Jumat, 14 November 2014

Mirror

Jika lagu hanyalah sebuah lagu, mungkin hari ini aku tidak akan menjadi galau. Cuaca juga sangat mendukung suasana untuk menjadi tambah galau. Rasa galau yang sedang kualami ini bukan karena aku merasa bimbang, resah, atau patah hati. Bisa dibilang aku baik-baik saja, sampai aku mendengarkan sebuah lagu.

Lagu memang bukanlah sekedar musik yang digabung dengan lirik. Bagiku lagu adalah suatu karya yang memiliki daya "magis", yang mampu membawa kembali segala macam kenangan, semangat, kebahagiaan, bahkan perasaan sakit hati yang pernah dirasakan.
Hari ini, aku mendengarkan sebuah lagu, yang hampir sepanjang tahun lalu selalu menjadi temanku tiap malam. Lagu yang selalu kuputar di hari-hari beratku, saat aku berusaha mengatasi dan mengusir segala perasaan kacau yang selalu kusembunyikan. Semua perasaan yang kusimpan dalam kesendirian
Semua yang pernah kurasakan itu kini seakan muncul kembali bersama setiap alunan musik dan liriknya. Perasaan sedih dan sakit yang pernah kurasakan seolah-olah masih ada. Hati dan pikiranku ikut bergejolak bersama kegalauan ini.
Tapi, tak ada sedikitpun niatku untuk menghentikan lagu ini. Aku menikmati kenangan ini, rasa sakit ini. Aku ingin hati dan pikiranku menjadi kebal dan bisa menerimanya. Bukan menolak kenangan, tapi menerimanya sebagai pembelajaran.

"Mirror on the wall, here we are again. Through my rise and fall, you've been my only friend. You told me that they can understand the man I am. So why are we talking to each other again..."
Mirror - Lil' Wayne ft Bruno Mars

Tidak ada komentar: