu, expired date masih November 2013. Kutaruh lagi bumbu itu. Dan kuteruskan mengaduk nasi goreng.
Aku masih merasa ada yang aneh. Mungkin kurang bumbu kali ya. Kutambahkan lagi bumbunya. Tapi tetap saja aromanya nggak kayak biasanya. Karena keburu kesiangan, kubiarkan saja masakanku begitu apa adanya. Setelah matang, aku berniat membereskan bumbu yang masih tersisa untuk disimpan kembali. Lalu aku melihat ada yang janggal: "Bumbu Racik SAYUR ASEM". Assstaagaaahhhh!!! Aku masak nasi goreng dengan bumbu SAYUR ASEM!!!
Dan akupun terbengong dan merasa konyol...
This is my page. My space. I share what's in my head. Sometime it's inspiring thing. Sometime it's just vent of my mind. What's in this page is just a little piece(s) of my life. You can judge what I write. But not my life ;) - I write what I want to write. Because this is my space
Kamis, 23 Mei 2013
Mix and Mimik
Hari ini, setibanya di kantor, mendadak aku jadi pengen cappucino. Lebih spesifik lagi nescafe cappucino. Biasanya aku lebih suka indocafe cappucino, karena rasanya ga terlalu manis. Tapi hari ini aku lagi pengen yang manis-manis dan creamy gitu. Aku berniat minta nescafe cappucino dari teman seruanganku yang juga penggemar cappucino. Tapi sayang,stok punya dia uda habis.hiks..
Karena semua OB sedang sibuk, jadinya ga ada yang bisa diminta tolong untuk beliin. Mau keluar buat beli sendiri juga ga bisa. Kubuka laciku, kuperiksa ada apa aja di situ. Lalu terbersitlah dipikiranku untuk membuat sesuatu...
Caffe French Vanilla Latte...
Hmmm... Not bad...
Ini bukan kali pertama aku nge-mix sesuatu untuk di-mimik (minum dalam bahasa jawa). Dulu saat masih kuliah, aku sering sekali begadang karena tuntutan tugas kuliah, koreksian waktu jadi asdos, atau hanya sekedar surfing malem2. Aku selalu meramu coffeemix, sari jahe wangi, dan energen, yang semuanya kucampur dalam satu gelas besar, dengan air yang banyak biar ga terlalu manis. Biar ga ngantuk, aku perlu coffemix. Biar ga masuk angin, aku perlu wedang jahe. Dan biar ga laper, aku perlu energen. Entah darimana ide brilian itu berasal. Mungkin karena kepepet, jadi terciptalah ramuan itu.hahaha...
Tapi minuman itu enak dan bermanfaat kok... Terbukti hampir tiap begadang dan butuh tenaga ekstra, aku selalu bikin ramuan itu, dan akupun jarang masuk angin meskipun sering begadang.
Karena semua OB sedang sibuk, jadinya ga ada yang bisa diminta tolong untuk beliin. Mau keluar buat beli sendiri juga ga bisa. Kubuka laciku, kuperiksa ada apa aja di situ. Lalu terbersitlah dipikiranku untuk membuat sesuatu...
Caffe French Vanilla Latte...
Hmmm... Not bad...
Ini bukan kali pertama aku nge-mix sesuatu untuk di-mimik (minum dalam bahasa jawa). Dulu saat masih kuliah, aku sering sekali begadang karena tuntutan tugas kuliah, koreksian waktu jadi asdos, atau hanya sekedar surfing malem2. Aku selalu meramu coffeemix, sari jahe wangi, dan energen, yang semuanya kucampur dalam satu gelas besar, dengan air yang banyak biar ga terlalu manis. Biar ga ngantuk, aku perlu coffemix. Biar ga masuk angin, aku perlu wedang jahe. Dan biar ga laper, aku perlu energen. Entah darimana ide brilian itu berasal. Mungkin karena kepepet, jadi terciptalah ramuan itu.hahaha...
Tapi minuman itu enak dan bermanfaat kok... Terbukti hampir tiap begadang dan butuh tenaga ekstra, aku selalu bikin ramuan itu, dan akupun jarang masuk angin meskipun sering begadang.
Sabtu, 18 Mei 2013
Memandang dan Berpikir
Mengutip apa yang suatu hari pernah dikatakan oleh indra, 'paradigma bisa membunuh'
Aku meng-amin-i pendapat itu. Menurutku, jika tidak digunakan dengan baik, cara pandang (paradigma) akan bisa menjadi senjata untuk menyakiti orang lain. Lebih parahnya lagi, bisa membunuh, yaitu membunuh karakter seseorang.
Di sekitar kita banyak terjadi perpecahan dan pertengkaran yang disebabkan oleh perbedaan cara pandang. Mungkin sebenarnya perpecahan atau pertengkaran tersebut bisa dihindari, karena pada dasarnya pebedaan cara pandang itu adalah hal yang wajar,lumrah.
Seperti sebuah koin misalnya. Satu koin memiliki dua sisi. Sebut saja sisi A dan sisi B (kayak kaset aja ya.. :D).
Jika ada orang berpendapat, koin itu adalah A, lalu ada orang lain berpendapat koin itu adalah B, apa yang mereka katakan tidak ada yang salah. Hanya masing-masing dari orang tersebut menganggap bahwa pendapat mereka adalah benar. Lalu, masalah akan muncul jika masing-masing orang tersebut menganggap bahwa diri mereka adalah yang paling benar, dan orang lain adalah salah.
Masalah akan menjadi lebih parah ketika orang yang mengatakan bahwa koin tersebut adalah A (kelompok A) mulai menyalahkan apa yang dikatakan oleh kelompok B, dan begitu pula sebaliknya. Jika sudah terjadi seperti itu, biasanya akan terjadi saling serang, dan saling menjatuhkan. Kedua belah pihak akan saling menyakiti, dan akhirnya saling membunuh. Kira-kira begitulah cara kerja suatu 'cara pandang' yang 'membunuh'.
Jika digunakan dengan cara yang benar, perbedaan cara pandang bisa membangun dan menambah ilmu. Yaitu dengan menerima, membuka pikiran, berpikir secara jernih, dan tidak mencampuradukan suatu pemikiran dengan masalah-masalah subyektif (misalnya ada dendam pribadi dengan orang yang berbeda pendapat/cara pandang). Jika saja kelompok A mau bertanya/mengerti kenapa kelompok B mengatakan bahwa koin itu adalah B, dan kelompok B juga melakukan hal yang sama, keadaan akan menjadi lebih baik. Bahkan masing-masing kelompok akan jadi lebih tahu, bahwa jika dilihat dari sisi lain, koin itu akan terlihat berbeda meskipun koin itu hanya satu.
Tidak usah saling memaksakan orang/kelompok lain untuk mengikuti cara pandang yang kita anggap benar, karena mereka juga punya cara pandang sendiri yang mereka anggap benar.
Jika permasalahannya hanya sebuah koin, mungkin tidaklah terlalu rumit, karena koin adalah benda nyata dan bisa dibuktikan. Tapi akan menjadi rumit jika permasalahannya adalah hal-hal yang bersifat pemikiran atau hal sejenis yang tidak bisa dibuktikan kenyataan/wujudnya. Tapi hanya karena rumit, bukan berarti harus dipersulit. Karena dengan dipersulit hanya akan menjadikannya makin rumit. Rumit jika setiap orang menganggap dirinyalah yang paling benar. -Padahal yang paling tahu pasti tentang hal benar dan salah hanyalah Tuhan (setidaknya untuk orang yang percaya akan adanya Tuhan)-.
Pendapatku benar, menurutku. Pendapatmu benar, menurutmu. Jika aku tidak bisa menerima pendapatmu, maka aku tidak akan memaksakanmu untuk menerima pendapatku. Dan aku harap kamu juga melakukannya. Just make it simple. Jangan sampai cara pandang kita merugikan, menyakiti apalagi membunuh orang lain.
Sebenarnya hidup dengan orang lain itu tidaklah rumit. Seperti kata Dalai Lama; “Tujuan utama kita dalam hidup ini adalah menolong orang lain. Dan jika anda tak bisa menolong mereka, setidaknya jangan menyakiti mereka”
Ya, jangan menyakiti mereka. In case apa yang aku tulis, janganlah menyakiti orang lain dengan cara pandang kita.
---
Tulisan ini adalah buah dari apa yang aku pikirkan setelah membaca sebuah diskusi yang menurutku agak non-sense.
Aku meng-amin-i pendapat itu. Menurutku, jika tidak digunakan dengan baik, cara pandang (paradigma) akan bisa menjadi senjata untuk menyakiti orang lain. Lebih parahnya lagi, bisa membunuh, yaitu membunuh karakter seseorang.
Di sekitar kita banyak terjadi perpecahan dan pertengkaran yang disebabkan oleh perbedaan cara pandang. Mungkin sebenarnya perpecahan atau pertengkaran tersebut bisa dihindari, karena pada dasarnya pebedaan cara pandang itu adalah hal yang wajar,lumrah.
Seperti sebuah koin misalnya. Satu koin memiliki dua sisi. Sebut saja sisi A dan sisi B (kayak kaset aja ya.. :D).
Jika ada orang berpendapat, koin itu adalah A, lalu ada orang lain berpendapat koin itu adalah B, apa yang mereka katakan tidak ada yang salah. Hanya masing-masing dari orang tersebut menganggap bahwa pendapat mereka adalah benar. Lalu, masalah akan muncul jika masing-masing orang tersebut menganggap bahwa diri mereka adalah yang paling benar, dan orang lain adalah salah.
Masalah akan menjadi lebih parah ketika orang yang mengatakan bahwa koin tersebut adalah A (kelompok A) mulai menyalahkan apa yang dikatakan oleh kelompok B, dan begitu pula sebaliknya. Jika sudah terjadi seperti itu, biasanya akan terjadi saling serang, dan saling menjatuhkan. Kedua belah pihak akan saling menyakiti, dan akhirnya saling membunuh. Kira-kira begitulah cara kerja suatu 'cara pandang' yang 'membunuh'.
Jika digunakan dengan cara yang benar, perbedaan cara pandang bisa membangun dan menambah ilmu. Yaitu dengan menerima, membuka pikiran, berpikir secara jernih, dan tidak mencampuradukan suatu pemikiran dengan masalah-masalah subyektif (misalnya ada dendam pribadi dengan orang yang berbeda pendapat/cara pandang). Jika saja kelompok A mau bertanya/mengerti kenapa kelompok B mengatakan bahwa koin itu adalah B, dan kelompok B juga melakukan hal yang sama, keadaan akan menjadi lebih baik. Bahkan masing-masing kelompok akan jadi lebih tahu, bahwa jika dilihat dari sisi lain, koin itu akan terlihat berbeda meskipun koin itu hanya satu.
Tidak usah saling memaksakan orang/kelompok lain untuk mengikuti cara pandang yang kita anggap benar, karena mereka juga punya cara pandang sendiri yang mereka anggap benar.
Jika permasalahannya hanya sebuah koin, mungkin tidaklah terlalu rumit, karena koin adalah benda nyata dan bisa dibuktikan. Tapi akan menjadi rumit jika permasalahannya adalah hal-hal yang bersifat pemikiran atau hal sejenis yang tidak bisa dibuktikan kenyataan/wujudnya. Tapi hanya karena rumit, bukan berarti harus dipersulit. Karena dengan dipersulit hanya akan menjadikannya makin rumit. Rumit jika setiap orang menganggap dirinyalah yang paling benar. -Padahal yang paling tahu pasti tentang hal benar dan salah hanyalah Tuhan (setidaknya untuk orang yang percaya akan adanya Tuhan)-.
Pendapatku benar, menurutku. Pendapatmu benar, menurutmu. Jika aku tidak bisa menerima pendapatmu, maka aku tidak akan memaksakanmu untuk menerima pendapatku. Dan aku harap kamu juga melakukannya. Just make it simple. Jangan sampai cara pandang kita merugikan, menyakiti apalagi membunuh orang lain.
Sebenarnya hidup dengan orang lain itu tidaklah rumit. Seperti kata Dalai Lama; “Tujuan utama kita dalam hidup ini adalah menolong orang lain. Dan jika anda tak bisa menolong mereka, setidaknya jangan menyakiti mereka”
Ya, jangan menyakiti mereka. In case apa yang aku tulis, janganlah menyakiti orang lain dengan cara pandang kita.
---
Tulisan ini adalah buah dari apa yang aku pikirkan setelah membaca sebuah diskusi yang menurutku agak non-sense.
Kamis, 16 Mei 2013
Sweet Distance
Seharusnya tepat sebulan yg lalu adalah anniversary ke delapan.
Seharusnya hari ini peringatan yang dilakukan tiap bulan.
Seharusnya saat ini masih memiliki.
Seharusnya jarak tidak menjadi sejauh ini.
Tapi, hal-hal yang tak terjadi tak seharusnya menciutkan hati.
Karena jika hal-hal tersebut terjadi,
Bisa jadi tiap hari dikuasai emosi.
Bisa jadi tiap hari rajin makan ati.
Jarak tak selalu berarti buruk.
Jarak menciptakan ruang gerak agar tak saling sikut.
Jarak tak membuat terpaksa saling menuntut.
Jarak bukan alasan untuk tak peduli.
Jarak membuat lebih saling menjaga dan mengerti.
Jarak memberi kesempatan untuk memperbaiki.
Jarak memberi kesempatan untuk merajut mimpi.
Jarak membuat segalanya terasa lebih berarti.
Belum pernah aku merasa sedamai ini.
Berjalan dalam kelegaan.
Saling peduli tanpa intervensi.
Menerima dan memberi dukungan tanpa ada pertengkaran.
Mungkin memang jarak ini seharusnya terjadi.
Meski sempat membuat goresan-goresan di hati.
nick,160513
Seharusnya hari ini peringatan yang dilakukan tiap bulan.
Seharusnya saat ini masih memiliki.
Seharusnya jarak tidak menjadi sejauh ini.
Tapi, hal-hal yang tak terjadi tak seharusnya menciutkan hati.
Karena jika hal-hal tersebut terjadi,
Bisa jadi tiap hari dikuasai emosi.
Bisa jadi tiap hari rajin makan ati.
Jarak tak selalu berarti buruk.
Jarak menciptakan ruang gerak agar tak saling sikut.
Jarak tak membuat terpaksa saling menuntut.
Jarak bukan alasan untuk tak peduli.
Jarak membuat lebih saling menjaga dan mengerti.
Jarak memberi kesempatan untuk memperbaiki.
Jarak memberi kesempatan untuk merajut mimpi.
Jarak membuat segalanya terasa lebih berarti.
Belum pernah aku merasa sedamai ini.
Berjalan dalam kelegaan.
Saling peduli tanpa intervensi.
Menerima dan memberi dukungan tanpa ada pertengkaran.
Mungkin memang jarak ini seharusnya terjadi.
Meski sempat membuat goresan-goresan di hati.
nick,160513
Langganan:
Postingan (Atom)