Kamis, 13 Agustus 2015

Lupa dan Melupakan

Setiap orang pasti pernah lupa akan suatu hal. Entah itu hal kecil atau besar, sering atau jarang, disengaja atau tidak sengaja. Lupa adalah suatu hal yang kadang menjengkelkan, baik bagi orang yang lupa maupun bagi orang lain yang terkena imbasnya. Aku adalah salah satu dari milyaran manusia di bumi ini, yang termasuk dalam kategori pelupa. Biasanya aku gampang lupa akan hal-hal kecil. Kadang suka sewot atau jengkel sendiri kalo udah kelupaan sesuatu. Salah satu cara untuk menghilangkan kejengkelan itu, biasanya aku meyakinkan diri sendiri "ah, nanti juga inget sendiri" :D

Memang, mudah lupa adalah hal jelek dan sering bikin jengkel. Tapi bagiku, mudah lupa bisa menjadi anugerah. Misalnya saja, mudah melupakan hal-hal buruk. Aku bersyukur aku termasuk jadi orang yang mudah melupakan hal buruk. Saat aku mendapat ucapan atau perlakuan yang tidak menyenangkan dari orang lain, memang, aku merasa sakit. Seperti belakangan ini, aku merasa sakit dengan beberapa ucapan dari orang yang kuharapkan tidak berkata2 seperti itu. Aku bisa dengan mudah melupakan kata-kata itu. Dan juga sudah melupakan rasa sakit yang ditimbulkannya. Tiap hari, setiap kali aku bangun tidur, aku selalu bersyukur karena bisa lupa akan hal-hal buruk yang kualami.

Aku selalu belajar untuk hidup di saat ini (present). Melupakan yang sudah berlalu (past), adalah salah satu cara agar kita bisa fokus pada hidup kita saat ini (present). Tenaga dan pikiran kita tidak akan habis sia-sia untuk memikirkan hal-hal yang sudah berlalu. Boleh lah, mengingat yang sudah berlalu, tapi hanya sebatas mengenang saja. Yang bagus-bagus tetap dalam ingatan, yang jelek-jelek dilupakan saja. Maka, aku bersyukur ketika aku bisa mudah lupa akan hal-hal buruk di masa lalu.

Melupakan hal-hal buruk menjadi hal yang penting saat kita memberi maaf. Bagiku, memaafkan tidak akan ada artinya jika tidak melupakan hal buruk itu. Memaafkan itu sepaket dengan melupakan. Kalau kita bilang, kita sudah memaafkan, tapi di lain hari kita mengungkit-ungkit lagi hal itu, berarti kita belum memaafkan. Samaajaboong kan kalo katanya udah memaafkan, tapi di lain waktu kita marah lagi karena belum lupa akan hal buruk yang diperbuat orang lain? Trus orang itu suruh minta maaf lagi gitu? Gitu aja terus sampe capek ati sendiri. Sekali lagi, lupa adalah anugerah.

Buatku, hidup itu terlalu singkat jika dihabiskan untuk mengungkit-ungkit hal buruk yang telah terjadi. Yang lalu biarkan berlalu. Jika kita terjebak dalam ingatan masa lalu, hidup kita tidak akan pernah maju. Kita akan terjebak dalam ingatan buruk yang menghambat kita untuk menjadi lebih baik. Tuhan membuat orang bisa lupa, pasti bukan tanpa alasan. Seperti hal-nya hal-hal negatif yang ada di dunia ini, semuanya ada untuk menyeimbangkan hidup.
Ada hal yang perlu untuk diingat, dan ntuk menyeimbangkannya, ada pula hal yang harus dilupakan. Hidup adalah seni untuk menyeimbangkan. Bukankah untuk dapat berjalan kita perlu keseimbangan?

Pilihan ada di tangan kita, apakah kita akan terjebak dalam ingatan masa lalu yang berlebihan, atau belajar melupakan sebagian darinya agar bisa seimbang, dan kita bisa kembali berjalan, menikmati kehidupan saat ini (present), sambil mempersiapkan diri untuk masa depan (future).
Maka, bersyukurlah jika kita mudah lupa. :)

Life is about balance

Tidak ada komentar: