Senin, 03 Oktober 2011

Perahu Kertas ngebut


Belum lama ini aku baru saja selesai memaca ‘Perahu Kertas’, novel setebal 434halaman karangan Dewi Lestari, yang kubaca dalam waktu kurang dari 12jam! Ini rekor tersendiri buatku. Untuk ukuran novel yang pada awalnya tidak aku tahu bagaimana ceritanya, rekor ini sangat luar biasa buatku.hehehe... Novel dengan cerita yang dulu membuatku sangat penasaran pun tak bisa kuselesaikan dalam waktu secepat itu. Twilight misalnya. Aku butuh waktu sekitar seminggu untuk selesai membacanya. Padahal dari bentuknya aja sudah terlihat kalau Twilight lebih tipis daripada Perahu Kertas. Niat dan Ada waktu. Mungkin itu sebabnya. J
Seharian mulai dari jam 1 siang setelah aku bangun tidur (maklum, karena beberapa hari sebelumnya aku begadang, jadi masih butuh extra sleep time. :p), aku mulai membuka buku itu. Setelah setengah jam membaca, aku sudah masuk di dunia lain, ga peduli apa yg terjadi di sekitarku. Semua sms aku cuekin, ibu yang ngajak ngobrol Cuma aku jawab dengan “hmmm” atau “yaa”. Sampe akhirnya kakakku pulang sekitar jam 10 malam, dan membawakanku swikee, aku baru ingat kalo seharian belom makan! Aku pun makan dengan segera, pengen cepet-cepet lanjutin baca. Selesai makan, aku baca lagi, dan tidak lama aku merasa badanku lengket2 ga enak gitu. Ternyata karena seharian belom mandi! :p. Jam 11 malam aku selesai mandi dan menyelesaikan sedikit halaman yang belum terbaca itu. Dan akhirnya....akhirnya.... akhirnyaaaaa, jam 1.30 aku selesai membaca! Horeeee.... :D (apa deh...)
Perahu kertas ini menceritakan tentang kisah dua orang aneh yang sangat berbeda dunianya. Yang cewek, Kugy, seorang pengkhayal yang bercita-cita jadi seorang ‘juru dongeng’ yang acak-acakan baik sikap atau penampilannya. Yang cowok, Keenan, adalah seorang (yang ingin jadi) seniman, yang suka sekali melukis. Dunia dan kehidupan mereka jauh berbeda. Yang satu super cerewet dan berantakan, yang satu cenderung anteng dan ganteng. Yang satu keluarganya bahagia dan ceria, satunya keluarganya hidup dalam luka masa lalu. Dan masih banyak perbedaan. Satu-satunya kesamaan mereka adalah predikat ‘orang aneh’ yang diberikan teman-teman mereka.
Love at first sight, perasaan yang tak terungkapkan, harapan, gejolak hati. Kurang lebih itu yang ada di cerita Perahu Kertas. Setidaknya itu yang membuatku tertarik dengannya. Rata-rata cerita kayak beginian yang menarik buat aku baca. Kisah-kisah yang hanya dibaca saja rasanya bisa ikut merasakannya. :D
Membaca buku ini rasanya seperti makan permen nano-nano. Nggak terus tiba merasa manis/asem/asin di lidah juga sih. Membaca buku ini bisa dibuat senyum dikit, senyum agak banyak, senyum banyak, dan akhirnya ngakak. Lalu bisa juga dibuat hatinya ikut teriris-iris (lebay bgt ga ya istilahnya?), seperti merasakan apa yang dirasakan tokohnya. Kalau membaca dengan sepenuh hati dan segenap jiwa plus sensitifitas yang tinggi,membaca buku ini bisa dibuat mewek, nangis gitu. Tapi kaya naik roller coaster, dalam keadaan mewek dan berair mata, tiba-tiba dibuat ketawa! Seru pokoknya. :D

Tidak ada komentar: