Aku bukan orang yang pandai berencana. Aku juga tidak terlalu menyukai berencana. Aku merasa hal-hal yang spontan jauh lebih menyenangkan daripada hal-hal yang direncanakan.
Tapi mau tidak mau, aku harus mau dihadapkan dengan suatu rencana. Aku perlu membuat rencana. Karena aku bukanlah seorang perencana yang baik, aku selalu merencanakan segala sesuatu dengan apa adanya.
Belakangan aku dipusingkan dengan rencana-rencana hidupku. Lebih tepatnya resolusi untuk tahun depan. Banyak sekali harapan-harapan yang aku ingin agar tercapai di tahun depan. Oleh karena itu aku perlu rencana.
Sedikit-sedikit, aku mulai merencanakan hal-hal untuk mencapai resolusi di tahun depan. Beberapa bulan berlalu, hingga akhirnya belakangan aku mulai mantap dengan rencana itu. Kalo diibaratkan dengan kontrak perjanjian, rencanaku itu seperti suatu perjanjian yang tinggal kutandatangani saja dan tinggal kujalankan.
Belum sempat aku menandatangani perjanjian itu, alam mengisyaratkan hal-hal yang menggoyahkan rencanaku. Huuuftt... inilah yang paling tidak kusukai dalam hal berencana. Belum terlaksana aja sudah harus berubah lagi..
Oke, aku harus merevisi rencanaku sebelum benar-benar kutandatangani. Mungkin aku juga harus menyiapkan rencana lain. siapa tahu akan terjadi hal lain yang mungkin bisa mengubah rencanaku.
Well, maybe this is the art of planning... But I dont enjoy this kind of art.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar