Sabtu, 18 Mei 2013

Memandang dan Berpikir

Mengutip apa yang suatu hari pernah dikatakan oleh indra, 'paradigma bisa membunuh'
Aku meng-amin-i pendapat itu. Menurutku, jika tidak digunakan dengan baik, cara pandang (paradigma) akan bisa menjadi senjata untuk menyakiti orang lain. Lebih parahnya lagi, bisa membunuh, yaitu membunuh karakter seseorang.

Di sekitar kita banyak terjadi perpecahan dan pertengkaran yang disebabkan oleh perbedaan cara pandang. Mungkin sebenarnya perpecahan atau pertengkaran tersebut bisa dihindari, karena pada dasarnya pebedaan cara pandang itu adalah hal yang wajar,lumrah.
Seperti sebuah koin misalnya. Satu koin memiliki dua sisi. Sebut saja sisi A dan sisi B (kayak kaset aja ya.. :D).
Jika ada orang berpendapat, koin itu adalah A, lalu ada orang lain berpendapat koin itu adalah B, apa yang mereka katakan tidak ada yang salah. Hanya masing-masing dari orang tersebut menganggap bahwa pendapat mereka adalah benar. Lalu, masalah akan muncul jika masing-masing orang tersebut menganggap bahwa diri mereka adalah yang paling benar, dan orang lain adalah salah.
Masalah akan menjadi lebih parah ketika orang yang mengatakan bahwa koin tersebut adalah A (kelompok A) mulai menyalahkan apa yang dikatakan oleh kelompok B, dan begitu pula sebaliknya. Jika sudah terjadi seperti itu, biasanya akan terjadi saling serang, dan saling menjatuhkan. Kedua belah pihak akan saling menyakiti, dan akhirnya saling membunuh. Kira-kira begitulah cara kerja suatu 'cara pandang' yang 'membunuh'.

Jika digunakan dengan cara yang benar, perbedaan cara pandang bisa membangun dan menambah ilmu. Yaitu dengan menerima, membuka pikiran, berpikir secara jernih, dan tidak mencampuradukan suatu pemikiran dengan masalah-masalah subyektif (misalnya ada dendam pribadi dengan orang yang berbeda pendapat/cara pandang). Jika saja kelompok A mau bertanya/mengerti kenapa kelompok B mengatakan bahwa koin itu adalah B, dan kelompok B juga melakukan hal yang sama, keadaan akan menjadi lebih baik. Bahkan masing-masing kelompok akan jadi lebih tahu, bahwa jika dilihat dari sisi lain, koin itu akan terlihat berbeda meskipun koin itu hanya satu.

Tidak usah saling memaksakan orang/kelompok lain untuk mengikuti cara pandang yang kita anggap benar, karena mereka juga punya cara pandang sendiri yang mereka anggap benar.
Jika permasalahannya hanya sebuah koin, mungkin tidaklah terlalu rumit, karena koin adalah benda nyata dan bisa dibuktikan. Tapi akan menjadi rumit jika permasalahannya adalah hal-hal yang bersifat pemikiran atau hal sejenis yang tidak bisa dibuktikan kenyataan/wujudnya. Tapi hanya karena rumit, bukan berarti harus dipersulit. Karena dengan dipersulit hanya akan menjadikannya makin rumit. Rumit jika setiap orang menganggap dirinyalah yang paling benar. -Padahal yang paling tahu pasti tentang hal benar dan salah hanyalah Tuhan (setidaknya untuk orang yang percaya akan adanya Tuhan)-.

Pendapatku benar, menurutku. Pendapatmu benar, menurutmu. Jika aku tidak bisa menerima pendapatmu, maka aku tidak akan memaksakanmu untuk menerima pendapatku. Dan aku harap kamu juga melakukannya. Just make it simple. Jangan sampai cara pandang kita merugikan, menyakiti apalagi membunuh orang lain.
Sebenarnya hidup dengan orang lain itu tidaklah rumit. Seperti kata Dalai Lama; “Tujuan utama kita dalam hidup ini adalah menolong orang lain. Dan jika anda tak bisa menolong mereka, setidaknya jangan menyakiti mereka”
Ya, jangan menyakiti mereka. In case apa yang aku tulis, janganlah menyakiti orang lain dengan cara pandang kita.

---

Tulisan ini adalah buah dari apa yang aku pikirkan setelah membaca sebuah diskusi yang menurutku agak non-sense.

Tidak ada komentar: