agak aneh, malam ini tiba2 aku kangen dengan aku setahun yang lalu
kangen rambut panjangku yang kudapat setelah dua tahun perjuangan mempertahankannya
kangen kuku-kuku jari tangan n kakiku yang selalu dicat gelap yang sering dibilang abis kejepit pintu
kangen puluhan gelang yg kebanyakan berwarna hitam yang berjajar rapi di tangan kiriku, yang membuat orang-orang menyebutku 'bakul gelang'
kangen aku yang suka ribet sendiri waktu kuliah, entah dg tulisan2ku, main game, baca2 novel/cerita lucu dan kadang majalah, atau curi2 makan saat kuliah
kangen aku yg berjuang keras melawan rasa kantuk saat suliah yg sangat membosankan
kangen aku dan teman2ku yg suka usil dan saling mengerjai di kampus
kangen keluyuran sampe pagi sama temen2 markas
kangen nonton film2 drama dan mewek tiap malam :p
kangen aku yang suka ketawa ngakak
hahaha....itu dulu.... dulu aku begitu... :D
This is my page. My space. I share what's in my head. Sometime it's inspiring thing. Sometime it's just vent of my mind. What's in this page is just a little piece(s) of my life. You can judge what I write. But not my life ;) - I write what I want to write. Because this is my space
Sabtu, 31 Desember 2011
Rabu, 21 Desember 2011
Socialiezt (II)
# Lab AVA
Kelas ini menjadi tempat pertama kami, 20 makhluk
kelas ilmu sosial untuk saling mengenal dan bersosialisasi -dalam proses tersebut, selanjutnya kami menamakan diri socialiezt '07-
Lab AVA, ruang
terpencil, yang hampir mirip gudang, karena banyak barang2 yg entah berguna
atau tidak yang terletak disana.Ada panel2 portofolio beserta makalah2nya,
benda2 pendukung mata pelajaran sejarah dan geografi, dll. Yang paling penting, di ruang itu
ada TV, player dan radio+tape.
Suatu saat di waktu senggang, kami membahas tentang potensi2 yg ada di ruang tersebut. Ga ada salahnya kalau kami pergunakan apa yang ada. Kadang kami menyalakan radio ato
nonton film dg player yg ada. Kami melakukannya ga cuma waktu istirahat. Kalau lagi ngerjain tugas, dan
guru yg bersangkutan mengijinkan, kami pasti mengerjakan sambil dengerin radio. Bahkan tidak jarang memaksa guru
buat nonton film aja, biar pelajaran ga bosen.
Suatu hari, entah siapa yg
mencetuskan ide, kita iuran membeli antenna kecil buat TV yg ada di ruang itu. Dan sejak saat itu TV menjadi hiburan utama kami di saat jam kosong maupun
istirahat. Dan dengan demikian kelas kami menjadi kelas eksklusif, dibanding kelas2
lain. Dan membuat kita ogah kembali ke peradaban kami yg sebenarnya, di ruang
kelas sebenarnya. :D
to be tukinyut again...
Mika - My Interpretation
You talk about life, you talk about death,
And everything in between,
Like it's nothing, and the words are easy.
You talk about me, and you talk about you,
And everything I do,
Like it's something, that needs repeating.
I don't need an alibi or for you to realize,
The things we left unsaid,
Are only taking space up in our head.
Make it my fault, win the game
Point the finger, place the blame
It does me up and down,
It doesn't matter now.
[chorus:]
'Cause I don't care if I ever talk to you again.
This is not about emotion,
I don't need a reason not to care what you say,
Or what happened in the end.
This is my interpretation,
And it don't, don't make sense.
The first two weeks turn into ten,
I hold my breath and wonder when it'll happen,
Does it really matter?
If half of what you said is true,
And half of what I didn't do could be different,
Would it make it better?
If we forget the things we know.
Would we have somewhere to go?
The only way is down, I can see that now.
[chorus]
It's really not such a sacrifice
[chorus]
And it don't have to make no sense to you at all,
'Cause this is my interpretation, yeah, yeah, yeah.
And everything in between,
Like it's nothing, and the words are easy.
You talk about me, and you talk about you,
And everything I do,
Like it's something, that needs repeating.
I don't need an alibi or for you to realize,
The things we left unsaid,
Are only taking space up in our head.
Make it my fault, win the game
Point the finger, place the blame
It does me up and down,
It doesn't matter now.
[chorus:]
'Cause I don't care if I ever talk to you again.
This is not about emotion,
I don't need a reason not to care what you say,
Or what happened in the end.
This is my interpretation,
And it don't, don't make sense.
The first two weeks turn into ten,
I hold my breath and wonder when it'll happen,
Does it really matter?
If half of what you said is true,
And half of what I didn't do could be different,
Would it make it better?
If we forget the things we know.
Would we have somewhere to go?
The only way is down, I can see that now.
[chorus]
It's really not such a sacrifice
[chorus]
And it don't have to make no sense to you at all,
'Cause this is my interpretation, yeah, yeah, yeah.
Selasa, 20 Desember 2011
Socialiezt (I)
# Sebuah awal,
Tahun ajaran baru 2005/2006. Aku yakin,
masing2 dari siswa yg akan ikut kelas XI program ilmu sosial saat itu merasa
kaget,heran,cemas dan lain sebagainya, karena, saat itu diumumkan bahwa siswa
baru di kelas sosial HANYA berjumlah 20 orang. Hari pertama perkenalan
dengan wali kelas kami. Saat itu juga dilakukan penentuan pengurus kelas, yang akhirnya diputuskan bahwa yusuf -yang selanjutnya lebih akrab dipanggil ucup- dipilih sebagai ketua kelas.
Pada minggu pertama, karena di sekolah kami sedang
dilakukan renovasi gedung, maka terpaksa harus ada 2 kelas ya rela dipindah, sedangkan kelas yg lain harus
digeser. Salah satu kelas yg dipindah adalah kelas kami, kelas ilmu sosial. Dan parahnya,
kelas kami dipindah di lab AVA, yg letaknya jauh dari peradaban, jauh dari kelas2
lain, jauh dari koperasi, jauh dari kantin. Lab itu dekat dg parkiran motor,
kantor TU dan WC guru.
Sulit dibayangkan saat itu, 20 anak dari 6 kelas yg berbeda2, disatukan di sebuah kelas ‘terasing’. Awalnya kami sulit menerima. Pertemanan diantara kami juga masih terjadi gap2an. Aku,Nika,Diah, yg sebelumnya dari kelas yg sama, dapat bergaul dg mudah. Ditambah Eca, yg se-pasukan tonti denganku+Nika. Kita berempat bisa cepet nyambung.
Devita+Sari, dua anak yg paling heboh dari kelas X.6 berteman dg Hanip+Fika dari kelas X.3. Dua kelompok perempuan ini pada awalnya tidak terlalu dekat. Tapi Hanip+Fika terus ikut bergabung dengan kami berempat. Dan lama kelamaan kami berdelapan bisa bergabung.
Semua itu dapat terjadi, karena kami jauh dari kelas lain. Kalau mau ke kantin, kami harus bareng2. Kalau jam kosong atau istirahat, kami juga ga bisa gabung dg kelas lain, karena boros waktu buat pergi ke kelas lain/ke perdadaban. Jadi kami bersosialisasi hanya dengan penghuni baru lab AVA itu. Seiring berjalannya waktu, ke20 orang anak itu mulai nyambung, dekat dan kompak…
Sulit dibayangkan saat itu, 20 anak dari 6 kelas yg berbeda2, disatukan di sebuah kelas ‘terasing’. Awalnya kami sulit menerima. Pertemanan diantara kami juga masih terjadi gap2an. Aku,Nika,Diah, yg sebelumnya dari kelas yg sama, dapat bergaul dg mudah. Ditambah Eca, yg se-pasukan tonti denganku+Nika. Kita berempat bisa cepet nyambung.
Devita+Sari, dua anak yg paling heboh dari kelas X.6 berteman dg Hanip+Fika dari kelas X.3. Dua kelompok perempuan ini pada awalnya tidak terlalu dekat. Tapi Hanip+Fika terus ikut bergabung dengan kami berempat. Dan lama kelamaan kami berdelapan bisa bergabung.
Semua itu dapat terjadi, karena kami jauh dari kelas lain. Kalau mau ke kantin, kami harus bareng2. Kalau jam kosong atau istirahat, kami juga ga bisa gabung dg kelas lain, karena boros waktu buat pergi ke kelas lain/ke perdadaban. Jadi kami bersosialisasi hanya dengan penghuni baru lab AVA itu. Seiring berjalannya waktu, ke20 orang anak itu mulai nyambung, dekat dan kompak…
to be tukinyut ... (kata2 yg sering diucapkan Sari waktu SMA. artinya; to be continued)
Kamis, 08 Desember 2011
Jekardah
Katanya dia identik dengan panas, macet dan mahal. Ada juga yg ngomong kalo dia kejam.
4 Desember 2011 yang lalu, aku dengan sengaja mendatanginya. Setelah mengabaikan ketakutanku akan cerita-cerita buruk tentangnya, aku memberanikan diri untuk mendekatinya, ingin berteman dengannya. Aku berharap bisa hidup dengannya. Beruntung, aku punya kakak yang membantuku untuk mengenalnya. Melindungiku, dan menyediakan area aman untukku. Tidak hanya aman, tapi juga nyaman.
Saat ini, sudah 4 hari aku hidup dan bergumul dengan Jekardah. Tapi tak sekalipun aku merasakan apa yang pernah aku dengar dari orang-orang yang telah mengenalnya.
Tidak panas karena sepanjang siang aku berada di ruang ber-AC
Tidak macet karena sehari-hari aku hanya memerlukan kakiku untuk kegiatan sehari-hari
Tidak mahal karena banyak makanan murah dan enak disekitarku, juga karena ada kakak yg selalu merepotkan dirinya untuk memudahkanku
Tidak kejam karena aku terlindungi sepanjang hari
Aku betah dengannya. Aku merasa bisa bersahabat dengan sedikit bagian darinya.
Mungkin aku merasa demikian karena baru sangat sangat sedikit mengenal Jekardah. Aku bahkan belum mengetahui dimana letak hal-hal buruk itu. Jika suatu hari aku mulai mengetahuinya, aku berharap nantinya aku bisa memahaminya, bisa mensyukurinya, hingga kelak kami bisa benar-benar bersahabat. Meskipun persahabatan itu tidak akan sekental persahabatakku dengan yang telah kukenal selama 21tahun....
Jekardah, mari kita berteman.... :)
Rabu, 30 November 2011
Tiba-tiba Tiba
Secara tak terduga, bus itu tiba.
Beberapa saat yang lalu, aku melihatnya masih berada jauh di ujung jalan tempat dimana aku menunggu.
Saat aku berkedip, bus itu sudah ada di depan mataku, dan pintunya sudah terbuka untukku.
Aku terkejut.
Ini bus yang aku tunggu.
Tapi kenapa tiba secepat ini?
Aku belum sempat mengangkat tas yang akan kubawa.
Bahkan yang menemaniku menunggu pun belum sempat berkata-kata.
Kondektur sudah menungguku untuk segera masuk ke dalam bus.
Sang sopir juga sudah membunyikan klaksonnya.
Mau tak mau aku harus segera mengambil langkah.
Semoga aku tidak salah langkah.
Beberapa saat yang lalu, aku melihatnya masih berada jauh di ujung jalan tempat dimana aku menunggu.
Saat aku berkedip, bus itu sudah ada di depan mataku, dan pintunya sudah terbuka untukku.
Aku terkejut.
Ini bus yang aku tunggu.
Tapi kenapa tiba secepat ini?
Aku belum sempat mengangkat tas yang akan kubawa.
Bahkan yang menemaniku menunggu pun belum sempat berkata-kata.
Kondektur sudah menungguku untuk segera masuk ke dalam bus.
Sang sopir juga sudah membunyikan klaksonnya.
Mau tak mau aku harus segera mengambil langkah.
Semoga aku tidak salah langkah.
Selasa, 29 November 2011
Hidup Benar Menurut 10 Butir Filsafat Jawa
1.
Urip Iku Urup (Hidup itu nyala)
Hidup kita itu hendaknya memberi manfaat
bagi segenap orang lain yang berada di sekitar kita. Semakin besar kita bisa
memberikan manfaat dan berguna bagi khalayak ramai, kualitas hidup kita pun
juga akan menjadi lebih baik.
2.
Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara
(Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan
Kesejahteraan, serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak)
Tugas kita selagi hidup di dunia ini adalah
mengusahakan bonum commune yang dalam
bahasa politik sering diterjemahkan sebagai kebaikan atau kesejahteraan bersama
untuk segenap masyarakat. Kita meminimalisir segala bentuk kejahatan dan wujud
keserakahan.
3.
Sura Diya Jaya Jayaningrat, Lebur Dening
Pangastuti (Segala sifat keras hati,
picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan
sabar)
Cinta tanpa pamrih akan mengalahkan segala
bentuk kekerasan hati. Dalam bahasa Latin ada ungkapan Caritas Christi urget nos yang kurang lebih bisa diartikan “kasih
Tuhan mendorong kita untuk berbuat banyak bagi sesama”. Bisa juga kita artikan
“kasih mengalahkan segala angkara murka”
4.
Ngluruk Tanpa Bala; Menang Tanpa Ngasorake; Sekti
Tanpa Aji-aji; Sugih Tanpa Bandha (Berjuang tanpa perlu membawa massa; Menang
tanpa harus merendahkan atau mempermalukan orang lain; Berwibawa tanpa harus
mengandalkan kekuasaan, kekuatan, kekayaan atau keturunan; Kaya tanpa didasari
kebendaan)
Apalah artinya hidup ini bila kita dimusuhi
orang lain karena ulah kita sendiri? Rasa-rasanya tiada guna kita memuja diri
dengan segala atribut duniawi berbentuk kekuasaan, kekayaan, penampilan fisik,
kalau nyatanya kita tidak punya kawan. Pun pula tidak perlu juga kita membuat
orang lain malu atau sakit hati hanya karena kita ingin “balas dendam”. Jauh
lebih bermartabat, kalau kita berani mengampuni orang lain dan memberikan maaf,
sekalipun yang bersangkutan barangkali tidak mau mengaku salah dan tidak mau
berdamai dengan kita. Kebesaran jiwa seseorang justru terbaca ketika berani
mengaku salah dan minta maaf; pun pula rela mengampuni mereka yang bersalah
kepada kita.
5.
Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun
Kelangan (Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih
manakala kehilangan sesuatu)
Memiliki benda itu perlu namun tidak perlu
menumpuk. Benda atau harta harus diperlakukan sebagai “sarana” dan bukan “tujuan”
hidup. Tujuan hidup kita tak lain adalah memuji kebesaran Tuhan, melayani
sesama dan berbakti kepada Sang Pencipta melalui karya-karya kasih kepada
sesama.
6.
Aja Gumunan; Aja Getunan; Aja Kagetan; Aja Aleman
(Jangan mudah terheran-heran; Jangan
mudah menyesal; jangan mudah terkejut; jangan mudah kolokan ataumanja)
Banyak ornag mengalami “gegar budaya”
(culture shock) manakala menjadi kaya secara tiba-tiba. Di Indonesia, banyak orang
OKB (Orang Kaya Baru) mendadak berubah tingkah lakunya. Selain suka berbelanja
di pusat-pusat bisnis, caranya berdandan dan berbicara dengan orang lain pun
jadi berubah.
7.
Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan
Kemareman (Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh
kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi)
Harta, kekuasaan, dan kenikmatan adalah
tiga hal yang sering kali membawa manusia pada jurang dosa alias gampang digoda
melakukan pelanggaran norma-norma sosial-hukum-susila-agama-moral.
8.
Aja Kuminter mundak Keblinger; Aja Cidra Mundak
Cilaka (Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah; Jangan suka berbuat
curang agar tidak celaka)
Pintar dan cerdas sangat membuka peluang
bagi kita menjadi sombong dan arogan. Kalau kita merasa pintarsendiri, kita
memandang orang lain dengan sebelah mata. Kita meletakkan diri kita terlalu
tinggi dan memandang orang lain terlalu rendah. Orang yang hanya peduli dengan
dirinya sendiri akan mudah sekali “jatuh” dalam dosa yang disebut main curang.
9.
Aja Milik Barang Kang Melok; Aja Mangro mundak
Kendo (Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, canti, indah; Jangan
berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat)
Hidup sederhana itu indah. Hidup menurut
ukuran dan takaran kita sendiri adalah bijaksana daripada harus hidup penuh
kepalsuan layaknya bunyi pepatah lama “Besar pasak daripada tiang”. Sekarang
ini, banyak orang lupa diri lantaran kena hipnotis akan hidup enak, mewah dan
serba cepat.
10.
Aja Adigang, Adigung, Adiguna (Jangan sok kuasa,
sok besar, sok sakti)
Sombong adalah akar segala dosa. Merasa
diri paling hebat biasanya menjadi awal untuk melakukan segala bentuk
penghinaan kepada orang lain. Sombong dan arogansi akan bertambah hebat, kalau
ditopang oleh kekayaan. Menjadi lebih “mengerikan” lagi kalau ditambahi dengan
semangat mencari kekuasaan alias ambisius.
-Dikutip dari “Olah Hati dan Budi” Teks misa
gereja St. Antonius Kotabaru Yogyakarta-
Minggu, 27 November 2011
Membuat Keputusan
Akhir-akhir ini aku sering dihadapkan pada sesuatu yang disebut pilihan. Pilihan itu datang keroyokan dan mereka datangnya tiba-tiba. Di saat yang bersamaan pula. Dan akhirnya membuat aku jadi dilema. Kalo udah dilema, bingung jadinya. Takut salah pilih, membuatku jadi makin bingung. Apalagi waktu yang diberikan untuk memilih sangatlah singkat. "gyaaaa....iki piye???" itu yang sering aku teriakkan akhir2 ini. Aku jadi inget dg 'kitab'ku saat galau melanda. Bukunya Ajahn Brahm. Aku baca lagi buku itu, dan ada satu cerita Ajahn Brahm yang cocok dengan apa yang aku alami akhir-akhir ini. Ini satu paragraf yang bisa membantuku mengurangi kebimbangan yang menjadi-jadi.
Saat kita tiba di persimpangan jalan dan tak yakin arah mana yang harus diambil, kita sebaiknya menepi, rehat sejenak, dan menanti sebuah bus. Segera, biasanya pada saat kita tak berharap, sebuah bus tiba. Di bagian depan bus umum ada tulisan yang menandakan tujuan dari bus itu. Jika tujuan anda sama, naiklah ke bus itu. Jika tidak, tunggulah, akan selalu ada bus lain yang datang.
-Ajahn Brahm-
Solusinya simpel yaa... Yang harus aku lakukan saat ini hanyalah menunggu bus-ku tiba. Memang, sudah ada beberapa bus yang lewat dan aku lewatkan. Aku lewatkan karena tujuan bus itu tidak sampai di tempat tujuanku, ada yang aku lewatkan karena aku tidak berharap bus itu akan lewat, dan ada juga bus yang ingin aku tumpangi tapi tidak mau berhenti untuk mengangkutku :D. Tapi aku tidak perlu khawatir, karena pasti di belakang masih ada bus-bus lain yang akan lewat. Bagaimana denganmu? Apakah kamu sudah menemukan bus-mu? :)
Jumat, 28 Oktober 2011
Rindu
Akhir-akhir ini hujan merupakan harapan bagi sebagian besar orang. Siang-malam yang terasa panas dan 'sumuk', mendung nanggung yang selalu mondar-mandir yang membuat bumi menjadi semakin pengap, dan kekeringan yang melanda di beberapa wilayah, membuat banyak orang mendambakan hujan, termasuk aku.
Malam ini, aku dibuat terkenang oleh bau khas tanah tersiram hujan. Hujan yang hanya turun sejenak cukup kuat untuk melempar memoriku pada saat-saat hujan sekitar 2 atau 3 tahun yang lalu, saat aku masih tinggal di kamar kecil di sebuah rumah di Jl. Solo, kost wanita Djasol.
Dulu, aku adalah mahasiswi yang hobi begadang. Tugas kuliah atau koneksi internet gratis atau kumpulan film-film favorit selalu menemaniku menghabiskan malam. Jadwal ujian juga pasti selalu menjadi salah satu alasanku untuk begadang. Tapi ada satu hal yang tidak pernah absen menemaniku, secangkir cappuccino...
Karena sebagian besar penghuni kost itu banyak yang tidak suka beraktifitas di malam hari, maka kegiatan begadang selalu aku jalani sendirian. Internet atau film kadang membuatku bosan (kalo tugas dan ujian, nggak perlu ditanya, pasti juga membuatku bosan ;p), tapi ada satu teman yang tidak pernah membuatku bosan. Hujan... Waktu dia datang, segera aku menyambutnya dengan membuka pintu kamarku yang terletak di lantai atas itu. Aku tinggalkan kegiatanku sebelumnya, kuambil teman setiaku, secangkir cappucino, dan kunikmati suara hujan yang membuat malam jadi ramai tapi tetap damai. Saat-saat seperti itu adalah saat yang sangat nyaman.
Segera aku buat secangkir cappuccino, dan kunikmati sisa-sisa hujan sambil menikmati cappuccinoku, dan kubayangkan aku sedang berada di kamar kostku... :)
Malam ini, aku dibuat terkenang oleh bau khas tanah tersiram hujan. Hujan yang hanya turun sejenak cukup kuat untuk melempar memoriku pada saat-saat hujan sekitar 2 atau 3 tahun yang lalu, saat aku masih tinggal di kamar kecil di sebuah rumah di Jl. Solo, kost wanita Djasol.
Dulu, aku adalah mahasiswi yang hobi begadang. Tugas kuliah atau koneksi internet gratis atau kumpulan film-film favorit selalu menemaniku menghabiskan malam. Jadwal ujian juga pasti selalu menjadi salah satu alasanku untuk begadang. Tapi ada satu hal yang tidak pernah absen menemaniku, secangkir cappuccino...
Karena sebagian besar penghuni kost itu banyak yang tidak suka beraktifitas di malam hari, maka kegiatan begadang selalu aku jalani sendirian. Internet atau film kadang membuatku bosan (kalo tugas dan ujian, nggak perlu ditanya, pasti juga membuatku bosan ;p), tapi ada satu teman yang tidak pernah membuatku bosan. Hujan... Waktu dia datang, segera aku menyambutnya dengan membuka pintu kamarku yang terletak di lantai atas itu. Aku tinggalkan kegiatanku sebelumnya, kuambil teman setiaku, secangkir cappucino, dan kunikmati suara hujan yang membuat malam jadi ramai tapi tetap damai. Saat-saat seperti itu adalah saat yang sangat nyaman.
Segera aku buat secangkir cappuccino, dan kunikmati sisa-sisa hujan sambil menikmati cappuccinoku, dan kubayangkan aku sedang berada di kamar kostku... :)
Selasa, 11 Oktober 2011
Dangerous and Sweet - Lenka
It's difficult to see from the surface
But everything goes in
And it stings like a spider
Hits you deep inside and
I know that you are just like me oversensitive
We're an ordinary breed
Taking everything for much more than it means
Well, it's dangerous and it's sweet
Cut us and we bleed
All these words we speak casually
Well, maybe I'm just weak, but it hurts me
Everything you said, everything you said
Everything you said, well it cuts like a knife
It hurts me deep inside and
I know that you are just like me oversensitive
We're an ordinary breed
Taking everything for much more than it means
Well, it's dangerous and it's sweet
Cut us and we bleed
I should put on my armor the next time I see you
So I won't be harmed
But I know I can shoot my own arrows, I'm sorry I hurt you
I know that like me you can be oversensitive
I know that you are just like me oversensitive
We're an ordinary breed
Taking everything for much more than it means
Well, it's dangerous and it's sweet
Yeah, it's dangerous and sweet
Don't you know it's dangerous and it's sweet?
Cut us and we bleed
But everything goes in
And it stings like a spider
Hits you deep inside and
I know that you are just like me oversensitive
We're an ordinary breed
Taking everything for much more than it means
Well, it's dangerous and it's sweet
Cut us and we bleed
All these words we speak casually
Well, maybe I'm just weak, but it hurts me
Everything you said, everything you said
Everything you said, well it cuts like a knife
It hurts me deep inside and
I know that you are just like me oversensitive
We're an ordinary breed
Taking everything for much more than it means
Well, it's dangerous and it's sweet
Cut us and we bleed
I should put on my armor the next time I see you
So I won't be harmed
But I know I can shoot my own arrows, I'm sorry I hurt you
I know that like me you can be oversensitive
I know that you are just like me oversensitive
We're an ordinary breed
Taking everything for much more than it means
Well, it's dangerous and it's sweet
Yeah, it's dangerous and sweet
Don't you know it's dangerous and it's sweet?
Cut us and we bleed
Senin, 03 Oktober 2011
Hari Spesial (re-post)
Buat bapak dan Ibu... :)
Hari Spesial
Senin pagi,saat aku terbangun,badan terasa lemas.capek sekali rasanya.meskipun tidak begadang,mata terasa berat..masih saja aku bermalas-malasan di tempat tidur,padahal saat itu sudah waktunya para pelajar memulai kegiatannya di sekolah..
Melihat anaknya yg masih memeluk guling saat hendak berangkat kerja,ibuku tidak marah,atau memaksaku bangun.beliau hanya membuka pintu kamarku,dan membiarkan pintu lain terbuka agar sinar matahari langsung masuk kamarku.ibu hanya berkata 'pintunya dibuka saja ya,biar udara segar bisa masuk',lalu ibu berangkat kerja.tak lama,aku pun beranjak bangun,karena terlalu silau utk kembali tidur..
Begitu cara ibu membangunkanku pagi ini.tanpa marah,tanpa banyak kata2. Betapa sabarnya ibu menghadapi anaknya yg susah bangun pagi..
Ini hanya tentang bangun pagi..tidak terhitung tingkah2 menjengkelkan yg kulakukan,tapi ibu selalu tetap sabar.marahpun hanya sebentar,tak selama marahku ketika kesalahan2 kecil yg kadang tak sengaja ibu lakukan.
Bapak,beliau lebih sabar lagi.sejak aku lahir,sampai sekarang,bapak marah padaku tidak lebih dari jumlah jari salah satu tanganku..
Ibuku selalu perhatian.saat aku gelisah,ibu pasti tahu.ibu selalu membuatku kembali tenang..
Bapak pun begitu.bapak hafal makanan2 kesukaanku.bapak selalu membelikan untukku tiap ada kesempatan.
Saat anak2nya sedang dalam beratnya cobaan,bapak dan ibu selalu berdoa untuk kami.tengah malam mereka bangun,hanya untuk kami,anak-anaknya.
Betapa beruntungnya aku,dilahirkan dan dibesarkan oleh orang-orang hebat seperti mereka..yang selalu menyayangi kami,anak-anaknya..
Hari ini,6 juni 2011,mereka berulang tahun.. Semoga mereka tetap selalu menjadi orang tua terhebat bagi kami.semoga mereka selalu diberi kekuatan dan kesehatan dalam mendampingi kami..
Maturnuwun Pak,Bu....
Selamat hari ulang tahun pernikahan yang ke-31...
-anakmu-
Perahu Kertas ngebut
Belum lama ini aku baru saja selesai memaca ‘Perahu Kertas’,
novel setebal 434halaman karangan Dewi Lestari, yang kubaca dalam waktu kurang
dari 12jam! Ini rekor tersendiri buatku. Untuk ukuran novel yang pada awalnya
tidak aku tahu bagaimana ceritanya, rekor ini sangat luar biasa
buatku.hehehe... Novel dengan cerita yang dulu membuatku sangat penasaran pun
tak bisa kuselesaikan dalam waktu secepat itu. Twilight misalnya. Aku butuh
waktu sekitar seminggu untuk selesai membacanya. Padahal dari bentuknya aja sudah
terlihat kalau Twilight lebih tipis daripada Perahu Kertas. Niat dan Ada waktu.
Mungkin itu sebabnya. J
Seharian mulai dari jam 1 siang setelah aku bangun tidur
(maklum, karena beberapa hari sebelumnya aku begadang, jadi masih butuh extra
sleep time. :p), aku mulai membuka buku itu. Setelah setengah jam membaca, aku
sudah masuk di dunia lain, ga peduli apa yg terjadi di sekitarku. Semua sms aku
cuekin, ibu yang ngajak ngobrol Cuma aku jawab dengan “hmmm” atau “yaa”. Sampe
akhirnya kakakku pulang sekitar jam 10 malam, dan membawakanku swikee, aku baru
ingat kalo seharian belom makan! Aku pun makan dengan segera, pengen
cepet-cepet lanjutin baca. Selesai makan, aku baca lagi, dan tidak lama aku
merasa badanku lengket2 ga enak gitu. Ternyata karena seharian belom mandi! :p.
Jam 11 malam aku selesai mandi dan menyelesaikan sedikit halaman yang belum terbaca
itu. Dan akhirnya....akhirnya.... akhirnyaaaaa, jam 1.30 aku selesai membaca!
Horeeee.... :D (apa deh...)
Perahu kertas ini menceritakan tentang kisah dua orang aneh
yang sangat berbeda dunianya. Yang cewek, Kugy, seorang pengkhayal yang
bercita-cita jadi seorang ‘juru dongeng’ yang acak-acakan baik sikap atau
penampilannya. Yang cowok, Keenan, adalah seorang (yang ingin jadi) seniman,
yang suka sekali melukis. Dunia dan kehidupan mereka jauh berbeda. Yang satu
super cerewet dan berantakan, yang satu cenderung anteng dan ganteng. Yang satu
keluarganya bahagia dan ceria, satunya keluarganya hidup dalam luka masa lalu.
Dan masih banyak perbedaan. Satu-satunya kesamaan mereka adalah predikat ‘orang
aneh’ yang diberikan teman-teman mereka.
Love at first sight, perasaan yang tak terungkapkan,
harapan, gejolak hati. Kurang lebih itu yang ada di cerita Perahu Kertas.
Setidaknya itu yang membuatku tertarik dengannya. Rata-rata cerita kayak
beginian yang menarik buat aku baca. Kisah-kisah yang hanya dibaca saja rasanya
bisa ikut merasakannya. :D
Membaca buku ini rasanya seperti makan permen nano-nano.
Nggak terus tiba merasa manis/asem/asin di lidah juga sih. Membaca buku ini
bisa dibuat senyum dikit, senyum agak banyak, senyum banyak, dan akhirnya
ngakak. Lalu bisa juga dibuat hatinya ikut teriris-iris (lebay bgt ga ya
istilahnya?), seperti merasakan apa yang dirasakan tokohnya. Kalau membaca
dengan sepenuh hati dan segenap jiwa plus sensitifitas yang tinggi,membaca buku
ini bisa dibuat mewek, nangis gitu. Tapi kaya naik roller coaster, dalam
keadaan mewek dan berair mata, tiba-tiba dibuat ketawa! Seru pokoknya. :D
Mengeluh
Disaat merasa mentok, kecewa, sedih, kesulitan atau hal-hal
susah lainnya, biasanya banyak yang berujung dengan melakukan seperti judul
tulisan ini. Mengeluh. Sepertinya mengeluh adalah ujung dari segala kesusahan
yang dialami manusia. Aku yang juga manusia sering mengalami dan melakukannya.
Mengeluh itu seperti sampai di ujung jalan. Jalan itu bukan jalan yang membawa
kita sampai ke tujuan, tetapi jalan itu adalah jalan buntu! Ketika mengeluh, ya
sudah, sampai disitu saja, tidak akan ada solusi. Belum lagi efek mengeluh pada
orang-orang di sekitar kita. Mereka bisa jengah, merasa yg mengeluh itu manusia
yang kurang bersyukur, dan lain-lain. Belum tentu orang di sekitar kita ada
dalam keadaan yang lebih nyaman daripada apa yang kita alami. Ujung-ujungnya
dengan mengeluh hanya akan menyebarkan energi negatif.
Ketika dalam keadaan hati dan emosi yang baik-baik saja, aku
sadar tentang apa yang kutulis diatas. Ngomong emang gampang ya. Saat aku
merasa dalam keadaan sulit,atau kecewa, tidak jarang aku mengeluh. Aku seperti
lupa kalau mengeluh itu tidak baik. Seperti lupa bersyukur. Seperti lupa
memperhatikan keadaan orang di sekitarku. Di saat aku ingat,seperti saat ini,
aku Cuma bisa menyesal. Untuk bapak,ibu, kakak-kakakku, pacarku, sahabat-sahabatku,
teman-temanku, dan siapapun yang mengenalku, yang pernah mendengarku mengeluh,
aku minta maaf... Meskipun aku belum sampai pada tingkat kesabaran tinggi, yang
bisa ketika sedang kesusahan bisa mengingat bahwa mengeluh itu tidak baik, aku
akan berusaha untuk sampai pada tingkatan itu.
Kata Ajahn Brahm, ada pepatah Budhis yang mengatakan “daripada
mengeluhkan kegelapan, lebih baik menyalakan lilin.” Kalau mengeluh dalam
kegelapan, gelap itu akan jadi lebih gelap dan pengap buat orang lain. Tapi
kalau menyalakan lilin, orang lain akan ikut merasakan terangnya. Ya!Mencari
solusi lebih baik daripada mengeluh. Mari berusaha... J
Sabtu, 01 Oktober 2011
Petunjuk Kedamaian Pikiran untuk si Bodoh
Judul dari tulisan ini adalah salah judul dari kumpulan cerita milik Ajahn Brahm yang lain. Cerita ini ada sedikit kaitannya dengan cerita 'yang sudah selesai, ya sudah selesai'. Cerita ini membuatku lebih mengerti maksud yang ingin Ajahn Brahm sampaikan dalam cerita sebelumnya. selamat membaca... :)
“Petunjuk Kedamaian Pikiran untuk si Bodoh”Saya menceritakan kisah sebelumnya (Yang sudah selesay, ya sudah selesai) kepada sekelompok besar pendengar, pada suatu jumat petang di Perth. Pada hari Minggu-nya seorang ayah datang dengan marah-marah untuk berbicara kepada saya. Dia mengikuti ceramah tersebut dengan anak remajanya. Masalahnya, ketika hari Sabtu siang si anak ingin pergi bersama teman-temannya, si ayah bertanya kepada anaknya, “Kamu sudah bikin PR belum?” Anaknya menjawab, “Seperti yang diajarkan Ajahn Brahm semalam di wihara, Papa, yang sudah selesai, ya sudah selesai! Daa...daaa...!”Pada hari minggu berikutnya, saya menceritakan kisah yang lain.Kebanyakan orang di Australia memiliki taman di rumahnya, tetapi hanya segelintir orang yang tahu bagaimana menemukan kedamaina di taman mereka. Bagi orang lainnya, taman hanyalah tempat bekerja yang lain. Jadi saya menganjurkan mereka yang punya taman untuk memelihara keindahan taman dengan berkebun sejenak, dan memelihara hati mereka dengan sejenak duduk dalam damai di tamannya, menikmati berkah alam.Orang bodoh pertama akan berpikir, ini gagasan bagus yang mengasyikkan. Jadi, pertama-tama mereka memutuskan ntuk membereskan segala pekerjaan remeh-temeh, sesudah itumereka baru akan melarutkan diri dalam kedamaian di taman. Jadi, hamparan rumput harus dipotong, bunga perlu disirami, dedaunan perlu dipangkas, semak-semak harus dibabat, jalan setapak harus disapu.... Tentu saja itu bsemua menghabiskan seluruh waktu luang mereka, dan pekerjaan yang beres pun baru sebagian kecil. Pekerjaan merekan jadinya tak pernah selesai, dan mereka tak akan pernah memiliki sejenak waktu untuk diam dalam damai. Pernahkah Anda perhatikan bahwa di dalam budaya kita, orang-orang yang “istirahat dalam damai” hanya dapat ditemukan di pekuburan?Orang bodoh kedua berpikir bahwa mereka lebih pintar dari orang bodoh pertama. Mereka menyingkirkan semua garu dan penyiram, lantas duduk di taman sambil membaca majalah, bisa jadi, yang berisi gambar pemandangan alam nan aduhai. Tetapi, itu berarti menikmati majalah, bukannya menemukan kedamaian di taman.Orang bodoh ketiga menyingkirkan semua peralatan berkebun, semua majalah, koran dan radio, dan duduk diam dalam damai di tamannya....selama kira-kira 2 detik! Lalu mereka mulai berpikir, “Rumput itu perlu dipotong dan semak-semak di sana harus dibabat segera. Jika saya tidak segera menyiram bunga-bunga itu, mereka akan layu. Dan rasanya tanaman kaca-piring yang indah akan tampak bagus di sudut sana. Ya! Dengan sedikit hiasan tempat mandi burung di depan situ. Saya bisa membelinya di tempat pembibitan....” Itu sih namanya menikmati berpikir dan berencana. Tak ada kedamaian pikiran di situ.Pekebun yang bijak akan mempertimbangkan, “Saya telah bekerja cukup lama, sekarang waktunya untuk menikmati buah dari pekerjaan saya untuk mendengarkan kedamaian. Jadi biarpun rumput perlu dipotong dan dedaunan harus dipangkas dan bla, bla, bla! TIDAK SEKARANG.” Dengan cara inilah, kita temukan kebijaksanaan untuk menikmati taman, sekalipun tidak sempurna.Siapa tahu ada seorang biksu tua Jepang bersembunyi di balik salah atu semak siap untuk melompat keluar dan memberitahu kita betapa sempurnanya taman tua kita yang berantakan.Sungguh, jika kita memusatkan perhatian kepada pekerjaan yang telah kita selesaikan, alih-alih memusatkan pada pekerjaan yang masih harus diselesaikan, mungkin kita akan mengerti bahwa yang sudah selesai, ya sudah selesai. Namun, jika kita memusatkan perhatian hanya untuk melihat kesalahan pada sesuatu yang harus diperbaiki,seperti dalam kasus tembok bata di wihara saya, kita tidak akan pernah tahu apa itu kedamaian.Pekebun yang bijak akan menikmati lima belas menit kedamaian di tengah kesempurnaan dari tidak sempurnanya alam, tidak berpikir, tidak berencana, dan tidak merasa bersalah. Kita semua berhak untuk pegi dan mendapatkan kedamaian; tetapi orang lain pantas kehilangan kedamaian dengan cara mereka sendiri! Lalu setelah memperoleh bagian penting dan vital dari lima belas menit dalam damai, kita bisa meneruskan tugas berkebun kita.Saat memahami bagaimana menemukan kedamaian di taman, kita akan tahu bagaimana menemukannya kapan saja, di mana saja. Khususnya, kita akan tahu bagaimana menemukan kedamaian di dalam taman hati kita, sekalipun pada saat kita berpikir bahwa adabegitu banyak ketidakberesan, begitu banyak yang harus diselesaikan.Ajahn Brahm
Kamis, 29 September 2011
yang sudah selesai, ya sudah selesai
saat ini buku yg sedang aku baca adalah "Si cacing dan kotoran kesayangannya" yang dibuat oleh Ajahn Brahm, seorang ilmuan, yang akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang petapa, dan sekarang menjadi seorang biksu. buku ini adalah kumpulan-kumpulan cerita pengalaman Ajahn Brahm dan orang-orang di sekitarnya. karena ketertarikanku pada spiritualitas para Budhis, aku jadi tertarik dengan buku ini. Ada beberapa cerita yang menarik, dan beberapa cerita akan kutulis di sini. siapa tau berguna bagi pembaca sekalian... :)
"Yang Sudah Selesai, Ya Sudah Selesai"Musim hujan di Thailand berlangsung dari bulan Juli sampai Oktober. Selama periode tersebut, para biksu berhenti bepergian, menghentikan semua pekerjaan proyek, dan mencurahkan diri sepenuhnya untuk belajar dan bermeditasi. Periode tersebut disebut 'wassa' atau 'penyucian musim hujan"Beberapa tahun yang lalu di Thailand selatan, seorang kepala wihara terkenal membangun sebuah aula baru di wihara hutannya. saat wassa tiba, dia menghentikan seluruh pekerjaan proyek dan memulangkan tukang-tukangnya. ini adalah saat untuk hening di wiharanya.beberapa hari berikutnya seorang pengunjung datang, menyaksikan bangunan yang setengah jadi, dia bertanya kepada kepala wihara, kapan aulanya akan selesai. tanpa ragu-ragu, sang biksu tua berkata, "Aulanya sudah jadi.'"Apa maksud anda dengan 'aulanya sudah jadi'?" tanya balik si pengunjung. "itu belum ada atapnya, tak ada pintu atau jendela, banyak potongan kayu dan kantong semen berserakan. apakah Anda akan membiarkannya begitu saja? Apa yang Anda maksud 'aulanya sudah jadi'?"Kepala wihara tersenyu dan menjawab lirih, Yng sudah selesai, ya sudah selesai," dan dia pun beranjak pergi untuk bermediasi.itulah satu-satunya cara untuk melaksanakan penyunyian atau rehat. jika tidak demikian, pekerjaan kita tak akan pernah selesai.-Ajahn Brahm-
Sabtu, 16 April 2011
16 April 2011
hari ini kuawali dengan biasa, seperti yang biasa dilakukan setiap tanggal 16 april selama 6tahun belakangan. tepat jam 00.00, saat aku masih berada di rumah seorang temanku setelah rapat OMK, aku ngobrol sama Indra via telepon. seperti tahun-tahun sebelumnya, dia mengucap selamat tambah umur, dan dia bilang kalo nanti dia akan datang ke rumah.
setelah selesai dengan apa yang dibahas dengan teman2ku, kami cari makan (terlalu) malam di angkringan. setelah kenyang, kami pulang. jam 01.30 aku sudah 'mapan' di kamar. tapi aku baru bisa bener2 tidur sekitar jam 03.30 pagi.
seperti biasa, seperti apa yang aku lakukan kalo tidur pagi, aku bangun siang. sekitar jam 9 aku baru bangun. itu pun karena aku mendengar bisma dan reta, balita-balita depan rumah, yang berteriak rebutan mainan di teras rumahku.
aku bergabung dengan kedua bocah itu,dan bermain bersama mereka (bukan rebutan mainan lhoo...). jam11 indra datang, aku masih menjaga teman-teman kecilku itu, dan aku belum mandi. sampai saat itu semua berjalan biasa saja. indra menungguku sampai aku siap untuk pergi.
aku tanya ke dia,"kita mo kemana?"
"mie ayam bener yuuk. kamu harusnya makan mie, biar panjang umur", jawabnya.
sesampainya di tempat tujuan, ternyata semua meja di sana sudah penuh, dan ada tulisan "MIE HABIS" di depan kios. tapi indra tetep keukeuh masuk kios sambil bilang,"yaudah makan pempek aja.."
sampai di situ masih biasa-biasa aja. kekonyolan dimulai saat pandanganku tertuju pada seorang yang sepertinya aku kenal..
"eh, dyaz!! yank, ada dyaz tuh.." kataku pada indra.
indra cuma bilang "loh, kamu ga nyadar?"
aku ga ngerti kenapa dia ngomong gitu. aku balik liat lagi di meja-nya. ternyata di sana sudah ada sekelompok orang yang semuanya aku kenal dengan baik. ada riza,fajar,putri,oki dan dyaz. beberapa detik kemudian aku baru sadar kalo keberadaan mereka di sana bukan kebetulan, karena sudah ada birthday cake dengan lilin angka 21 di meja.
saat itulah hariku berubah menjadi luar biasa. kehadiran sahabat-sahabatku di hari istimewaku. selama ini sulit buat kami untuk berkumpul hanya untuk sekedar bertemu. tapi hari itu mereka semua ada. aku senang!
malam hari, beberapa saat sebelum tulisan ini dibuat, mas didik pulang dari kudus. dia membawa swikee... asiiikkk,udah lama aku pengen makan swikee. saat aku berkutat dengan PC-ku di kamar, tiba-tiba dari belakang ada nyanyian happy birthday dari mba week, mas didik dan bapak. akhirnya terjadilah acara tiup lilin dan potong kue di kamarku. sayang saat itu ibu belum pulang, dan mba no ga bergabung, karena ada di bandung. tapi aku tetap senang!!hari ini jadi luar biasa.
o iya, ada kehebohan tambahan, yaitu saat kami bersiap2 untuk makan malam, ternyata nasinya habis. jadi kami harus masak nasi dulu, baru makan.. :D
aku bersyukur karena selama 21 tahun ini aku selalu diberkati, dan disayangi Tuhan melalui bapak, ibu, mbak2, mas, para sahabat, saudara2, pacar, dan orang2 di sekitarku. aku juga bersyukur karena 6 tahun ini aku selalu ditemani seorang yang setiap saat menjagaku dan ada buatku,indra....
Terimakasih Tuhan, karena Kau beri aku orang2 yang istimewa. Berkatilah dan jagailah mereka selalu. Amin.
setelah selesai dengan apa yang dibahas dengan teman2ku, kami cari makan (terlalu) malam di angkringan. setelah kenyang, kami pulang. jam 01.30 aku sudah 'mapan' di kamar. tapi aku baru bisa bener2 tidur sekitar jam 03.30 pagi.
seperti biasa, seperti apa yang aku lakukan kalo tidur pagi, aku bangun siang. sekitar jam 9 aku baru bangun. itu pun karena aku mendengar bisma dan reta, balita-balita depan rumah, yang berteriak rebutan mainan di teras rumahku.
aku bergabung dengan kedua bocah itu,dan bermain bersama mereka (bukan rebutan mainan lhoo...). jam11 indra datang, aku masih menjaga teman-teman kecilku itu, dan aku belum mandi. sampai saat itu semua berjalan biasa saja. indra menungguku sampai aku siap untuk pergi.
aku tanya ke dia,"kita mo kemana?"
"mie ayam bener yuuk. kamu harusnya makan mie, biar panjang umur", jawabnya.
sesampainya di tempat tujuan, ternyata semua meja di sana sudah penuh, dan ada tulisan "MIE HABIS" di depan kios. tapi indra tetep keukeuh masuk kios sambil bilang,"yaudah makan pempek aja.."
sampai di situ masih biasa-biasa aja. kekonyolan dimulai saat pandanganku tertuju pada seorang yang sepertinya aku kenal..
"eh, dyaz!! yank, ada dyaz tuh.." kataku pada indra.
indra cuma bilang "loh, kamu ga nyadar?"
aku ga ngerti kenapa dia ngomong gitu. aku balik liat lagi di meja-nya. ternyata di sana sudah ada sekelompok orang yang semuanya aku kenal dengan baik. ada riza,fajar,putri,oki dan dyaz. beberapa detik kemudian aku baru sadar kalo keberadaan mereka di sana bukan kebetulan, karena sudah ada birthday cake dengan lilin angka 21 di meja.
saat itulah hariku berubah menjadi luar biasa. kehadiran sahabat-sahabatku di hari istimewaku. selama ini sulit buat kami untuk berkumpul hanya untuk sekedar bertemu. tapi hari itu mereka semua ada. aku senang!
malam hari, beberapa saat sebelum tulisan ini dibuat, mas didik pulang dari kudus. dia membawa swikee... asiiikkk,udah lama aku pengen makan swikee. saat aku berkutat dengan PC-ku di kamar, tiba-tiba dari belakang ada nyanyian happy birthday dari mba week, mas didik dan bapak. akhirnya terjadilah acara tiup lilin dan potong kue di kamarku. sayang saat itu ibu belum pulang, dan mba no ga bergabung, karena ada di bandung. tapi aku tetap senang!!hari ini jadi luar biasa.
o iya, ada kehebohan tambahan, yaitu saat kami bersiap2 untuk makan malam, ternyata nasinya habis. jadi kami harus masak nasi dulu, baru makan.. :D
aku bersyukur karena selama 21 tahun ini aku selalu diberkati, dan disayangi Tuhan melalui bapak, ibu, mbak2, mas, para sahabat, saudara2, pacar, dan orang2 di sekitarku. aku juga bersyukur karena 6 tahun ini aku selalu ditemani seorang yang setiap saat menjagaku dan ada buatku,indra....
Terimakasih Tuhan, karena Kau beri aku orang2 yang istimewa. Berkatilah dan jagailah mereka selalu. Amin.
Langganan:
Postingan (Atom)