Sabtu, 27 Februari 2010

-do the best-

Sekecil apapun hal yang kita lakukan, mungkin berarti besar bagi orang lain.
Jika kita tidak melakukan apapun, juga akan memberikan dampak tertentu bagi orang lain.

Kadang tak disadari, bahwa hal kecil yang kita lakukan akan mempengaruhi/memberikan dampak bagi orang lain. Mungkin dapat mengubah hari-nya, bahkan hidupnya. Misalnya aja, kita punya makanan berlebih. Daripada makanan itu kebuang sia-sia, banyak orang yang berpikir bahwa akan lebih baik kalau makanan itu dibagikan ke orang-orang di sekitar kita. Suka atau ga suka dengan makanan itu, orang yg menerima sedikit pemberian itu akan merasa senang, karena merasa diperhatikan dengan dibagi makanan itu. Berbagi makanan aja bisa bikin seneng orang lain. Gimana jadinya kalo nggak cuma makanan? Berbagi perhatian misalnya. Memperhatikan orang-orang di sekitar juga akan membuat mereka senang. Hal yang lebih simpel lg adalah berbagi senyuman. Senyuman itu simpel, gratis, dan praktis, tapi sangat berarti. Hanya dengan senyuman kecil aja bisa bikin orang lain senang. Bahkan hanya dengan senyuman, bisa menghapus kecurigaan dan permusuhan. Hanya dengan senyuman, bisa membuat hari seseorang menjadi lebih ceria. Liat aja teman-teman kita yg lagi kasmaran, kalo dikasih senyuman sama gebetannya, pasti dia seharian bisa senyum-senyum sendiri, atau malah ketawa-ketawa :D (mungkin yg lagi baca juga lagi ngrasain...hihihi... ;p)
Tapi nggak semua perbuatan positif kita akan berdampak positif juga. Misalnya kita udah dengan tulus hati berusaha menolong orang lain. Tapi ternyata orang itu tidak suka, dan malah marah pada kita, Meskipun kita sama sekali tidak berniat membuat mereka marah. Kalo lagi dalam situasi seperti ini, biasanya jengkel-in banget. Udah nolongin, e malah dimarahin..huhu..

Kadang rasa takut berbuat salah pada orang lain membuat seseorang enggan berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Menyendiri di kamar, atau pergi ke tempat dimana ga ada orang yang dikenal, biasanya menjadi pilihan. Tapi tindakan itu nggak menjamin kita tidak berbuat salah. Justru karena menyendiri akan menimbulkan rasa curiga, atau malah membuat marah. Membuat orang curiga=membuat orang berprasangka buruk=membuat orang berbuat salah. Membuat orang marah=jelas-jelas berati sudah berbuat salah. Jadi dengan menyendiri juga bisa dibilang berbuat salah kan?? -meskipun ada kalanya seseorang memerlukan waktu untuk sendiri- Misalnya, saat orang-orang di rumah kita lagi pada sensi, suka marah-marah, biasanya kita lebih milih buat menyendiri di kamar, ngumpet biar nggak ketemu mereka, daripada ikut kena marah. Tapi mereka bisa lebih marah kalo tau kita cuma ngumpet, diem aja di kamar-biasanya ibu yg suka ky gt.hihihi...- Apa aja bisa dijadiin alasan buat marah. Yang biasanya oke2 aja bisa jadi salah. Intinya walaupun kita nggak berbuat apa-apa, nggak melakukan apapun, tetep aja bakal berpengaruh buat orang lain.

Haha... hidup tu ribet ya.. Gini salah, gitu salah. Tapi lebih baik kita tetap berusaha melakukan semua yang terbaik bagi orang-orang di sekitar kita, karena
"Lebih baik kita menyesali apa yang telah kita lakukan, daripada menyesali apa yang TIDAK kita lakukan"

Lakukan semua yang terbaik bagi mereka, ceriakan orang lain, karena
"Untuk menceriakan hari-mu, ceriakanlah orang di sekitarmu"

Rabu, 24 Februari 2010

my new interest

Dulu auditing menjadi salah satu mata kuliah yang paling aku benci. Rasanya susah banget buat ngertiin semua kata-kata dalam auditing. Susah buatku memahami apa dan bagaimana maksud asersi-asersi, prosedur analitis, prosedur substantif, dan temen-temannya itu lah.. Apalagi waktu belajar praktek mengaudit sebuah perusahaan fiktif. Meskipun data-datanya udah diringkas, dan tinggal pakai aja, tapi aku masih tetep ngrasain ribetnyaaaaa.... Makin benci aja deh aku sama matakuliah auditing.. Susah ngerti-nya sih. Ngertinya cuma dikit-dikit.
Tapi entah kenapa dan nggak tau bagaimana, kemaren waktu tutorial paper 8 tentang auditing, tiba-tiba aku jadi tertarik sama auditing.. Tiba-tiba aja aku dengan semangat bertanya pada sang dosen segala hal tentang auditing. Bertanya murni karena ingin tau. Waw, aneh... Rasanya aku pengen banget lebih mendalami lagi tentang auditing. Tapi aku nggak/belom pernah berharap suatu saat nanti aku jadi auditor. Saat ini aku cuma pengen lebih ngerti lagi bagaimana proses dan seninya mengaudit..

Semoga ga lama lagi aku bisa lebih memahami dan bisa nulis lebih banyak dan lebih lengkap tentang auditing.. :)

Selasa, 23 Februari 2010

kemakan deh...

Mempunyai kartu member sebuah toko memang mempunyai daya untuk mengikat para pemegang kartunya untuk selalu berbelanja di toko tsb. Hanya dengan iming-iming diskon dan poin-poin yang jika dikumpulkan dapat ditukar dengan voucher atau produk-produk menarik, banyak orang tertarik untuk menjadi member/pemegang kartu itu. Termasuk yang bikin tulisan ini, yang pernah tertarik untuk memiliki member card di sebuah department store, karena tertarik dengan diskon-diskon yang ditawarkan, dan poin-poin yang bisa dikumpulkan yang nantinya akan diundi dengan hadiah-hadiah menarik.

Jadi, waktu itu aku lagi belanja di suatu dept store. Waktu bayar, sama bagian kasir ditawari buat bikin member card, yang mana dg member card itu bisa mendapatkan diskon tiap kali belanja di situ, di banyak restoran, salon, dll, dan juga kesempatan buat ikut undian dg berbagai hadiah menarik.. Saat itu aku dikasih liat brosur-brosurnya juga. Buat nyenengin mbaknya, aku akhirnya blg mau. Eeee, lha kok taunya disuruh bayar Rp 10.000,- buat bikin tu kartu.. yo weis lah, dah terlanjur meng-iya-kan..
Ternyata punya kartu itu membuat aku sedikit 'fanatik' dengan dept store itu. Mau beli apaaaa aja, tempat pertama yg aku pikirkan adalah tempat itu. Sekecil apa pun barangnya, sesedikit apa pun barangnya, dan kapanpun itu, selalu pengennya beli disitu aja. Pikirku buat sekalian nambah poin. Dan punya kartu itu juga pernah bikin susah. Pernah suatu malam aku butuh suatu barang. Sebenernya aku bisa aja beli di toko 24jam. Tapi kok ya aku masih bisa-bisanya mikir buat beli di dept store itu. Rela menunggu semalem, cuma buat nambah poin.. walah, parah banget... :S
Setelah aku pikir-pikir, ga ada gunanya aku punya member card itu. Hanya dengan serangkaian iming-iming yang ga jelas dan kadang agak 'menipu' dengan permainan kata-kata yang disertai tanda bintang (*) , aku tertarik. Bukannya mendapatkan segala iming-iming itu tapi aku merasakan kerepotan-kerepotan karena selalu berorientasi ke sana..ckckck...

Tapi sekarang kartu itu ilang.. Dan aku sama sekali ga berniat buat ngurus, lapor, bikin ulang, dll. Ribet! dan pastinya membuang waktu hanya untuk sesuatu yang ga jelas(untuk kedua kalinya)

Intinya? Kemakan deh... Aku udah kemakan sama cara promosi dept store itu. Cara promosi dengan iming-iming itu ternyata sukses. Membuat costomernya lebih mengutamakan segala iming-iming itu daripada kebutuhannya sendiri. Jadi aku nggak mau kemakan lagi! bgmn dg kamu?

mimpi vs harapan

"Mimpi adalah pengalaman bawah sadar yang melibatkan penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan atau indra lainnya dalam tidur"

"Harapan ialah keinginan yang ingin dicapai oleh hati kita dan harapan adalah sesuatu yang membuat kita biasanya bertahan didalam rintangan"

-source: wikipedia-

Ya, waktu kita tidur, dan merasa seperti melihat sesuatu, mendengar sesuatu, merasakan sesuatu, dan membuat kita serasa berpikir dalam tidur, biasanya kita bilang "aku bermimpi.." Ada yang bilang, mimpi itu dapat muncul, karena kita sedang memikirkan sesuatu dengan sangat, sampai-sampai kita memikirkannya dalam tidur kita.

Tapi mimpi tidak hanya ada dalam alam tidur. Biasanya orang-orang menyebut harapan besar sebagai sebuah mimpi.
Merujuk pada pengertian mimpi dari wikipedia di atas, mimpi adalah suatu pengalaman bawah sadar. Jadi mimpi itu muncul dalam keadaan tidak sadar. Tapi harapan, adalah suatu keinginan yang terbentuk oleh manusia dalam keadaan sadar.
Aku kurang setuju jika suatu harapan besar dianggap sebagai mimpi, hanya karena harapan besar itu sulit untuk terwujud. Mimpi adalah mimpi, dan harapan adalah harapan. Harapan tidak sama dengan mimpi, karena harapan muncul dalam keadaan sadar, sedangkan mimpi muncul dalam keadaan tidak sadar. Jika kita menganggap bahwa harapan kita terlalu besar, sehingga kita menganggapnya hanya sebuah mimpi, maka jangan berharap, tapi bermimpilah saja...
Jangan berusaha mewujudkan mimpi, tapi wujudkanlah harapan.. Karena dengan mimpi, kita hanya akan berada dalam alam bawah sadar, tapi dengan harapan kita akan dapat bertahan dalam segala rintangan... Sehingga harapan kita dapat tercapai...

So, wujudkan harapanmu... SEMANGAT!!!! :)

Senin, 22 Februari 2010

nice result :)

Hilang sudah semua kegelisahanku akhir-akhir ini.. Keraguanku untuk dapat lulus dalam ujian CAT periode desember 2009, khususnya untuk paper 5, terjawab sudah hari ini...
Sejak pagi jam 7, aku udah bolak-balik cek website-nya ACCA, apakah hasil ujian sudah di umumkan atau belum *sebelumnya sudah dikatakan bahwa tanggal 22 februari akan diumumkan*. Berhubung waktu Indonesia lebih cepet 7 jam dari UK, aku mulai cek jam 8an pagi. Ternyata belum ada.. Aku liat lagi, ternyata nilai baru akan diupload jam 5:00 GMT. Berarti jam 12-nya Indonesia ya..
Jam 1 siang aku coba cek lagi. Tapi websitenya belum bisa diakses. mungkin sedang dalam proses upload. Jam 2, jam 3 juga masih begitu. Makin gelisah lah aku... Akhirnya jam setengah 4 aku coba akses lagi, dan ternyata bisa. Saat itu aku makin deg-degan. Takut liat hasilnya.. Setelah berhasil login, mataku langsung tertuju pada ketiga tulisan
"Pass"
"Pass"
"Pass"
...
LULUS SEMUA!!! :D
Waaaaawww!!!! Aku langsung heboh sendiri, teriak-teriak sendiiri di kost... Setelah berkali-kali meyakinkan bahwa aku nggak salah liat, aku baru mulai bisa coolin' down.. Puji Tuhan.... :)

ini hasilnya..



Aku merasa sangat beruntung, terutama setelah melihat hasil nilai Paper 5 (T5). Dari passing Grade 50 point, aku dapet nilai 52 point... beruntung banget kan??? coba kalo aku nggak dapetin 3 point itu.. apa jadinya??? meskipun angka 3 tidak cukup signifikan dari angka 50, tapi angka 3 itu sangat signifikan buat hidupku, karena menyelamatkanku dari agenda mengulang di periode ujian semester depan.. Sekali lagi, Puji Tuhan...
This is a nice result.. Thanks God... :)


Terimakasih juga untuk semua yang telah mendoakan, membantu dan mendukung : bapak-bapak dan ibu-ibu dosen tutorial, ibu, bapak, noe, week, indra dan SEMUA teman-temanku yang sudah mendukung dan mendoakanku... Terimakasih... :)

Kamis, 18 Februari 2010

Bahasa

"Bahasa bisa jadi kendala" begitu kata dosenku sore tadi. Apa jadinya kalo kita berada di suatu tempat yang kita nggak tau bahasa yang digunakan orang-orang sekitar? Apa jadinya kalau kita tidak bisa memahami setiap tulisan? bahasa akan menjadi kendala kita dalam berkomunkasi.

Nggak kebayang, gimana rasanya kalo berada di suatu daerah pelosok yang kita nggak tau bahasa daerahnya. Masih mending kalo daerah itu ada di Indonesia. Seandainya kita nggak tau bahasa aslinya, kita masih bisa menggunakan Bahasa Indonesia, yang pasti ada orang yang tau, dan kita masih bisa berkomunikasi dengan mudah.
Tapi bagaimana kalo kita berada di negara lain? Apalagi negara yang bahasa aslinya bukan bahasa Inggris? Wah, pasti kita bakal susah banget berkomunikasi. Bahasa Inggris aja ga secara general sama di setiap negara yg berbahasa ibu Bahasa Inggris. Contohnya aja, Bahasa Inggris US beda sama Bahasa Inggris UK. Mungkin kalo dalam praktek menggunakannya, perbedaan itu nggak begitu terasa. Tapi kalo membaca buku yg berbahasa Inggris dari kedua negara itu akan sangat terasa perbedaannya. Aku sendiri kadang dibingungkan dengan istilah-istilah yang digunakan. Misalnya aja, text book yang dipake di kampusku adalah buku dari Amerika. Sedangkan text book yang dipake CAT adalah buku dari UK. Isi kedua buku itu sama-sama tentang akuntansi. Tapi istilah-istilah yang digunakan, yaampuuun...,bedaaa....dan bikin pusiiing... Jangankan aku. Dosenku aja kadang juga pada bingung.. :@

Kalo bahasa asing, yang bukan menjadi bahasa keseharian kita emang jelas-jelas bakal jadi kendala kita dalam berkomunikasi. Tapi bukan berarti bahasa yang kita gunakan sehari-hari bebas kendala. Sering kali dalam menggunakan bahasa itu, maksud yang ingin kita sampaikan belum tentu dapat diterima dengan baik dan benar oleh lawan bicara kita. Walaupun kita udah memakai bahasa yang baik dan benar sesuai tata bahasa dan ejaannya, nggak menjamin bahwa komunikasi tsb akan berjalan dengan lancar dan bebas kendala. Salah paham lah, beda persepsi lah, ato apa aja lah yang membuat komunikasi tsb tidak berjalan dengan lancar.

Baik digunakan secara lisan atau tertulis, pasti ada aja kendala dalam berbahasa. Tetapi kendala itu cenderung lebih besar jika berbahasa dalam tulisan. Buktinya, tiap kali kita baca buku, belum tentu hanya dengan sekali membaca kita langsung ngerti isi buku itu. Perlu kemampuan lebih untuk memahami suatu tulisan. -Mungkin anda juga sedang berusaha memahami apa yg saya tulis ini.hehe-

Tulisan yang ditulis lengkap, benar, ejaan yang baku dan grammar yang tepat aja kadang nggak gampang buat dipahami. Apalagi bahasa SMS yang biasanya disingkat-singkat demi hemat karakter? Tambah bingung deh nangkep maksud isi SMS itu.. Apalagi sms yg ditulis oleh para makhluk 'alay' yg kata Superglad; huruf i diganti tanda seru, maaf jadi 'muv', dll. Tambah bikin bingung aja tuuuh... Buat baca-nya aja susah, apalagi buat ngerti apa maksudnya... Bener-bener membuang waktu dan energi, kalo baca bahasa-bahasa alay itu.huh!! Baca tulisan dg bahasa yg wajar n normal aja kadang masih harus mikir lagi, eee, lha kok ada aja orang yang bikin bahasa-bahasa aneh.. Aku berharap makhluk-makhluk alay ga semakin bertambah. Kalo mereka bertambah, berarti orang-orang yang merusak bahasa juga semakin banyak, dan akan semakin banyak orang yang dipusingkan dengan bahasa-bahasa alay, dan Bahasa akan benar-benar menjadi kendala dalam berkomunikasi...

Rabu, 17 Februari 2010

2010 [II] -studi-

2010 aku berharap menjadi tahun terakhirQ dalam usahaku menyelesaikan ujian sertifikasi teknisi akuntan ato bahasa kerennya Certified Accountant Technician (CAT). Seperti kesepakatan awal dengan pemberi dana/beasiswa ujian dan tutorial CAT ini -AA YKPN-, aku cuma berhak mendapatkan beasiswa selama 2 tahun(4 semester) dalam menempuh ujian 9 paper. dan awal tahun 2010 ini adalah semester ke-4 ku. dan sampai saat ini aku udah menempuh 7 paper. 4 paper udah dinyatakan lulus, yang 3 paper lagi masih menunggu pengumuman.. aku berharap semoga semester ini, benar-benar menjadi semester terakhirku, biar aku ga perlu mengulang salah satu atau beberapa paper lagi. jadi aku ga perlu nyusahin ortu buat bayar ujian paper-paper itu, karena kalau mengulang, pihak pemberi dana ga akan membantu.hehe.. Sepertinya harapan itu susah terwujud. di ujian periode desember kemarin, aku udah pesimis, ada paper yang aku ga yakin bisa lulus. tapi ga ada salahnya kalo aku tetep berharap. doakan aku...
mulai awal Februari ini, aku udah mulai tutorial 2 paper yang harus aku tempuh lagi. it means aku udah mulai kuliah malam lagi.. semoga aku masih diberi semangat buat menyelesaikannya!
Selain berharap CAT dapat selesai tahun ini, aku juga berharap usahaku demi mendapat gelar sarjana ekonomi dapat selesai juga tahun ini. Jika semuanya lancar, direncanakan aku menyelesaikan studi S1-ku tahun ini, dan semoga tahun 2011 aku udah bisa diwisuda, dan bergelar SE :)
Mungkin bisa dibilang, 2010 merupakan langkah awalku untuk mengakhiri studiku.. weew, mengakhiri?? orang bijak banyak yg bilang kalo untuk menuntut ilmu itu jangan sampai berakhir. tapi kok aku malah berharap untuk mengakhirinya?? haha... hmm...mungkin kata-kata diatas lebih tepat kalo ditambahi menjadi "2010 merupakan langkah awalku untuk mengakhiri studi formalku" Aku udah mulai jenuh belajar secara formal/mencari ilmu secara formal. Ilmu kan ga hanya bisa didapat di bangku sekolah. Di luar sana masih banyak cara untuk mendapatkan ilmu. bisa dari keluarga, organisasi, internet, bahkan mungkin dari dukun-untuk mendapat ilmu hitam-..hahaha.. Dan aku pengen cepet mengakhiri sesuatu yang sudah membuat jenuh itu.. Walaupun mungkin kalo benar-benar berakhir, aku sendiri nggak tau harus ngapain.. kerja?? aku sendiri nggak tau, apakah saat itu aku sudah siap mental untuk menjalaninya..
Well, untuk memenuhi semua harapan-harapan di atas, aku udah mulai menjalankan setiap prosesnya. mulai persiapan ujian CAT dengan tutorial tiap malem, mulai memperbaiki nilai di STIE YKPN dengan mengambil semester perbaikan (di kampusku ada 2 kali SP), dan mulai KRS-an untuk Semester 6. Semoga langkah-langkah awal ini diberkati, dan buat seterusnya aku diberi semangat untuk menyelesaikannya...

care about…

Ini adalah tulisan yang aku buat tahun 2008. dari tulisan-tulisan lamaku, ini salah satu tulisan yang menjadi favoritku. jadi aku putusin buat di-post ulang deh.. :)

___________________________________________________________________

Wednesday, August 13th, 2008

Lost in Love. MenurutQ itu film yang bagus. At least better than Eiffel I’m in Love… Ceritanya jauh lebih masuk akal daripada Eiffel I’m in Love. Lebih romantis, n mengena buat aku. Pemeran utamanya juga lebih bagus. Dan, ga cuma modal mewah, kaya Eiffel I’m in Love.hehehe….

Tapi, bukan kedua film itu yang pengen aku bahas. Dari film itu aku pengan bahas tentang “masalah”. Yang aku tangkep dari Lost in Love, kisah Tita berawal dari suatu “masalah”. Masalah adalah suatu hal yang hampir pasti semua orang mengalaminya. Tiap hari, bahkan tiap jam, tiap orang pasti punya masalah. Entah masalah besar, atau masalah yang sangat kecil sekalipun, yang saking kecilnya, ga pernah disadari akan adanya masalah itu. Pasti kita juga pernah atau bahkan sedang mengalami suatu masalah. Mungkin kita ngerasa ga ada yang peduli sama kita yang sedang punya masalah. Tapi kalo ada orang lain yang lagi punya masalah, kita juga nggak peduli kan? Karena kita melihat bahwa mereka itu biasa aja, nggak sedang bermasalah. Jadi kita nggak peduliin mereka, karena kita nggak tau kalo mereka sedang bermasalah. Misalnya kita lagi maen di pantai. Di sana kita liat orang yang lagi sendirian, duduk di pinggir pantai. Orang itu terlihat biasa, karena banyak orang yang di pantai cuma pengin liat ombak, jadi orang itu terlihat biasa aja. Padahal mungkin aja dia sedang mengalami masalah. Mungkin abis putus sama pacarnya, ada masalah keluarga, ga bisa pub selama seminggu, ato masalah-masalah lain yang mungkin sedang dialaminya. Ga bakal ada pengunjung pantai lain yang tau kalo dia punya masalah. Kecuali orang itu teriak-teriak ga jelas, kaya orang gila. Bisa dipastikan kalo orang yang liat bakal tau kalo dia sedang punya masalah, atau sudah terlajur larut dalam masalahnya sendiri. Jadi, selama seseorang punya masalah yang nggak bisa dia selesaikan sendiri, dan dia nggak berusaha mengatakan masalahnya itu pada orang lain, maka selama itu pula dia akan merasa sendiri, karena orang-orang akan menganggap bahwa mereka itu “biasa” aja, dalam artian sedang tidak bermasalah. Kecuali kalo orang itu beruntung, punya seorang teman, sahabat, pacar, atau orang-orang dekat yang sangat-sangat mengerti dirinya, dan yang bisa menyadari kalo dia lagi ada masalah.

Masalah yang menimpa seseorang belum tentu merupakan masalah batiniah seperti masalah di atas, yang cuma bisa dirasakan. Tapi bisa juga masalah yang kelihatan. Masalah yang kelihatan yang dialami seseorang yang lebih mudah diketahui, atau bahkan dirasakan oleh orang yang melihatnya. Misalnya aja di jalan, ada kendaraan yang mogok. Semua yang lewat pasti tau kalo sang pengendara lagi punya masalah dengan kendaraannya. Tapi rata-rata orang yang liat pasti berlalu begitu saja. Mungkin cuma bilang “Oh, mogok..” atau “Kasihan ya…” tanpa ada tindakan lebih lanjut, misalnya berusaha memberi pertolongan, karena merasa nggak kenal sama sang empunya kendaraan. Lagi-lagi karena ketidaktahuan,kita nggak peduli. Kalo orang mengalami masalah batiniah, kita nggak peduli, karena kita nggak tau kalo dia lagi punya masalah. Kalo orang mengalami masalah yang kelihatan, kita tetap aja nggak peduli, karena kita nggak tau siapa orang itu.

Dari peristiwa-peristiwa seperti itu, aku jadi berpikir, apakah mungkin suatu saat nanti, di dunia ini terjadi suatu kepedulian yang begitu indah. Dimana setiap orang saling memperhatikan, care about everything and everyone. Dimana setiap orang bisa mempedulikan satu sama lain tanpa harus mengetahui apa masalah seseorang, atau siapa orang yang sedang bermasalah itu? Hal indah yang akan sangat susah banget untuk bisa terwujud. Di dunia yang makin modern, yang makin ‘mengindahkan’ individualisme, membuat sedikit demi sedikit orang mulai egois, yang katanya demi berlangsungnya hidup, yang ujung-ujungnya menghalalkan segala cara, misalnya penipuan. Sudah nggak sedikit orang yang menggunakan kepedulian seseorang untuk menipu. Singkatnya memperdayai orang lain lah.. Semakin seringnya tindak memperdayai seperti itu, membuat kepercayaan orang menjadi makin berkurang. Karena kita nggak tau lagi mana orang yang bener-bener butuh kepedulian kita, atau yang cuma memperdayai kita..

Yah, emang sulit buat mewujudkan dunia yang seperti itu. Tapi nggak ada salahnya kan, kalo kita mencoba, mulai dari hal-hal kecil, dari lingkungan kecil, misalnya keluarga kita sendiri. Atau temen-temen deket, temen-temen sekelas, temen-temen se-kost, atau orang-orang yang sering, dan akan sering berinteraksi sama kita…, dan pastinya kepedulian itu kita lakukan dengan tulus. Yang di pelajaran PPKn dikatakan “tanpa pamrih”…

**Sedikit renungan buat kita. Maaf kalo nggak berkenan. Hehehe… thanks for reading…

Selasa, 16 Februari 2010

2010 [I] -MarKas-

eh, udah tahun baru ya... (setidaknya tahun sudah berganti sejak terkhir postinganku di blog ini.hhehe...) saat dibuatnya tulisan ini, setidaknya sudah 47 hari berjalan di tahun 2010, di tahun yang baru. dan sepertinya sudah sangat terlambat, kurang update, dll, kalo mau ngomongin soal resolusi :) jadi lebih baik sekarang ini aku bercerita tentang apa-apa saja yang udah aku lalui di tahun 2010 ini..
awal tahun, aku disibukkan dengan kegiatan yg ga jauh2 dari Gereja. malem taun baru di Gereja. abis itu tgl 3 januari menjalankan proyek besar lingkunganQ(terutama OMK-nya), yaitu Natalan lingkungan yg di'gawe' sama anak2 OMK MarKas(gabungan OMK lingkungan Markus dan Lukas). dari serangkaian acara itu, aku ngrasain kembali kehangatan dari teman2, seperti yg aku rasakan dulu bersama Socialiezt '07(temen2 sekelas waktu SMA). Kehangatan itu aku dapat dari temen2 MarKas. Sejak persiapan Natal Gereja, persiapan Tahun Baru-an, persiapan Natal Lingkungan, kami semua berjuang bersama. melawan segala ego kami masing2, merelakan sebagian besar waktu dan tenaga kami untuk satu tujuan yang sama; yaitu berhasilnya setiap apa yg kami telah persiapkan itu. ekstreem-nya, bahkan kami menomorduakan keluarga kami,mungkin saja juga orang tua kami sendiri, demi terlaksananya semua rencana kami, tapi tentu saja dengan dukungan mereka juga. Susah, senang, sedih, tawa, lelah, puas, bahagia, semua kami rasakan bersama. Saat satu orang saja tidak bergabung, berasa ada bagian tubuhku yang hilang. aku merasa MarKas adalah pemberian Tuhan buat aku, pemberian besar: teman2 untuk membantuku berjalan.