Senin, 03 Oktober 2011

Mengeluh


Disaat merasa mentok, kecewa, sedih, kesulitan atau hal-hal susah lainnya, biasanya banyak yang berujung dengan melakukan seperti judul tulisan ini. Mengeluh. Sepertinya mengeluh adalah ujung dari segala kesusahan yang dialami manusia. Aku yang juga manusia sering mengalami dan melakukannya. Mengeluh itu seperti sampai di ujung jalan. Jalan itu bukan jalan yang membawa kita sampai ke tujuan, tetapi jalan itu adalah jalan buntu! Ketika mengeluh, ya sudah, sampai disitu saja, tidak akan ada solusi. Belum lagi efek mengeluh pada orang-orang di sekitar kita. Mereka bisa jengah, merasa yg mengeluh itu manusia yang kurang bersyukur, dan lain-lain. Belum tentu orang di sekitar kita ada dalam keadaan yang lebih nyaman daripada apa yang kita alami. Ujung-ujungnya dengan mengeluh hanya akan menyebarkan energi negatif.  
Ketika dalam keadaan hati dan emosi yang baik-baik saja, aku sadar tentang apa yang kutulis diatas. Ngomong emang gampang ya. Saat aku merasa dalam keadaan sulit,atau kecewa, tidak jarang aku mengeluh. Aku seperti lupa kalau mengeluh itu tidak baik. Seperti lupa bersyukur. Seperti lupa memperhatikan keadaan orang di sekitarku. Di saat aku ingat,seperti saat ini, aku Cuma bisa menyesal. Untuk bapak,ibu, kakak-kakakku, pacarku, sahabat-sahabatku, teman-temanku, dan siapapun yang mengenalku, yang pernah mendengarku mengeluh, aku minta maaf... Meskipun aku belum sampai pada tingkat kesabaran tinggi, yang bisa ketika sedang kesusahan bisa mengingat bahwa mengeluh itu tidak baik, aku akan berusaha untuk sampai pada tingkatan itu.
Kata Ajahn Brahm, ada pepatah Budhis yang mengatakan “daripada mengeluhkan kegelapan, lebih baik menyalakan lilin.” Kalau mengeluh dalam kegelapan, gelap itu akan jadi lebih gelap dan pengap buat orang lain. Tapi kalau menyalakan lilin, orang lain akan ikut merasakan terangnya. Ya!Mencari solusi lebih baik daripada mengeluh. Mari berusaha... J

Tidak ada komentar: