Kamis, 18 Februari 2010

Bahasa

"Bahasa bisa jadi kendala" begitu kata dosenku sore tadi. Apa jadinya kalo kita berada di suatu tempat yang kita nggak tau bahasa yang digunakan orang-orang sekitar? Apa jadinya kalau kita tidak bisa memahami setiap tulisan? bahasa akan menjadi kendala kita dalam berkomunkasi.

Nggak kebayang, gimana rasanya kalo berada di suatu daerah pelosok yang kita nggak tau bahasa daerahnya. Masih mending kalo daerah itu ada di Indonesia. Seandainya kita nggak tau bahasa aslinya, kita masih bisa menggunakan Bahasa Indonesia, yang pasti ada orang yang tau, dan kita masih bisa berkomunikasi dengan mudah.
Tapi bagaimana kalo kita berada di negara lain? Apalagi negara yang bahasa aslinya bukan bahasa Inggris? Wah, pasti kita bakal susah banget berkomunikasi. Bahasa Inggris aja ga secara general sama di setiap negara yg berbahasa ibu Bahasa Inggris. Contohnya aja, Bahasa Inggris US beda sama Bahasa Inggris UK. Mungkin kalo dalam praktek menggunakannya, perbedaan itu nggak begitu terasa. Tapi kalo membaca buku yg berbahasa Inggris dari kedua negara itu akan sangat terasa perbedaannya. Aku sendiri kadang dibingungkan dengan istilah-istilah yang digunakan. Misalnya aja, text book yang dipake di kampusku adalah buku dari Amerika. Sedangkan text book yang dipake CAT adalah buku dari UK. Isi kedua buku itu sama-sama tentang akuntansi. Tapi istilah-istilah yang digunakan, yaampuuun...,bedaaa....dan bikin pusiiing... Jangankan aku. Dosenku aja kadang juga pada bingung.. :@

Kalo bahasa asing, yang bukan menjadi bahasa keseharian kita emang jelas-jelas bakal jadi kendala kita dalam berkomunikasi. Tapi bukan berarti bahasa yang kita gunakan sehari-hari bebas kendala. Sering kali dalam menggunakan bahasa itu, maksud yang ingin kita sampaikan belum tentu dapat diterima dengan baik dan benar oleh lawan bicara kita. Walaupun kita udah memakai bahasa yang baik dan benar sesuai tata bahasa dan ejaannya, nggak menjamin bahwa komunikasi tsb akan berjalan dengan lancar dan bebas kendala. Salah paham lah, beda persepsi lah, ato apa aja lah yang membuat komunikasi tsb tidak berjalan dengan lancar.

Baik digunakan secara lisan atau tertulis, pasti ada aja kendala dalam berbahasa. Tetapi kendala itu cenderung lebih besar jika berbahasa dalam tulisan. Buktinya, tiap kali kita baca buku, belum tentu hanya dengan sekali membaca kita langsung ngerti isi buku itu. Perlu kemampuan lebih untuk memahami suatu tulisan. -Mungkin anda juga sedang berusaha memahami apa yg saya tulis ini.hehe-

Tulisan yang ditulis lengkap, benar, ejaan yang baku dan grammar yang tepat aja kadang nggak gampang buat dipahami. Apalagi bahasa SMS yang biasanya disingkat-singkat demi hemat karakter? Tambah bingung deh nangkep maksud isi SMS itu.. Apalagi sms yg ditulis oleh para makhluk 'alay' yg kata Superglad; huruf i diganti tanda seru, maaf jadi 'muv', dll. Tambah bikin bingung aja tuuuh... Buat baca-nya aja susah, apalagi buat ngerti apa maksudnya... Bener-bener membuang waktu dan energi, kalo baca bahasa-bahasa alay itu.huh!! Baca tulisan dg bahasa yg wajar n normal aja kadang masih harus mikir lagi, eee, lha kok ada aja orang yang bikin bahasa-bahasa aneh.. Aku berharap makhluk-makhluk alay ga semakin bertambah. Kalo mereka bertambah, berarti orang-orang yang merusak bahasa juga semakin banyak, dan akan semakin banyak orang yang dipusingkan dengan bahasa-bahasa alay, dan Bahasa akan benar-benar menjadi kendala dalam berkomunikasi...

Tidak ada komentar: