Janji, janji sasi Mei
Kliwat enem sasi
Nanging ya ora dadi
Janji, janji wis rolas sasi
Nganti wis arep Mei
Nanging anane ya mung janji
Janji, janji ora bakal nguciwani
Uwis bola bali
Nanging ora ana bukti
Janji, mbok ya ora usah janji
Yen ora isa nglakoni...
This is my page. My space. I share what's in my head. Sometime it's inspiring thing. Sometime it's just vent of my mind. What's in this page is just a little piece(s) of my life. You can judge what I write. But not my life ;) - I write what I want to write. Because this is my space
Selasa, 25 November 2014
Jumat, 14 November 2014
Mirror
Jika lagu hanyalah sebuah lagu, mungkin hari ini aku tidak akan menjadi galau. Cuaca juga sangat mendukung suasana untuk menjadi tambah galau. Rasa galau yang sedang kualami ini bukan karena aku merasa bimbang, resah, atau patah hati. Bisa dibilang aku baik-baik saja, sampai aku mendengarkan sebuah lagu.
Lagu memang bukanlah sekedar musik yang digabung dengan lirik. Bagiku lagu adalah suatu karya yang memiliki daya "magis", yang mampu membawa kembali segala macam kenangan, semangat, kebahagiaan, bahkan perasaan sakit hati yang pernah dirasakan.
Hari ini, aku mendengarkan sebuah lagu, yang hampir sepanjang tahun lalu selalu menjadi temanku tiap malam. Lagu yang selalu kuputar di hari-hari beratku, saat aku berusaha mengatasi dan mengusir segala perasaan kacau yang selalu kusembunyikan. Semua perasaan yang kusimpan dalam kesendirian
Semua yang pernah kurasakan itu kini seakan muncul kembali bersama setiap alunan musik dan liriknya. Perasaan sedih dan sakit yang pernah kurasakan seolah-olah masih ada. Hati dan pikiranku ikut bergejolak bersama kegalauan ini.
Tapi, tak ada sedikitpun niatku untuk menghentikan lagu ini. Aku menikmati kenangan ini, rasa sakit ini. Aku ingin hati dan pikiranku menjadi kebal dan bisa menerimanya. Bukan menolak kenangan, tapi menerimanya sebagai pembelajaran.
Lagu memang bukanlah sekedar musik yang digabung dengan lirik. Bagiku lagu adalah suatu karya yang memiliki daya "magis", yang mampu membawa kembali segala macam kenangan, semangat, kebahagiaan, bahkan perasaan sakit hati yang pernah dirasakan.
Hari ini, aku mendengarkan sebuah lagu, yang hampir sepanjang tahun lalu selalu menjadi temanku tiap malam. Lagu yang selalu kuputar di hari-hari beratku, saat aku berusaha mengatasi dan mengusir segala perasaan kacau yang selalu kusembunyikan. Semua perasaan yang kusimpan dalam kesendirian
Semua yang pernah kurasakan itu kini seakan muncul kembali bersama setiap alunan musik dan liriknya. Perasaan sedih dan sakit yang pernah kurasakan seolah-olah masih ada. Hati dan pikiranku ikut bergejolak bersama kegalauan ini.
Tapi, tak ada sedikitpun niatku untuk menghentikan lagu ini. Aku menikmati kenangan ini, rasa sakit ini. Aku ingin hati dan pikiranku menjadi kebal dan bisa menerimanya. Bukan menolak kenangan, tapi menerimanya sebagai pembelajaran.
"Mirror on the wall, here we are again. Through my rise and fall, you've been my only friend. You told me that they can understand the man I am. So why are we talking to each other again..."
Mirror - Lil' Wayne ft Bruno Mars
Rabu, 12 November 2014
Kota Itu
Kota itu pernah menjadi bagian dari hidupku
Kota itu memberiku banyak kenangan
Dari kenangan yang mengharu biru
Hingga kenangan yang membawa kebahagiaan
Kota itu mengajarkanku tentang kesabaran
Kota itu mengajarkanku tentang kepercayaan
Kota itu juga meresahkanku dengan kebisingan
Kota itu selalu membuatku lelah dalam pikiran
Tapi semua itu tersusun rapi menjadi sebuah kenangan
Aku meninggalkan kota itu
Bukan berarti aku tak ingin lagi bersekutu
Aku hanya tak ingin lagi dihantui rasa sendu
Seperti ketika hati dan pikiranku diserang rindu
Rindu tentang kenyamanan rumahku
Rindu akan kehidupan yang selalu jadi impianku
Aku pergi, namun aku tak pernah membenci
Rindu selalu ada kemanapun aku pergi
Rindu pada segala tempat yang melekat dalam memori
Aku ingin kembali ke sana untuk sekedar meredam rindu ini
Kini aku berada di rumah yang dulu selalu kurindu
Kini hari-hariku tak pernah diliputi rasa sendu
Tapi kini ada seonggok rindu lain yang mulai mengusik
Rindu akan jalanan yang tak pernah tak berisik
Rindu teman seperjuangan yang pernah membuat hidupku asik
Rindu bernostalgia di tempat kupernah tertawa dan bergidik
Kota itu, bukanlah tempat kejam seperti yang orang bilang
Kota itu, meskipun kutinggalkan tapi tetap kusayang
Kota itu, adalah saksi hidupku hingga menjadi seperti sekarang
Kota itu, layak pula untuk kusebut tempat tujuan pulang
Salam rinduku untuk kota itu
Yogyakarta, 12 November 2014
Kota itu memberiku banyak kenangan
Dari kenangan yang mengharu biru
Hingga kenangan yang membawa kebahagiaan
Kota itu mengajarkanku tentang kesabaran
Kota itu mengajarkanku tentang kepercayaan
Kota itu juga meresahkanku dengan kebisingan
Kota itu selalu membuatku lelah dalam pikiran
Tapi semua itu tersusun rapi menjadi sebuah kenangan
Aku meninggalkan kota itu
Bukan berarti aku tak ingin lagi bersekutu
Aku hanya tak ingin lagi dihantui rasa sendu
Seperti ketika hati dan pikiranku diserang rindu
Rindu tentang kenyamanan rumahku
Rindu akan kehidupan yang selalu jadi impianku
Aku pergi, namun aku tak pernah membenci
Rindu selalu ada kemanapun aku pergi
Rindu pada segala tempat yang melekat dalam memori
Aku ingin kembali ke sana untuk sekedar meredam rindu ini
Kini aku berada di rumah yang dulu selalu kurindu
Kini hari-hariku tak pernah diliputi rasa sendu
Tapi kini ada seonggok rindu lain yang mulai mengusik
Rindu akan jalanan yang tak pernah tak berisik
Rindu teman seperjuangan yang pernah membuat hidupku asik
Rindu bernostalgia di tempat kupernah tertawa dan bergidik
Kota itu, bukanlah tempat kejam seperti yang orang bilang
Kota itu, meskipun kutinggalkan tapi tetap kusayang
Kota itu, adalah saksi hidupku hingga menjadi seperti sekarang
Kota itu, layak pula untuk kusebut tempat tujuan pulang
Salam rinduku untuk kota itu
Yogyakarta, 12 November 2014
Langganan:
Postingan (Atom)