Minggu, 23 Mei 2010

minggu kelabu

minggu yg aku maksud dalam judul tulisan ini bukanlah 'sunday' tapi 'week'
yaa, kurang lebih kalo dibahasa inggris-in kurang lebih 'sad week' kali yaa..

minggu ke empat bulan Mei, minggu yang semula aku kira akan berjalan sangat berat dengan tugas-tugas yang mendekati deadline, baru berjalan dua hari. hari ke tiga baru akan dimulai. hari itu, rabu pagi, entah apa yang membangunkanku dari tidur, begitu pagi. nggak lama setelah aku bangun, ada telepon masuk, dari ibu... tidak ada firasat apapun saat itu. saat ibu mengabarkan bahwa keponakannya-yang tidak lain adalah kakakku- yang tinggal di Palembang, baru saja dipanggil menghadap Tuhan. kaget, tentu saja. aku tau, kalau sudah sebulan ini kakak sepupuku yang usianya hampir sama dengan ibuku ini dirawat dirumah sakit, karena gagal ginjal. tapi kabar duka ini tetap saja membuat kaget. banyak hal yang berkecamuk di kepala. bagaimana dengan merry?dia baru saja lulus smp, tapi kenapa dia harus kehilangan ibu-nya secepat itu? bagaimana dengan evi?dia masih di Jogja, dan saat ini dia sedang ujian akhir semester, bagaimana keadaannya setelah mengetahui kepergian ibunya? harry, kakak mereka, aku percaya dia pasti kuat. tapi aku nggak bisa membayangkan kesedihannya..

ibu segera memintaku menemui evi, dan menghiburnya. juga ibu memintaku menemaninya pulang ke palembang. setelah bersiap-siap dengan segala keperluan yang akan aku bawa, aku bergegas menemui evi. mulai saat itu juga aku dan week-kakakku-, tak henti-hentinya saling berhubungan, week memberi banyak informasi tiket, dan mengurus segalanya untuk keberangkatan kami ke palembang.
singkat cerita, kami siap berangkat, dan jam 19.30 kami sudah mendarat di Palembang. hanya itu tiket yang tersedia untuk aku, evi dan indra. Perjalanan tidak berhenti sampai di situ. perlu 5jam lagi untuk sampai rumah. Harry sudah menunggu kami di bandara, untuk bersama-sama pulang. Kamis pagi, jam 01.00, kami tiba di rumah. Lega, karena kami dapat berjumpa dengan almarhum. Mbak Warni, kakakku, dia begitu tenang. Dia tak lagi merasa sakit, seperti bulan-bulan terakhir.. Dia terlihat tenang dalam tidur abadinya..

Segenap prosesi pelepasan jenasah sampai pemakaman selesai pada pukul 11.00. Dan pukul 14.00, aku dan indra harus segera pergi menuju Palembang, karena esok pagi kami haru segera pulang menuju Jogja. Kalau kami pergi malam hari, tidak ada kendaraan. Mau tak mau, kami harus berangkat siang itu juga. Malam hari jam 20.30, kami sampai di kota Palembang, dan kami beristrahat di rumah kerabat indra. Cukup waktu untuk mengumpulkan kembali energi kami.
Jumat pagi, kami pulang ke Jogja, dan sore pun, kami sudah tiba di rumah.

minggu ini terasa berat dan berjalan sangat cepat, lebih berat dari tugas2 yang sudah mendekati deadline itu. berat untuk melepas kepergian orang terkasih, yang sudah lebih dari 3 tahun tak pernah kami jumpai, karena kondisinya tak memungkinkan untuk pulang ke Jogja. Berat, tapi kami harus melepasnya, agar langkahnya menuju rumah Bapa menjadi lebih ringan. Terasa sangat cepat, sehingga berasa seperti mimpi, kadang membuatku berpikir 'apakah dia benar-benar sudah pergi?'

Berdoa, adalah satu-satunya hal yang bisa dilakukan. Permudah jalannya, Ya Tuhan, dan Berilah kekuatan bagi yang ditinggalkan...
Selamat Jalan mbak War...

Selasa, 18 Mei 2010

rada 'mengkeret'

uhuhuhu... beberapa waktu yang lalu aku sempet tertarik dengan auditing. beberapa waktu kemudian, aku sempat tertarik jadi auditor. tapi hari ini aku melihat sesuatu yang lain tentang seorang auditor yang bikin aku 'mengkeret' semangatnya buat jadi auditor.
tadi aku ngobrol-ngobrol sama dosenku yang juga seorang auditor. beliau cerita banyak tentang auditing. satu kesimpulan yang aku tarik dari obrolan tadi; auditor itu sangat sangat jeli! auditor sangat teliti dalam mengamati banyak hal. hal sekecil apapun bisa dilihat oleh auditor. ya..,emang sih, pekerjaan utama auditor emang mengamati. kejelian sangat dibutuhkan dalam pekerjaannya. mungkin bisa dibilang, kejelian dan ketelitian adalah modal utama seorang auditor untuk mengetahui atau mendeteksi suatu ketidakberesan suatu laporan keuangan atau kinerja perusahaan. mungkin karena itu, menjadikan auditor jeli terhadap segala hal. sekecil apapun itu. auditor mampu menelusur suatu kejadian menjadi kemungkinan-kemungkinan penyebab kejadian itu. hebat..hebat....

Tapi, aku sepertinya sama sekali nggak punya bakat untuk menjadi seorang yang jeli, orang yang teliti.. padahal itu modal utama seorang auditor... mungkin juga sih, kejelian dan ketelitian itu didapatkan dari pengalaman-pengalaman seorang auditor dalam mengaudit... tapi setelah mengetahui kejelian dan ketelitian auditor, aku berpikir, apa aku bisa?? aku jadi mengkeret.... hihihi....

Minggu, 16 Mei 2010

lagu lucu

hari ini aku makan seafood di deket jalan sudirman jogja. saat itu ujan deres, tempat agak basah, aku agak kecipratan air hujan, makan jd rada ga nyaman, apalagi menunya cuma tinggal cumi, padahal aku pengen udang. di tengah ketidaknyamananku dalam makan, ada 2 orang pengamen cilik. mungkin anak itu berumur sekitar 11 tahun dan yang satunya masih 9 tahun. mereka cukup rapih, ngamen pake kemeja gitu..Satu anak yang lebih tua membawa kentrung, dan yang lebih kecil berdiri di samping temannya, dan siap-siap bertepuk tangan.
Lagu pun mulai dinyanyikan anak yang lebih tua. Lagunya pake bahasa jawa. Waktu pertama denger, aku cuma senyum-senyum geli, karena anak itu seperti menyanyikan sebuah cerita, yang kata-katanya lebih mirip ke pantun. Lagu itu intinya menceritakan kisah (dia) seorang anak jalanan yang naksir cewek cantik, yang dia lihat di warung lesehan. Akhirnya dia bisa memacari cewek cantik. Tapi sayangnya cewek itu matre.
Di lagu yang dia nyanyikan, ada syair yang kurang lebih bunyinya begini:
"aku gelem nukkokke kowe blackberry angger gelem ra mangan 9 sasi" (aku mau beliin kamu balckberry asal kamu mau nggak makan selama 9 bulan)
Bayangkan, seorang anak kecil nyanyiin lagu dengan kata-kata itu. aku ketawa denger syair yang lugas dari seorang anak kecil itu.
Di akhir-akhir lagu, ada kata-kata serupa:
"tak tukokke force one, angger kowe gelem mangan salep 88" (Aku beliin force one, asal kamu mau makan salep 88)
Bwahahahaha....salep 88 kok piye.... Aku ngakak abis....sampe ga bisa nelen makanan.

Aahahaha... anak itu, kok ya bisa ya, bikin lagu selucu itu..
mungkin pembaca susah bayangin gimana lucunya. seandainya aku tadi apalin kata-katanya. mungkin jadi lebih kelihatan lucunya.hihihi....

Minggu, 09 Mei 2010

Belajar menjadi berbeda

Sabtu,8 Mei 2010. Hari itu aku menjalani berbagai kegiatan yang cukup padat. Perjalanan panjang dan berbagai kegiatan, yang cukup melelahkan. Jam 11 malam, aku baru aja selesai mempersiapkan bahan-bahan sekolah minggu bersama teman-temanku. Persiapan yang sebenarnya hal kecil, tapi butuh ketelatenan. Apalagi malam itu terasa melelahkan karena perjalanan dan kegiatan di siang harinya.

Sebelumnya, di sabtu pagi setelah bangun tidur, sesuai rencana semula, aku dan teman-temanku akan mengunjungi tempat Ziarah baru bagi umat Katolik-agama yang kupercayai- di daerah Kulon Progo, Yaitu Goa Maria Lawangsih. Kami semua sama-sama belum tahu, dimana tepatnya letak Goa Maria Lawangsih. Berdasarkan informasi dari teman yang sudah pernah berkunjung ke sana, kami berangkat dengan penuh semangat. Kami belum tahu bagaimana medan yang akan kami lalui. Yang kami tahu, tempat itu berada di daerah pegunungan. Kami mengira jalan yang kami lalui biasa-biasa saja. Tapi perkiraan kami tidak sesuai dengan kenyataan. Ternyata, jalan menuju tempat Ziarah baru itu merupakan jalan di pegunungan yang terjal. Sangat terjal, dan panjang. Kami tak menyangka bahwa perjalanan akan se-mengerikan dan se-melelahkan itu. Motor yang kami pakai hamper saja tidak kuat saat jalan menanjak. Kami berjalan sangat pelan. Sehingga perjalanan itu terasa sangaaaat panjaaang….
Tapi sesampainya di sana, Kami tidak kecewa. Kami mendapatkan suasana yang sangat adem, sunyi, nyaman. Tempat yang tepat untuk mencari ketenangan. Perjalanan yang mendebarkan dan melelahkan seolah terhapus dengan apa yang kami peroleh di Goa Maria Lawangsih itu. Tempat doa yang adem, membuat badan dan pikiran juga ikut adem, suasana yang tenang, tempat doa yang sunyi, dan diiringi dengan suara alam khas hutan, serta suara air mengalir bergemericik dan tetesan air dari dinding goa, yang sangat mendukung untuk memperoleh ketenangah batin.

Saat perjalanan pulang, kami melewati pemukiman penduduk(yang juga kami lewati saat berangkat), yang saat itu banyak penduduk yang sedang beraktifitas. Kami melewati mereka begitu saja, tanpa mengucap permisi. Sampai akhirnya ada warga yang berseru “nggih,monggo” (artinya “ya,silahkan..”) Kata-kata tersebut merupakan jawaban dari kata “permisi” dalam bahasa jawa. Ya, kami disindir. Kejadian kecil itu membuat temanku jadi terinspirasi untuk melakukan sesuatu yang berbeda.

Setelah perjalanan pulang kami berakhir, kami melaksanakan tugas kami, yaitu bertugas jaga parkir di Gereja. Biasanya kami bertugas hanya menempelkan karcis parkir, menunggu misa selesai, dan menarik kembali karcis plus uang seikhlasnya dari umat yang selesai misa. Semua itu kami lakukan sambil mengobrol. Terkadang sambil bercanda.

Temanku yang tadi merasa tersindir dengan ucapan seorang penduduk di sekitar tempa Ziarah mulai menyampaikan ide-nya untuk melakukan hal yang berbeda, berdasarkan kejadian yang dialami di jalan tadi. Kami ditantang untuk melakukan 3S(senyum salam sapa) seperti moto pegawai pom bensin, kepada seluruh umat yang datang, saat kami menempelkan dan menarik kembali karcis parkir. “Selamat sore pak,bu.. Silahkan maju” kurang lebih seperti itu, saat menempelkan karcis parkir. Dan “Terimakasih pak, bu… Selamat Jalan, hati-hati di jalan…” saat menarik uang dan karcis parkir kembali. Saat mendengar ide itu, kami semua hanya tertawa. Malu untuk melakukannya. Hal itu terasa sangat aneh. Tapi karena merasa tertantang, aku dan teman-teman mau melakukannya. Meskipun awalnya kami terkesan tidak serius, karena kami merasa canggung, dan menutupi rasa itu dengan tertawa. Saat aku mencoba, pertama kali aku merasa malu. Tapi saat aku mendapatkan respon yang baik, saat umat yang aku sapa kembali menyapaku, dan tersenyum, aku merasakan kebahagiaan tersendiri. Aku benar-benar merasa senang, saat aku bisa membuat orang lain tersenyum padaku, dengan tulus. Orang yang saat datang sedikit cemberut, saat kami sapa, mereka tersenyum. Mereka terlihat sangat senang. Sensasi saat melakukan hal itu sangat luar biasa. Kali ini aku tidak lebay. Benar-benar sangat senang saat bisa melihat dan merasakan hal itu. Tidak sampai di situ saja. Saat misa selesai, sebagian besar umat malah justru menyapa kami terlebih dulu. Woow! Kami merasa sangat dihargai.

Memang, awalnya kami malu untuk memulai. Tapi saat kami mencoba memberanikan diri untuk memulai, kami dapat merasakan hasilnya. Ya, sesuai kata yang diucapkan temanku saat mencoba mengajak kami untuk memulai hal yang berbeda; “selalu ada yang pertama dalam segala hal” memang sulit untuk menjadi yang pertama dan memulai sesuatu yang berbeda. Tapi asalkan ada niat, kemauan dan keberanian untuk memulai menjadi berbeda, kita pasti bisa! Let’s try…


-Dicuekin saat kita menyapa orang, ternyata sangat menjengkelkan dan menyakitkan. Hal ini mengingatkan kami dengan pegawai pom bensin saat melayani kita, yang sering kita cuekin. Setelah penngalaman sore ini di tempat parkir gereja, kami berniat untuk membalas sapaan mereka. Semoga kami bisa selalu ingat akan apa yang kami alami hari ini-

Kamis, 06 Mei 2010

Tentang Tertawa

Tentunya kita semua sudah tahu kalau tertawa itu menyehatkan. Selain sehat untuk jiwa kita, Tertawa juga bisa menyehatkan fisik kita, karena saat tertawa banyak atau bahkan mngkin semua bagian tubuh kita bergerak, dan jantung juga ikut terpacu. Jadi mungkin setara dengan berolahraga. Udah banyak penelitian dari para dokter atau para pakar kesehatan yang menyatakan bahwa tertawa itu menyehatkan, dan juga ada pembuktian dari orang yang menderita sakit yang cukup berat, dengan terapi tertawa, mnertawakan dirinya sendiri selama 15menit sehari, dia bisa bertahan hidup lebih lama.

Tapi tahukah anda kalau perbedaan obyek yang kita tertawai juga mempunyai pengaruh berbeda bagi tubuh kita?Hari ini, aku melihat tayangan Dorce inspiration, yang dalam talkshownya mendatangkan seorang terapis tertawa. Kata terapis itu, Menertawakan diri sendiri jauh lebih menyehatkan daripada menertawakan orang lain. Karena kalau kita menertawakan diri kita sendiri, baik menertawakan setiap keanehan dalam bentuk fisik kita atau menertawakan sikap kita yang aneh atau memalukan, maka seluruh kelenjar yang ada di tubuh kita, semuanya bekerja. Tapi kalau menertawakan orang lain, hanya sedikit, bahkan hampir tidak ada kelenjar yang bekerja secara optimal.

Aku kurang tahu bagaimana penjelasan ilmiahnya. Tapi buatku pernyataan bahwa menertawakan diri sendiri lebih bagus daripada menertawakan orang lain bisa diterima. Pengaruh secara fisiknya, kita tidak tahu secara pasti. Tapi kalau dirasakan, ada benarnya juga, bahwa secara psikis, menertawakan diri sendiri lebih bijak daripada menertawakan orang lain. Tertawa akan menjadikan bahagia. Tapi kalau ditertawakan, justru menyakiti hati. Kalau kita menertawakan orang lain, itu artinya kita berbahagia di atas penderitaan orang lain. Lain hal-nya kalau kita menertawakan diri sendiri. Kita bisa bahagia, tanpa harus menyakiti orang lain. Jadi selain fisik kita jadi sehat, jiwa kita juga sehat, karena tidak menyakiti orang lain. :)

Soooo, agar kita bisa menjaga kesehatan, bahkan memperoleh kesehatan yang gratis dan gampang, mari kita mulai belajar menertawai diri kita sendiri, setiap hari, mulai saat ini..

Rabu, 05 Mei 2010

katanya wanita itu peka

"why men don't listen and women can't read maps"

itu judul buku karya Allan+Barbara Pease yang saat ini aku baca. dalam buku ini, Allan dan Barbara mengulas segala bentuk perbedaan antara pria dan wanita, berdasarkan penelitian-penelitian psikologis,biologis, bahkan sejarah kehidupan manusia dari jaman purba sampai sekarang. Tujuan utama dari diterbitkannya buku ini adalah agar kita(pembaca) dapat lebih memahami bagaimana pria dan wanita, apa perbedaannya, apa yang membuat berbeda, sehingga para pembaca dapat lebih memahami diri sendiri serta lawan jenisnya, dan diharapkan agar dapat menjalin hubungan dengan baik. Allan dan Barbara ingin menekankan bahwa tidak ada yang lebih unggul antara pria dan wanita. Mereka hanya berbeda. Jadi tidak dibenarkan jika terjadi penindasan karena perbedaan gender.
Tiap membaca tiap halaman dari buku ini, selalu membuatku tersenyum, dan bergumam "iya ya...", atau "Ooh..,gitu ya..." dan sebagainya. Dari buku ini kita bisa mengetahui apa sebab kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan pria dan wanita. Bisa mengerti kenapa wanita suka menggosip, kenapa wanita cenderung lebih sensitif, kenapa wanita suka berbicara, dan lain-lain. Juga kenapa pria banyak yang memikirkan hal-hal berbau seks, kenapa banyak pria suka merokok, kenapa pria cenderung cuek, kenapa pria tidak pandai berbohong dan lain-lain. Buku ini menarik banget.

Salah satu hal yang ditulis dalam buku ini yang cukup menarik mengenai ke-sensitifan wanita. Menurut penelitian, wanita cenderung peka terhadap setiap perubahan di sekitarnya, sekecil apapun itu. Wanita memiliki kelebihan dalam merasakan perbedaan, baik perbedaan suara (nada suara, intonasi, volume), sikap, gerak-gerik, dan lain-lainnya. Hanya dengan perasaan, wanita bisa merasakan perubahan-perubahan itu. Entah perubahan karena kebohongan, atau ketika ada suatu hal yang ditutup-tutupi darinya. Dan hampir semua yang dirasakan wanita itu, adalah benar.

Kadang, tiap wanita yang merasakan setiap perubahan itu sulit untuk menyampaikan apa yang dia rasakan. Misalnya aja ada kasus seorang cewek yang dibohongi cowoknya. Sebenarnya banyak cewek yang bisa merasakan kalau dia dibohongi, atau dicurangi, melalui perubahan-perubahan cowoknya. Tapi cewek itu tidak punya cukup bukti, bahkan sama sekali tidak punya bukti bahwa dia dibohongi atau dicurangi. Cewek itu hanya bisa menuduh cowoknya, bahwa si cowok berbohong. Lalu si cowok malah balik marah sama si cewek, dan mengatakan bahwa si cewek mengada-ada. Dalam hal seperti ini, cewek itu jadi korbannya. Udah tersiksa karena merasa dibohongi, dimarahi pula karena 'dituduh' menuduh si cowok yang membohonginya. Waah, ribet ya...
Kisah-kisah kaya gini banyak sekali terjad di sekitarku. Teman-temanku banyak yang pernah mengalaminya. Bahkan aku sendiri pernah mengalaminya. Yah, meskipun contoh kasus tadi ga bener-bener terjadi seperti itu sama persis, tapi secara garis besar ya memang begitu. Benar atau tidak, tapi sudah terbukti banyak kejadian seperti itu..

Ehm, aku ambil kesimpulan dari apa yang dikatakan Allan dan Barbara, bahwa wanita itu sangat peka/sensitif, dan pria tidak pandai berbohong, maka sebaiknya para pria janganlah membohongi wanita. Sekecil apapun perubahan dapat dirasakan oleh wanita. Kalau sedang berbohong, pasti akan terdapat perubahan sikap. Karena pria tidak pandai berbohong, maka mereka tidak bisa menutupi perubahan sikap mereka. Karena wanita itu sensitif, maka akan dengan mudah mengetahui jika dia dibohongi. Jadi, para pria, janganlah kalian membohongi para wanita.. :)
Semoga kesimpulanku bisa diterima..