Rabu, 06 April 2016

New Life

Empat bulan sejak posting tulisan terakhir. Waktu yang cukup lama. Bukannya terlalu sibuk dengan pekerjaan atau kegiatan lain, tapi aku menghabiskan waktuku dengan menikmati hidup. Ya, menikmati hidup dengan serangkaian rutinitas dan kegiatan, yang membuatku enggan meluangkan waktuku untuk sekedar menulis.hehe..
Berhubung saat ini lagi 'idle time', aku jadi inget kalo punya halaman blog yang sudah lama tidak terjamah. Here I am, now, writing for my first story in 2016 ;)

Empat bulan berlalu, dan sudah buanyak sekali hal yang terjadi dalam kurun waktu itu. Dari sekian banyak hal itu, hal yang paling penting dan bersejarah adalah status yang udah berubah: I'm married :)
Pertengahan bulan Januari 2016 lalu, aku dan Dia saling mengucap janji di depan Pator dan Pendeta. Dan sejak itu, kami udah sah menjadi suami istri, menurut Gereja dan negara. Status yang baru di tahun baru.hehe

Sebenarnya sejak proses persiapan pernikahan, kami udah berniat untuk share segala macam tata cara dan persyaratan pernikahan kami, yang dilakukan secara oikumene/okumenis. Pemikiran awalnya adalah karena kami sendiri pernah mengalami kebingungan saat mau mulai mempersiapkan segala persyaratannya. Dari puluhan blog yang menceritakan tentang pernikahan tersebut, kami belum menemukan yang benar-benar membantu (dan dalam prakteknya akhirnya kami tahu apa penyebabnya). Dan sekarang pun kami bingung bagaimana mau menceritakan tentang proses itu. Dari lubuk hati, aku masih pengen berbagi tentang pernikahan beda gereja yang kami jalani. Tapi sepertinya aku perlu waktu yang sangat senggang untuk melakukannya, karena jangan sampai tulisan itu malah justru membingungkan orang lain. Tapi akan kucoba, semoga ga butuh waktu lama. Kalau ada yang ingin tanya2, boleh kok langsung contact aku. Bisa via Twitter di @nickoisniken . Mau minta draft teks pemberkatannya juga boleh. Dengan senang hati aku akan berbagi... :)

Kali ini aku akan nulis tentang pernikahan. Aku memang belum cukup pantas untuk bicara tentang pernikahan. Ngrasa masih 'bocah' banget kalo bahas soal pernikahan, secara, nikah aja belom genep 3 bulan.hehe..

Aku pernah membaca, untuk memasuki dunia pernikahan itu 'hanya' perlu kemantapan. Membangun masa depan, bukanlah suatu hal yang memerlukan keahlian yang biasanya dilatih ketika berpacaran. Sebagian orang pasti punya pandangan, kalo sudah lama berpacaran, maka akan langgeng hidup rukun sampai pernikahan. Tapi ada juga orang yang berpendapat, yang pacaran lama aja belum tentu hidup rukun adem ayem,apalagi yang pacaran kilat? Buatku, relationship maupun pernikahan bukanlah suatu hal yang bisa dinilai atau dibanding-bandingkan, apalagi setiap orang punya pengalaman dan sikap yang berbeda-beda. Penikahan adalah suatu keputusan personal 2 orang yang sama-sama mantap untuk hidup bersama, menghabiskan sisa hidup berdua.

Kemantapan adalah hal yang sangat penting. Yang tahu tingkat kemantapan adalah diri kita sendiri. Jangan sekali-kali membohongi diri sendiri tentang kemantapan itu, karena kemantapan itulah yang menjadi dasar, dan akan menentukan hidup kita selanjutnya. Kemantapan itu juga yang menjadi dasar aku dan Dia untuk memutuskan menikah. Kami kenal dan ngobrol hanya dalam hitungan hari. 3 bulan kemudian Dia langsung melamar aku. Dia datang sendiri pada orang tuaku, dan 'nembung' aku. Tanpa kemantapan, tidak akan mungkin saat ini kami menjadi suami istri

Aku belum lama mengenal Dia. Tapi itu tidaklah menjadi alasan untuk tidak menikah dengannya. Proses pengenalan akan berlangsung selamanya. Sejak awal, kami saling mengenali diri kami satu sama lain. Sampai kapanpun, kami akan terus saling mengenal, dan saling memahami. Mengikuti dan memahami setiap perubahan yang ada, karena perubahan adalah suatu hal yang wajar. Namun, juga diperlukan kemauan untuk saling menjaga, agar perubahan itu tidak menyakiti satu sama lain, tapi justru saling menguatkan.

Sikk sik... Aku kok jadi berceramah ya? Sok teu betul kau Nick.. :D
Tapi seriusan, apa yang kutulis di atas, itu aku ga berrmaksud menggurui. Cuma berbagi apa yang ada dipikiranku aja.

Apa perubahan/perbedaan hidupku sebelum dan sesudah menikah?
Tidak banyak yang berubah. Yang jelas nampak terlihat adalah, bisa 24/7 bersama-sama suami. Secara tempat kerjanya sama, dan sekarang udah tinggal bersama. Always together lah pokoknya.
Apakah hidupku jadi terkekang? Enggak. Suamiku adalah orang yang santai sejagad raya. Aku bebas ngapain aja, dan Dia ga pernah menuntutku untuk menjadi rajin.hehe..

Aku bersyukur punya suami yang pengertian, dan humoris. Tidak pernah satu hari pun terlewat tanpa kami saling bercanda, atau saling "membully" yang berakhir dengan tawa. Aku bersyukur punya suami yang selalu berusaha membahagiakanku. Suami yang setiap hal kecil dalam dirinya adalah hal yang pernah kuharapkan dan terucap dalam doaku. Aku bahagia dengan hidupku saat ini. Tuhan sangat baik padaku, memberiku yang terindah ketika aku sudah merasa lelah dan nyaris kehilangan harapan. Tidak ada kata lain yang dapat kuucapkan selain rasa syukur...

Tidak ada komentar: