Minggu, 05 September 2010

bingung kah? aku juga...

udah lama juga ya, aku nggak nulis.. maklum, lg sok sibuk..jangan tanya aku sibuk ngapain, namanya jg sok sibuk.hehe..

Banyak kejadian, banyak cerita, dan banyak pengalaman beberapa bulan belakangan ini. ada yg seneng, ada yg penuh semangat, ada yg sedih, banyak juga yang membingungkan. Itulah semua yg mewarnai hidup setiap manusia di dunia ini.

Kata orang2, hidup itu kayak roda yg berputar. Bisa maju, bisa mundur. Kadang ada di atas, kadang ada di bawah. Saat ini aku nggak lagi ada di atas, maupun di bawah. Juga nggak dalam posisi siap maju, atau terseret mundur. Mandeg. Mandeg di tengah2.
Kemana aku harus mengarahkan rodaku? Aku bimbang. Banyak sekali cara pandang atau 'panduan-panduan' yang sebenarnya bisa memberikan solusi kebimbanganku itu. Semua-nya bertujuan baik, meskipun cara yg harus dijalankan berbeda2. Aku tidak bisa menerapkan semua cara pandang dan panduan2 tersebut sekaligus. Beberapa cara diantaranya saling bertentangan satu sama lain. Kalo dipaksakan untuk diterapkan bersama, malah semua jadi kacau. Rodaku bukannya bergerak maju/mundur menuju ke atas, tapi malah mungkin roda itu kempes sebelum aku menggerakkannya..

Ujung-ujungnya semua dihadapkan pada sesuatu yang dinamakan 'prioritas'.

Minggu, 23 Mei 2010

minggu kelabu

minggu yg aku maksud dalam judul tulisan ini bukanlah 'sunday' tapi 'week'
yaa, kurang lebih kalo dibahasa inggris-in kurang lebih 'sad week' kali yaa..

minggu ke empat bulan Mei, minggu yang semula aku kira akan berjalan sangat berat dengan tugas-tugas yang mendekati deadline, baru berjalan dua hari. hari ke tiga baru akan dimulai. hari itu, rabu pagi, entah apa yang membangunkanku dari tidur, begitu pagi. nggak lama setelah aku bangun, ada telepon masuk, dari ibu... tidak ada firasat apapun saat itu. saat ibu mengabarkan bahwa keponakannya-yang tidak lain adalah kakakku- yang tinggal di Palembang, baru saja dipanggil menghadap Tuhan. kaget, tentu saja. aku tau, kalau sudah sebulan ini kakak sepupuku yang usianya hampir sama dengan ibuku ini dirawat dirumah sakit, karena gagal ginjal. tapi kabar duka ini tetap saja membuat kaget. banyak hal yang berkecamuk di kepala. bagaimana dengan merry?dia baru saja lulus smp, tapi kenapa dia harus kehilangan ibu-nya secepat itu? bagaimana dengan evi?dia masih di Jogja, dan saat ini dia sedang ujian akhir semester, bagaimana keadaannya setelah mengetahui kepergian ibunya? harry, kakak mereka, aku percaya dia pasti kuat. tapi aku nggak bisa membayangkan kesedihannya..

ibu segera memintaku menemui evi, dan menghiburnya. juga ibu memintaku menemaninya pulang ke palembang. setelah bersiap-siap dengan segala keperluan yang akan aku bawa, aku bergegas menemui evi. mulai saat itu juga aku dan week-kakakku-, tak henti-hentinya saling berhubungan, week memberi banyak informasi tiket, dan mengurus segalanya untuk keberangkatan kami ke palembang.
singkat cerita, kami siap berangkat, dan jam 19.30 kami sudah mendarat di Palembang. hanya itu tiket yang tersedia untuk aku, evi dan indra. Perjalanan tidak berhenti sampai di situ. perlu 5jam lagi untuk sampai rumah. Harry sudah menunggu kami di bandara, untuk bersama-sama pulang. Kamis pagi, jam 01.00, kami tiba di rumah. Lega, karena kami dapat berjumpa dengan almarhum. Mbak Warni, kakakku, dia begitu tenang. Dia tak lagi merasa sakit, seperti bulan-bulan terakhir.. Dia terlihat tenang dalam tidur abadinya..

Segenap prosesi pelepasan jenasah sampai pemakaman selesai pada pukul 11.00. Dan pukul 14.00, aku dan indra harus segera pergi menuju Palembang, karena esok pagi kami haru segera pulang menuju Jogja. Kalau kami pergi malam hari, tidak ada kendaraan. Mau tak mau, kami harus berangkat siang itu juga. Malam hari jam 20.30, kami sampai di kota Palembang, dan kami beristrahat di rumah kerabat indra. Cukup waktu untuk mengumpulkan kembali energi kami.
Jumat pagi, kami pulang ke Jogja, dan sore pun, kami sudah tiba di rumah.

minggu ini terasa berat dan berjalan sangat cepat, lebih berat dari tugas2 yang sudah mendekati deadline itu. berat untuk melepas kepergian orang terkasih, yang sudah lebih dari 3 tahun tak pernah kami jumpai, karena kondisinya tak memungkinkan untuk pulang ke Jogja. Berat, tapi kami harus melepasnya, agar langkahnya menuju rumah Bapa menjadi lebih ringan. Terasa sangat cepat, sehingga berasa seperti mimpi, kadang membuatku berpikir 'apakah dia benar-benar sudah pergi?'

Berdoa, adalah satu-satunya hal yang bisa dilakukan. Permudah jalannya, Ya Tuhan, dan Berilah kekuatan bagi yang ditinggalkan...
Selamat Jalan mbak War...

Selasa, 18 Mei 2010

rada 'mengkeret'

uhuhuhu... beberapa waktu yang lalu aku sempet tertarik dengan auditing. beberapa waktu kemudian, aku sempat tertarik jadi auditor. tapi hari ini aku melihat sesuatu yang lain tentang seorang auditor yang bikin aku 'mengkeret' semangatnya buat jadi auditor.
tadi aku ngobrol-ngobrol sama dosenku yang juga seorang auditor. beliau cerita banyak tentang auditing. satu kesimpulan yang aku tarik dari obrolan tadi; auditor itu sangat sangat jeli! auditor sangat teliti dalam mengamati banyak hal. hal sekecil apapun bisa dilihat oleh auditor. ya..,emang sih, pekerjaan utama auditor emang mengamati. kejelian sangat dibutuhkan dalam pekerjaannya. mungkin bisa dibilang, kejelian dan ketelitian adalah modal utama seorang auditor untuk mengetahui atau mendeteksi suatu ketidakberesan suatu laporan keuangan atau kinerja perusahaan. mungkin karena itu, menjadikan auditor jeli terhadap segala hal. sekecil apapun itu. auditor mampu menelusur suatu kejadian menjadi kemungkinan-kemungkinan penyebab kejadian itu. hebat..hebat....

Tapi, aku sepertinya sama sekali nggak punya bakat untuk menjadi seorang yang jeli, orang yang teliti.. padahal itu modal utama seorang auditor... mungkin juga sih, kejelian dan ketelitian itu didapatkan dari pengalaman-pengalaman seorang auditor dalam mengaudit... tapi setelah mengetahui kejelian dan ketelitian auditor, aku berpikir, apa aku bisa?? aku jadi mengkeret.... hihihi....

Minggu, 16 Mei 2010

lagu lucu

hari ini aku makan seafood di deket jalan sudirman jogja. saat itu ujan deres, tempat agak basah, aku agak kecipratan air hujan, makan jd rada ga nyaman, apalagi menunya cuma tinggal cumi, padahal aku pengen udang. di tengah ketidaknyamananku dalam makan, ada 2 orang pengamen cilik. mungkin anak itu berumur sekitar 11 tahun dan yang satunya masih 9 tahun. mereka cukup rapih, ngamen pake kemeja gitu..Satu anak yang lebih tua membawa kentrung, dan yang lebih kecil berdiri di samping temannya, dan siap-siap bertepuk tangan.
Lagu pun mulai dinyanyikan anak yang lebih tua. Lagunya pake bahasa jawa. Waktu pertama denger, aku cuma senyum-senyum geli, karena anak itu seperti menyanyikan sebuah cerita, yang kata-katanya lebih mirip ke pantun. Lagu itu intinya menceritakan kisah (dia) seorang anak jalanan yang naksir cewek cantik, yang dia lihat di warung lesehan. Akhirnya dia bisa memacari cewek cantik. Tapi sayangnya cewek itu matre.
Di lagu yang dia nyanyikan, ada syair yang kurang lebih bunyinya begini:
"aku gelem nukkokke kowe blackberry angger gelem ra mangan 9 sasi" (aku mau beliin kamu balckberry asal kamu mau nggak makan selama 9 bulan)
Bayangkan, seorang anak kecil nyanyiin lagu dengan kata-kata itu. aku ketawa denger syair yang lugas dari seorang anak kecil itu.
Di akhir-akhir lagu, ada kata-kata serupa:
"tak tukokke force one, angger kowe gelem mangan salep 88" (Aku beliin force one, asal kamu mau makan salep 88)
Bwahahahaha....salep 88 kok piye.... Aku ngakak abis....sampe ga bisa nelen makanan.

Aahahaha... anak itu, kok ya bisa ya, bikin lagu selucu itu..
mungkin pembaca susah bayangin gimana lucunya. seandainya aku tadi apalin kata-katanya. mungkin jadi lebih kelihatan lucunya.hihihi....

Minggu, 09 Mei 2010

Belajar menjadi berbeda

Sabtu,8 Mei 2010. Hari itu aku menjalani berbagai kegiatan yang cukup padat. Perjalanan panjang dan berbagai kegiatan, yang cukup melelahkan. Jam 11 malam, aku baru aja selesai mempersiapkan bahan-bahan sekolah minggu bersama teman-temanku. Persiapan yang sebenarnya hal kecil, tapi butuh ketelatenan. Apalagi malam itu terasa melelahkan karena perjalanan dan kegiatan di siang harinya.

Sebelumnya, di sabtu pagi setelah bangun tidur, sesuai rencana semula, aku dan teman-temanku akan mengunjungi tempat Ziarah baru bagi umat Katolik-agama yang kupercayai- di daerah Kulon Progo, Yaitu Goa Maria Lawangsih. Kami semua sama-sama belum tahu, dimana tepatnya letak Goa Maria Lawangsih. Berdasarkan informasi dari teman yang sudah pernah berkunjung ke sana, kami berangkat dengan penuh semangat. Kami belum tahu bagaimana medan yang akan kami lalui. Yang kami tahu, tempat itu berada di daerah pegunungan. Kami mengira jalan yang kami lalui biasa-biasa saja. Tapi perkiraan kami tidak sesuai dengan kenyataan. Ternyata, jalan menuju tempat Ziarah baru itu merupakan jalan di pegunungan yang terjal. Sangat terjal, dan panjang. Kami tak menyangka bahwa perjalanan akan se-mengerikan dan se-melelahkan itu. Motor yang kami pakai hamper saja tidak kuat saat jalan menanjak. Kami berjalan sangat pelan. Sehingga perjalanan itu terasa sangaaaat panjaaang….
Tapi sesampainya di sana, Kami tidak kecewa. Kami mendapatkan suasana yang sangat adem, sunyi, nyaman. Tempat yang tepat untuk mencari ketenangan. Perjalanan yang mendebarkan dan melelahkan seolah terhapus dengan apa yang kami peroleh di Goa Maria Lawangsih itu. Tempat doa yang adem, membuat badan dan pikiran juga ikut adem, suasana yang tenang, tempat doa yang sunyi, dan diiringi dengan suara alam khas hutan, serta suara air mengalir bergemericik dan tetesan air dari dinding goa, yang sangat mendukung untuk memperoleh ketenangah batin.

Saat perjalanan pulang, kami melewati pemukiman penduduk(yang juga kami lewati saat berangkat), yang saat itu banyak penduduk yang sedang beraktifitas. Kami melewati mereka begitu saja, tanpa mengucap permisi. Sampai akhirnya ada warga yang berseru “nggih,monggo” (artinya “ya,silahkan..”) Kata-kata tersebut merupakan jawaban dari kata “permisi” dalam bahasa jawa. Ya, kami disindir. Kejadian kecil itu membuat temanku jadi terinspirasi untuk melakukan sesuatu yang berbeda.

Setelah perjalanan pulang kami berakhir, kami melaksanakan tugas kami, yaitu bertugas jaga parkir di Gereja. Biasanya kami bertugas hanya menempelkan karcis parkir, menunggu misa selesai, dan menarik kembali karcis plus uang seikhlasnya dari umat yang selesai misa. Semua itu kami lakukan sambil mengobrol. Terkadang sambil bercanda.

Temanku yang tadi merasa tersindir dengan ucapan seorang penduduk di sekitar tempa Ziarah mulai menyampaikan ide-nya untuk melakukan hal yang berbeda, berdasarkan kejadian yang dialami di jalan tadi. Kami ditantang untuk melakukan 3S(senyum salam sapa) seperti moto pegawai pom bensin, kepada seluruh umat yang datang, saat kami menempelkan dan menarik kembali karcis parkir. “Selamat sore pak,bu.. Silahkan maju” kurang lebih seperti itu, saat menempelkan karcis parkir. Dan “Terimakasih pak, bu… Selamat Jalan, hati-hati di jalan…” saat menarik uang dan karcis parkir kembali. Saat mendengar ide itu, kami semua hanya tertawa. Malu untuk melakukannya. Hal itu terasa sangat aneh. Tapi karena merasa tertantang, aku dan teman-teman mau melakukannya. Meskipun awalnya kami terkesan tidak serius, karena kami merasa canggung, dan menutupi rasa itu dengan tertawa. Saat aku mencoba, pertama kali aku merasa malu. Tapi saat aku mendapatkan respon yang baik, saat umat yang aku sapa kembali menyapaku, dan tersenyum, aku merasakan kebahagiaan tersendiri. Aku benar-benar merasa senang, saat aku bisa membuat orang lain tersenyum padaku, dengan tulus. Orang yang saat datang sedikit cemberut, saat kami sapa, mereka tersenyum. Mereka terlihat sangat senang. Sensasi saat melakukan hal itu sangat luar biasa. Kali ini aku tidak lebay. Benar-benar sangat senang saat bisa melihat dan merasakan hal itu. Tidak sampai di situ saja. Saat misa selesai, sebagian besar umat malah justru menyapa kami terlebih dulu. Woow! Kami merasa sangat dihargai.

Memang, awalnya kami malu untuk memulai. Tapi saat kami mencoba memberanikan diri untuk memulai, kami dapat merasakan hasilnya. Ya, sesuai kata yang diucapkan temanku saat mencoba mengajak kami untuk memulai hal yang berbeda; “selalu ada yang pertama dalam segala hal” memang sulit untuk menjadi yang pertama dan memulai sesuatu yang berbeda. Tapi asalkan ada niat, kemauan dan keberanian untuk memulai menjadi berbeda, kita pasti bisa! Let’s try…


-Dicuekin saat kita menyapa orang, ternyata sangat menjengkelkan dan menyakitkan. Hal ini mengingatkan kami dengan pegawai pom bensin saat melayani kita, yang sering kita cuekin. Setelah penngalaman sore ini di tempat parkir gereja, kami berniat untuk membalas sapaan mereka. Semoga kami bisa selalu ingat akan apa yang kami alami hari ini-

Kamis, 06 Mei 2010

Tentang Tertawa

Tentunya kita semua sudah tahu kalau tertawa itu menyehatkan. Selain sehat untuk jiwa kita, Tertawa juga bisa menyehatkan fisik kita, karena saat tertawa banyak atau bahkan mngkin semua bagian tubuh kita bergerak, dan jantung juga ikut terpacu. Jadi mungkin setara dengan berolahraga. Udah banyak penelitian dari para dokter atau para pakar kesehatan yang menyatakan bahwa tertawa itu menyehatkan, dan juga ada pembuktian dari orang yang menderita sakit yang cukup berat, dengan terapi tertawa, mnertawakan dirinya sendiri selama 15menit sehari, dia bisa bertahan hidup lebih lama.

Tapi tahukah anda kalau perbedaan obyek yang kita tertawai juga mempunyai pengaruh berbeda bagi tubuh kita?Hari ini, aku melihat tayangan Dorce inspiration, yang dalam talkshownya mendatangkan seorang terapis tertawa. Kata terapis itu, Menertawakan diri sendiri jauh lebih menyehatkan daripada menertawakan orang lain. Karena kalau kita menertawakan diri kita sendiri, baik menertawakan setiap keanehan dalam bentuk fisik kita atau menertawakan sikap kita yang aneh atau memalukan, maka seluruh kelenjar yang ada di tubuh kita, semuanya bekerja. Tapi kalau menertawakan orang lain, hanya sedikit, bahkan hampir tidak ada kelenjar yang bekerja secara optimal.

Aku kurang tahu bagaimana penjelasan ilmiahnya. Tapi buatku pernyataan bahwa menertawakan diri sendiri lebih bagus daripada menertawakan orang lain bisa diterima. Pengaruh secara fisiknya, kita tidak tahu secara pasti. Tapi kalau dirasakan, ada benarnya juga, bahwa secara psikis, menertawakan diri sendiri lebih bijak daripada menertawakan orang lain. Tertawa akan menjadikan bahagia. Tapi kalau ditertawakan, justru menyakiti hati. Kalau kita menertawakan orang lain, itu artinya kita berbahagia di atas penderitaan orang lain. Lain hal-nya kalau kita menertawakan diri sendiri. Kita bisa bahagia, tanpa harus menyakiti orang lain. Jadi selain fisik kita jadi sehat, jiwa kita juga sehat, karena tidak menyakiti orang lain. :)

Soooo, agar kita bisa menjaga kesehatan, bahkan memperoleh kesehatan yang gratis dan gampang, mari kita mulai belajar menertawai diri kita sendiri, setiap hari, mulai saat ini..

Rabu, 05 Mei 2010

katanya wanita itu peka

"why men don't listen and women can't read maps"

itu judul buku karya Allan+Barbara Pease yang saat ini aku baca. dalam buku ini, Allan dan Barbara mengulas segala bentuk perbedaan antara pria dan wanita, berdasarkan penelitian-penelitian psikologis,biologis, bahkan sejarah kehidupan manusia dari jaman purba sampai sekarang. Tujuan utama dari diterbitkannya buku ini adalah agar kita(pembaca) dapat lebih memahami bagaimana pria dan wanita, apa perbedaannya, apa yang membuat berbeda, sehingga para pembaca dapat lebih memahami diri sendiri serta lawan jenisnya, dan diharapkan agar dapat menjalin hubungan dengan baik. Allan dan Barbara ingin menekankan bahwa tidak ada yang lebih unggul antara pria dan wanita. Mereka hanya berbeda. Jadi tidak dibenarkan jika terjadi penindasan karena perbedaan gender.
Tiap membaca tiap halaman dari buku ini, selalu membuatku tersenyum, dan bergumam "iya ya...", atau "Ooh..,gitu ya..." dan sebagainya. Dari buku ini kita bisa mengetahui apa sebab kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan pria dan wanita. Bisa mengerti kenapa wanita suka menggosip, kenapa wanita cenderung lebih sensitif, kenapa wanita suka berbicara, dan lain-lain. Juga kenapa pria banyak yang memikirkan hal-hal berbau seks, kenapa banyak pria suka merokok, kenapa pria cenderung cuek, kenapa pria tidak pandai berbohong dan lain-lain. Buku ini menarik banget.

Salah satu hal yang ditulis dalam buku ini yang cukup menarik mengenai ke-sensitifan wanita. Menurut penelitian, wanita cenderung peka terhadap setiap perubahan di sekitarnya, sekecil apapun itu. Wanita memiliki kelebihan dalam merasakan perbedaan, baik perbedaan suara (nada suara, intonasi, volume), sikap, gerak-gerik, dan lain-lainnya. Hanya dengan perasaan, wanita bisa merasakan perubahan-perubahan itu. Entah perubahan karena kebohongan, atau ketika ada suatu hal yang ditutup-tutupi darinya. Dan hampir semua yang dirasakan wanita itu, adalah benar.

Kadang, tiap wanita yang merasakan setiap perubahan itu sulit untuk menyampaikan apa yang dia rasakan. Misalnya aja ada kasus seorang cewek yang dibohongi cowoknya. Sebenarnya banyak cewek yang bisa merasakan kalau dia dibohongi, atau dicurangi, melalui perubahan-perubahan cowoknya. Tapi cewek itu tidak punya cukup bukti, bahkan sama sekali tidak punya bukti bahwa dia dibohongi atau dicurangi. Cewek itu hanya bisa menuduh cowoknya, bahwa si cowok berbohong. Lalu si cowok malah balik marah sama si cewek, dan mengatakan bahwa si cewek mengada-ada. Dalam hal seperti ini, cewek itu jadi korbannya. Udah tersiksa karena merasa dibohongi, dimarahi pula karena 'dituduh' menuduh si cowok yang membohonginya. Waah, ribet ya...
Kisah-kisah kaya gini banyak sekali terjad di sekitarku. Teman-temanku banyak yang pernah mengalaminya. Bahkan aku sendiri pernah mengalaminya. Yah, meskipun contoh kasus tadi ga bener-bener terjadi seperti itu sama persis, tapi secara garis besar ya memang begitu. Benar atau tidak, tapi sudah terbukti banyak kejadian seperti itu..

Ehm, aku ambil kesimpulan dari apa yang dikatakan Allan dan Barbara, bahwa wanita itu sangat peka/sensitif, dan pria tidak pandai berbohong, maka sebaiknya para pria janganlah membohongi wanita. Sekecil apapun perubahan dapat dirasakan oleh wanita. Kalau sedang berbohong, pasti akan terdapat perubahan sikap. Karena pria tidak pandai berbohong, maka mereka tidak bisa menutupi perubahan sikap mereka. Karena wanita itu sensitif, maka akan dengan mudah mengetahui jika dia dibohongi. Jadi, para pria, janganlah kalian membohongi para wanita.. :)
Semoga kesimpulanku bisa diterima..

Rabu, 28 April 2010

Vacation..

16 April 2010, aku, indra, mba week dan mas didik berangkat ke Jakarta. Sesampainya di Jakarta, kami mengisi waktu untuk menunggu kakakQ yang lain yang masih dalam perjalanan menuju Jakarta, dengan mengunjungi museum Fatahilah. Karena di sana sedang dilakukan persiapan acara wayangan dalam rangka ulang tahun Pos Kota, maka kami cuma bisa main-main di depan museum. Kami menyewa sepeda yang banyak disewakan di depan museum, yang tarifnya Rp 15.000,- selama satu jam. Lumayan lah, buat keliling-keliling dan narsis-narsis..


Sekitar maghrib, kami meninggalkan museum buat check-in hotel di Jl.Wahid Hasyim. Setelah cuci muka, dan nyimpen barang-barang bawaan, kami langsung ke Stasiun Gambir buat jemput Mba Retno, mba Resti dan Mas Pay. Kereta yg mereka naiki ternyata terlambat. Alhasil nunggu-nya lama juga. Sambil kelaparan juga.haha.. Setelah kereta-nya sampai, sekitar jam setenga 10 malam, kami bertujuh langsung menuju Monas dengan jalan kaki aja. Di depan Monas, kami berfoto2. Ternyata di tempat itu, kakak-kakakQ udah merencanakan sebuah surprise buatku. Tiba2 kakakQ member sebuah birthday cake. Waaa….senengnya… Tiba saatnya aku tiup lilin. Tapi lilinnya ternyata lilin yang emang ga bias ditiup. Tiap kali abis ditup, pasti nyala lagi.haha… Hari itu aku seneng banget. Hari ulangtahunQ dirayakan persis di depan Monas, dengan orang-orang yang aku sayang..

Menjelang jam 12 malam, kami pulang ke hotel. Karena kami semua lapar, setelah mandi, kami pergi lagi untuk makan. Kami semua jalan kaki di sekitar hotel. Akhirnya kami memutuskan untuk makan di Bakmi Roxy di Jl.Sabang. Ternyata keputusan kami makan di sana di tengah malam, tepat-tepat tidak tepat. Maksudnya, dibilang tepat, nggak juga, karena rasa makanannya biasa aja, dan pelayanannya ga bagus, karena mungkin karyawannya udah paa ngantuk semua. Tapi di sana kami bias tertawa ngakak, karena ngeliat tingkah polah karyawannya yang sepertinya udah kecapekan, yang selalu salah bikinin dan nganterin pesenan. Lebih dari 3 kali mereka salah, dan tingkah mereka bener2 bikin ketawa. Sepertinya bakmi Roxy adalah solusi tepat saat lapar di tengah malam, sekaligus lagi pengen ketawa.. :P

Setelah makan, kami pulang ke hotel, dan tiduur…

Sabtu pagi 17 April 2010, sekitar jam 5 kami udah mulai siap-siap untuk ke Muara Angke, buat nyebrang ke Pulau Tidung besar,Kep Seribu(selanjutnya disebut Pulau Tidung). Dari Angke, kita bersebelas dengan teman-teman kakakQ yang lain yang menunggu di Muara Angke, naik kapal kecil selama 3 jam untuk sampai ke sana. Kapal berangkat jam7, dan kami sampai di Pulau Tidung sekitar jam10. Sesampainya di sana, kami langsung ke rumah warga yang akan kami sewa untuk menginap. Di rumah itu juga kami makan siang. Setelah makan siang, kita langsung siap-siap untuk Snorkeling di sekitar Kepulauan Seribu.








Setelah ber-snorkeling ria, dan membuat kulit kami menjadi eksotis (baca:item,gosong) di sekitar Pulau Tidung Kecil dan Pulai Karang Beras, kami pulang ke Pulau Tidung. Sialnya, ombak di hari itu cukup besar. Sehingga lebih dari 1jam perjalanan, kami berasa sedang naik Kora-kora yg ada di dufan itu. Bikin mabok laut… @_@ Setelah turun dari kapal, kami pun mendapati bahwa kulit kami semua sudah terbakar. Gosong semuaa… Inilah hasilnya…

Sore harinya kami menikmati sunset di dermaga di Pulau Tidung



Malamnya kami tidur pulas karena kecapekan..

Hari Minggu jam 5 pagi, kami udah bersiap-siap dengan sepeda yang kami sewa, untuk ke ujung timur pulau untuk menikmati Sunrise. Meskipun sepeda-sepeda kami hampir ga ada yang beres (sadel yg ga bisa diem, pedal gampang copot, stang yg gerak2 terus, dll) ga mengurangi semangat kami untuk menikmati Sunrise. Pemandangan di pagi itu indah bgt..
















Setelah puas ber-foto-foto, kami pun kembali ke rumah untuk sarapan. Setelah sarapan, kami melanjutkan kegiatan kami di Pulau Tidung dengan bersepeda ke ujung barat pulau. Agak jauh juga sih, dan cukup panas juga, cukup untuk membuat ‘gosong part 2’. Tapi ga nyesel deh. Pemandangannya baguuuuuuuus bangeeet…







Jam 11 siang kami pulang ke rumah, dan bersiap-siap pulang ke Jakarta, karena kapal kami berangkat jam 1 siang(rencananya) tapi karena ternyata kapalnya telat dateng, kami sempat terlantar di dermaga sampai jam2, baru kami berangkat. Kami-pun kembali melalui perjalanan laut selama 3jam untuk kembali ke Jakarta… Uhhhmmmm… Bye Tidung… …

Kita sampai di Jakarta sekitar jam setengah 6. Karena jam setengah 8 kami harus udah pulang ke daerah kami masing-masing, kami pun berkejaran dengan waktu biar bias pulang malam itu juga. Untung ga ada yang ketinggalan.hehe…

Yeah, that’s all folks. Liburanku yang menyenangkan…


Photos by : Indra, duweek, nining, red-noe, resti

Senin, 29 Maret 2010

melihat "4L4Y" dari sisi lain

Kemaren aku baca sebuah koran lama yang membahas tentang alay, atau lebay, yang merupakan perkembangan kata 'lebih'. Katanya sih sebenarnya alay ditujukan untuk orang yang bertingkah norak, berlebihan, kampungan gitu. Tapi lama-lama alay diidentikkan dengan orang-orang yang suka menulis dengan bahasa yang menyimpang dari kaidah yang seharusnya. misalnya kata aku jadi Q,aquh,aqoh, akyuh, dll. Kalo bahasa inggris, misalnya Love jadi luph,luv,lupzz.,dll. Trus, kalo nulis kata-kata suka mencampuradukkan antara huruf dan angka. Misalnya kata kemana jadi k3m4n4. Dan lain-lainnya, yang biasanya sering kita lihat mungkin di akun facebook kita, atau bahkan dari sms yang kita dapat dari orang-orang yang menyukai kata-kata dalam bahasa dan ejaan alay.
Banyak orang yang merasa risih dan terganggu dengan adanya bahasa-bahasa itu. Selain susah untuk dibaca, tulisan dengan ejaan yang kurang benar itu juga sulit untuk dimengerti maksudnya. Karena itu, banya orang yang membenci orang-orang alay. Termasuk aku, yang juga merasa terganggu jika menemui tulisan-tulisan seperti itu.
Di koran yang aku baca kemarin, dituliskan bahwa orang-orang yang menulis dengan bahasa dan ejaan seperti itu pada dasarnya hanya ingin menunjukkan kreatifitas mereka. Mereka hanya ingin menuliskan sesuatu dengan bervariasi, agar tidak monoton. Selain itu tulisan-tulisan seperti itu juga merupakan suatu identitas suatu komunitas.*mungkin yang dimaksud adalah komunitas alay*. Bahkan katanya dengan adanya tulisan seperti itu katanya bisa digunakan untuk mengasah otak. Jika ada orang yang mampu menulis bahasa dan ejaan alay dengan cepat, maka otaknya juga makin terasah. *asal tidak membuat lupa dengan ejaan yang sebenarnya aja...*

Yah, kalau memang benar itu merupakan suatu wujud kreatifitas, oke lah.. Tapi, alangkah baiknya jika mereka ingin berkreasi dengan bahasa-bahasa seperti itu, mereka memakainya di tempat yang sesuai. Jika memang itu suatu identitas sebuah komunitas, ya gunakan di dalam komunitas itu saja. Jadi yang membaca tulisan-tulisan itu juga hanya sebatas anggota komunitas yang mengerti maksud kata-katanya. Kan jadi sama-sama enak. Sesama penyuka bahasa alay dapat berkreasi sesukanya, dan yang nggak suka dan nggak ngerti dengan tulisan-tulisan itu, nggak akan terganggu.

Sekarang ini banyak orang-orang 'alay' yang dipandang sebelah mata. Tidak disukai dan dihujat,mungkin. Sebenarnya hal itu bisa dihindari jika para penguna bahasa alay, menggunakan bahasa-nya di tempat dan pada orang yang sesuai. Nggak mungkin kan, kalo bahasa itu ditujukan pada semua orang, meskipun pada keadaan informal. Karena hanya mereka yang tahu dan yang suka lah yang bisa mengerti bahasa itu.

Rabu, 24 Maret 2010

ngomong soal perbedaan...

Rada nyambungin sama tulisan tentang sendok & garpu nih..hehe..

Banyak artis bercerai dengan alas an sudah tidak ada kecocokan lagi. Lalu kemana perginya kecocokan yang dulu pernah mempersatukan mereka?
Banyak orang mencari pacar/pasangan hidup yang sama dengan dirinya. Sama profesi/hobi/agama, dll. Saat mereka menemukan orang yg sama dengan diri mereka itu, mereka sangat bahagia. Berkata bahwa “dia jodohku” atau “dia yang terbaik, untuk selamanya”, dan kata-kata yg lain. Seiring waktu berjalan, pasangan baru itu lebih saling mengenal, dan sifat-sifat asli masing-masing mulai kelihatan. Dan sedikit demi sedikit perbedaan pun muncul, dibalik sejumlah kesamaan yang menyatukan mereka. Masalah pun muncul seiring munculnya perbedaan. Ego mulai bermain diantara mereka. Saat ego menang, perpisahan akan menjadi ujung-nya. Begitulah kira-kira siklus percintaan manusia..
Yang bikin heran, terus gimana dengan kesamaan yang dulu pernah menyatukan? Apakah hanya karena perbedaan, semuanya jadi terlupakan? Hanya karena ego, manusia rela meninggalkan seseorang yg pernah berarti di hidupnya?
“Jangan pernah berharap mendapatkan seseorang yang sesuai dengan criteria kita, karena Tuhan menciptakan manusia berbeda dang a sempurna. Justru dengan perbedaan dan ketidaksempurnaan itu kita bias saling mengisi dan melengkapi” (ini kata-katanya Indra…)

Sendok & Garpu

Perbedaan selalu menjadi alas an orang untuk berpisah, dan menjadi tidak bersatu. Tidak cocok, tidak seimbang, atau kata-kata apapun yang mewakili perbedaan.
Karena perbedaan, banyak terjadi perpecahan. Tapi tidak semua perbedaan bisa begitu. Karena jika dilihat dari sisi lain, perbedaan justru bias menjadi pemersatu, dengan saling melengkapi.
Lihat aja sendok sama garpu. Dari nama saja, mereka berbeda. Bentuk berbeda. Fungsinya juga berbeda. Tapi mereka menjadi pasangan yg sejati. Mereka bias bekerjasama dalam perbedaan mereka. Dengan perbedaan itu, mereka jadi sangat berguna/membantu manusia.
Manusia bias membuat benda-benda itu. Tapi kenapa tidak bias seperti alat ciptaannya sendiri itu?
Hanya karena sedikit perbedaan, manusia tidak dapat bersatu. Di berbagai tempat, hanya karena perbedaan suku, agama, ras, bias membuat suatu perselisihan. Di sekitar kita, seringkali perbedaan dapat menimbulkan perpecahan. Perbedaan selalu saja dipermasalahkan, meskipun semua orang juga sudah tahu bahwa di dunia ini tidak ada hal yang benar-benar sama.
Di dunia ini nggak ada yg sama persis dengan keinginan kita. Ga ada dua benda hidup yang seperti dublikasi. Jika benar ada, maka hidup akan menjadi hambar. Semua sama, dan tidak berwarna. Dengan perbedaan, didup menjadi penuh warna. Jika yang beda dapat saling melengkapi satu sama lain, Saling membantu, saling toleransi, saling mengerti. Sehingga menjadi “seperti sendok dan garpu yang berbeda, namun dapat bekerja sama saling mebantu dan melengkapi, dan menjadi lebih berguna”

pengalaman baru

Minggu ini, pertama kalinya aku mengunjungi sebuah panti werdha/panti jompo, tempat dimana nenek-nenek yang sudah tidak punya keluarga, atau yang keluarganya terlalu sibuk, sehingga tidak ada waktu untuk merawat neneknya, yg disana nenek-nenek itu dirawat oleh perawat/pengasuh. Sehari-hari, penghuni panti itu berkegiatan di lingkungan panti. Yang masih kuat beraktivitas, mereka berkebun. Yang sudah tidak bias beraktivitas, hanya duduk-duduk saja, nonton TV, atau mendengar radio. Sehari-hari mereka hanya bertemu dengan sesama penghuni panti, yang semuanya adalah nenek-nenek, kecuali perawatnya. Terkadang ya ada yg berkunjung. Tidak ada anak, cucu, atau saudara. Nggak kebayang deh, gimana rasanya nenek-nenek itu kesepian, hidup tanpa anak cucu-nya. Di hari tua mereka menjalani hidup tanpa bias melihat perkembangan cucu-cucu-nya.
Waktu aku dan kawan-kawan dating berkunjung ke sana, mereka terlihat sangat senang. Mereka cukup terhibur, terbukti dengan mereka ikut menyanyi dan menari bersama kami, dan tertawa-tawa. Dan waktu kami berpamitan akan pulang, mereka terlihat sedih. Baahkan ada yang berkaca-kaca. Ada yg bilang “yaah, sepi lagi deh..” “besok maen ke sini lagi ya…” dan banyak ekspresi yang menunjukkan bahwa mereka masih menginginkan kami tetap tinggal disana. Hanya berada di sana 3jam saja bias membuat mereka senang. Kami yg bukan anak/cucu kandungnya/keluarganya. Mungkin kalo keluarga mereka yg berkunjung, mereka akan lebih senang..
Menghibur mereka menyenangkan. Niat datang ke sana kan untuk menghibur. Tapi ternyata kami semua yg dating kesana malah justru juga terhibur oleh mereka. Juga terharu karena keceriaan mereka meski saat ini mereka jauh dari keluarga mereka. Pengennya sih sering-sering menghibur mereka. Tapi saat ini belum bias. Sekarang Cuma bias berdoa buat nenek-nenek di sana, semoga mereka bias menjalani hari tua-nya dengan bahagia…

190310
-nick-

cinta..cinta..cinta.. ;p

Abis baca tulisan di bindernya temen: “Kita akan bahagia jika hidup dengan orang yang mencintai kita, bukan dengan orang yang kita cintai”
Yap, tapi lebih bahagia lagi kalo hidup dengan orang yg kita ciantai dan dia juga mencintai kita.. hehe..
Bener juga sih kata-kata itu. Lebih mudah bagi seseorang untuk menerima cinta daripada memberi cinta. Akan menjadi sangat menyakitkan jika kita udah susah payah, jatuh bangun memberi cinta, tapi tak bersambut. Jika kita dicintai dengan tulus, berbahagialah. Berusaha menerima cinta dari orang yg dengan tulus mencintai kita, nggak susah kok.. Nggak menyakitkan, seperti saat cinta kita diitolak.hehe.. Meskipun orang yang mencintai kita itu tidak sesuai dengan tipe dan criteria pasangan idaman kita.
Tipe dan krriteria berasal dari mata dan pikiran kita. Mata sering tertipu. Pikiran sering dikuasai hawa nafsu. Tapi cinta, dating dari hati. Hati sulit untuk berbohong. Dan hati dapat membedakan mana yang baik dan yang benar.Mana yg akan dipilih? Pilihan yg diciptakan mata dan pikiran, atau pilihan yg diciptakan oleh hati?

Mungkin arti kata diatas “Hiduplah dengan Cinta, maka kamu akan Bahagia”

110310
-nick-
Inspired by:mei

-tentang keberhasilan-

Dosenku bilang: “keberhasilan orangtua dapat diukur dengan tingkat keberhasilan anaknya. Jika anak lebih berhasil dari orangtuanya, maka orangtua tsb dapat dikatakan berhasil, dan sebaliknya” Sang dosen ngasih contoh, kalo ortu-nya bergelar professor, sedangkan anaknya sarjana saja, maka ortu itu bias dikatakan gagal. Waw, penilaian yang aneh. Kalo gitu caranya, mending ga usah sekolah tinggi-tinggi aja ya, biar standar kompetensi keberhasilan kita sebagai orangtua di kemudian hari nggak terlalu tinggi.haha…
Keberhasilan seseorang tidak bias hanya diukur dari tingkat pendidikanya saja. Tidak semua orang yang bergelar macam-macam, *yang mungkin gelarnya lebih panjang daripada nama-nyasendiri* berhasil dalam hidupnya. Untuk mencari pekerjaan saja tidak semua orang berpendidikan tinggi dapat dengan mudah mendapatkannya. Buktinya aja tingkat pengangguran di indonesia kurang lebih sekitar 10% dari jumlah penduduknya....hmmm....
Orang dapat dikatakan berhasil jika dapat mencapai beberapa hal, misalnya; bias menciptakan lapangan pekerjaan, dapat pekerjaan dan kehidupan yang layak, jadi orang terkenal, dihormati banyak orang, punya keluarga bahagia dan lain-lain. Tapi belum tentu orang yang bias mencapai satu atau beberapa hal diatas bias dikatakan berhasil, berhasil dalam kehidupannya sendiri. Keberhasilan yang paling mendasar bagi seseorang, menurutku adalah keberhasilan menata hidupnya. Jika hidupnya teratur, semua hal dalam hidupnya dapat berjalan teratur dan seimbang, baru-lah orang tersebut dapat dikatakan berhasil.
Tidak peduli apa latar belakang pendidikannya, apa pekerjaannya, atau seberapa besar gajinya. Mampu menciptakan keteraturan dan keseimbangan hubungan dengan lingkungan, sesame, dan Tuhan, juga dapat menjalani hidup dengan penuh syukur, mampu mensyukuri setiap kekurangan dan kelebihannya, barulah orang tersebut bias dikatakan sangat-sangat-sangat berhasil. Memang sulit untuk mencapainya. Tapi asal ada usaha untuk mencapainya, diawali dengan selalu bersyukur, pasti bias berhasil. Setidaknya mendekati..
Tidak perlu harus sekolah tinggi-tinggi, punya gelar bermacam-macam, asal dapat menyeimbangkan hidupnya, manusia sudah dapat dikatakan berhasil. Dan Orang tua-nya juga berhasil tuh..
Tapi kalo ditambah dengan keberhasilan dalam studi, ortu kita pasti akan bangga, karena anaknya berpendidikan.hehe..
Ehmm… *berangan semoga bias membuat orangtuaku berhasil dan bangga..*

110310
-nick-
Inspired by:dosen humbis

Sabtu, 27 Februari 2010

-do the best-

Sekecil apapun hal yang kita lakukan, mungkin berarti besar bagi orang lain.
Jika kita tidak melakukan apapun, juga akan memberikan dampak tertentu bagi orang lain.

Kadang tak disadari, bahwa hal kecil yang kita lakukan akan mempengaruhi/memberikan dampak bagi orang lain. Mungkin dapat mengubah hari-nya, bahkan hidupnya. Misalnya aja, kita punya makanan berlebih. Daripada makanan itu kebuang sia-sia, banyak orang yang berpikir bahwa akan lebih baik kalau makanan itu dibagikan ke orang-orang di sekitar kita. Suka atau ga suka dengan makanan itu, orang yg menerima sedikit pemberian itu akan merasa senang, karena merasa diperhatikan dengan dibagi makanan itu. Berbagi makanan aja bisa bikin seneng orang lain. Gimana jadinya kalo nggak cuma makanan? Berbagi perhatian misalnya. Memperhatikan orang-orang di sekitar juga akan membuat mereka senang. Hal yang lebih simpel lg adalah berbagi senyuman. Senyuman itu simpel, gratis, dan praktis, tapi sangat berarti. Hanya dengan senyuman kecil aja bisa bikin orang lain senang. Bahkan hanya dengan senyuman, bisa menghapus kecurigaan dan permusuhan. Hanya dengan senyuman, bisa membuat hari seseorang menjadi lebih ceria. Liat aja teman-teman kita yg lagi kasmaran, kalo dikasih senyuman sama gebetannya, pasti dia seharian bisa senyum-senyum sendiri, atau malah ketawa-ketawa :D (mungkin yg lagi baca juga lagi ngrasain...hihihi... ;p)
Tapi nggak semua perbuatan positif kita akan berdampak positif juga. Misalnya kita udah dengan tulus hati berusaha menolong orang lain. Tapi ternyata orang itu tidak suka, dan malah marah pada kita, Meskipun kita sama sekali tidak berniat membuat mereka marah. Kalo lagi dalam situasi seperti ini, biasanya jengkel-in banget. Udah nolongin, e malah dimarahin..huhu..

Kadang rasa takut berbuat salah pada orang lain membuat seseorang enggan berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Menyendiri di kamar, atau pergi ke tempat dimana ga ada orang yang dikenal, biasanya menjadi pilihan. Tapi tindakan itu nggak menjamin kita tidak berbuat salah. Justru karena menyendiri akan menimbulkan rasa curiga, atau malah membuat marah. Membuat orang curiga=membuat orang berprasangka buruk=membuat orang berbuat salah. Membuat orang marah=jelas-jelas berati sudah berbuat salah. Jadi dengan menyendiri juga bisa dibilang berbuat salah kan?? -meskipun ada kalanya seseorang memerlukan waktu untuk sendiri- Misalnya, saat orang-orang di rumah kita lagi pada sensi, suka marah-marah, biasanya kita lebih milih buat menyendiri di kamar, ngumpet biar nggak ketemu mereka, daripada ikut kena marah. Tapi mereka bisa lebih marah kalo tau kita cuma ngumpet, diem aja di kamar-biasanya ibu yg suka ky gt.hihihi...- Apa aja bisa dijadiin alasan buat marah. Yang biasanya oke2 aja bisa jadi salah. Intinya walaupun kita nggak berbuat apa-apa, nggak melakukan apapun, tetep aja bakal berpengaruh buat orang lain.

Haha... hidup tu ribet ya.. Gini salah, gitu salah. Tapi lebih baik kita tetap berusaha melakukan semua yang terbaik bagi orang-orang di sekitar kita, karena
"Lebih baik kita menyesali apa yang telah kita lakukan, daripada menyesali apa yang TIDAK kita lakukan"

Lakukan semua yang terbaik bagi mereka, ceriakan orang lain, karena
"Untuk menceriakan hari-mu, ceriakanlah orang di sekitarmu"

Rabu, 24 Februari 2010

my new interest

Dulu auditing menjadi salah satu mata kuliah yang paling aku benci. Rasanya susah banget buat ngertiin semua kata-kata dalam auditing. Susah buatku memahami apa dan bagaimana maksud asersi-asersi, prosedur analitis, prosedur substantif, dan temen-temannya itu lah.. Apalagi waktu belajar praktek mengaudit sebuah perusahaan fiktif. Meskipun data-datanya udah diringkas, dan tinggal pakai aja, tapi aku masih tetep ngrasain ribetnyaaaaa.... Makin benci aja deh aku sama matakuliah auditing.. Susah ngerti-nya sih. Ngertinya cuma dikit-dikit.
Tapi entah kenapa dan nggak tau bagaimana, kemaren waktu tutorial paper 8 tentang auditing, tiba-tiba aku jadi tertarik sama auditing.. Tiba-tiba aja aku dengan semangat bertanya pada sang dosen segala hal tentang auditing. Bertanya murni karena ingin tau. Waw, aneh... Rasanya aku pengen banget lebih mendalami lagi tentang auditing. Tapi aku nggak/belom pernah berharap suatu saat nanti aku jadi auditor. Saat ini aku cuma pengen lebih ngerti lagi bagaimana proses dan seninya mengaudit..

Semoga ga lama lagi aku bisa lebih memahami dan bisa nulis lebih banyak dan lebih lengkap tentang auditing.. :)

Selasa, 23 Februari 2010

kemakan deh...

Mempunyai kartu member sebuah toko memang mempunyai daya untuk mengikat para pemegang kartunya untuk selalu berbelanja di toko tsb. Hanya dengan iming-iming diskon dan poin-poin yang jika dikumpulkan dapat ditukar dengan voucher atau produk-produk menarik, banyak orang tertarik untuk menjadi member/pemegang kartu itu. Termasuk yang bikin tulisan ini, yang pernah tertarik untuk memiliki member card di sebuah department store, karena tertarik dengan diskon-diskon yang ditawarkan, dan poin-poin yang bisa dikumpulkan yang nantinya akan diundi dengan hadiah-hadiah menarik.

Jadi, waktu itu aku lagi belanja di suatu dept store. Waktu bayar, sama bagian kasir ditawari buat bikin member card, yang mana dg member card itu bisa mendapatkan diskon tiap kali belanja di situ, di banyak restoran, salon, dll, dan juga kesempatan buat ikut undian dg berbagai hadiah menarik.. Saat itu aku dikasih liat brosur-brosurnya juga. Buat nyenengin mbaknya, aku akhirnya blg mau. Eeee, lha kok taunya disuruh bayar Rp 10.000,- buat bikin tu kartu.. yo weis lah, dah terlanjur meng-iya-kan..
Ternyata punya kartu itu membuat aku sedikit 'fanatik' dengan dept store itu. Mau beli apaaaa aja, tempat pertama yg aku pikirkan adalah tempat itu. Sekecil apa pun barangnya, sesedikit apa pun barangnya, dan kapanpun itu, selalu pengennya beli disitu aja. Pikirku buat sekalian nambah poin. Dan punya kartu itu juga pernah bikin susah. Pernah suatu malam aku butuh suatu barang. Sebenernya aku bisa aja beli di toko 24jam. Tapi kok ya aku masih bisa-bisanya mikir buat beli di dept store itu. Rela menunggu semalem, cuma buat nambah poin.. walah, parah banget... :S
Setelah aku pikir-pikir, ga ada gunanya aku punya member card itu. Hanya dengan serangkaian iming-iming yang ga jelas dan kadang agak 'menipu' dengan permainan kata-kata yang disertai tanda bintang (*) , aku tertarik. Bukannya mendapatkan segala iming-iming itu tapi aku merasakan kerepotan-kerepotan karena selalu berorientasi ke sana..ckckck...

Tapi sekarang kartu itu ilang.. Dan aku sama sekali ga berniat buat ngurus, lapor, bikin ulang, dll. Ribet! dan pastinya membuang waktu hanya untuk sesuatu yang ga jelas(untuk kedua kalinya)

Intinya? Kemakan deh... Aku udah kemakan sama cara promosi dept store itu. Cara promosi dengan iming-iming itu ternyata sukses. Membuat costomernya lebih mengutamakan segala iming-iming itu daripada kebutuhannya sendiri. Jadi aku nggak mau kemakan lagi! bgmn dg kamu?

mimpi vs harapan

"Mimpi adalah pengalaman bawah sadar yang melibatkan penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan atau indra lainnya dalam tidur"

"Harapan ialah keinginan yang ingin dicapai oleh hati kita dan harapan adalah sesuatu yang membuat kita biasanya bertahan didalam rintangan"

-source: wikipedia-

Ya, waktu kita tidur, dan merasa seperti melihat sesuatu, mendengar sesuatu, merasakan sesuatu, dan membuat kita serasa berpikir dalam tidur, biasanya kita bilang "aku bermimpi.." Ada yang bilang, mimpi itu dapat muncul, karena kita sedang memikirkan sesuatu dengan sangat, sampai-sampai kita memikirkannya dalam tidur kita.

Tapi mimpi tidak hanya ada dalam alam tidur. Biasanya orang-orang menyebut harapan besar sebagai sebuah mimpi.
Merujuk pada pengertian mimpi dari wikipedia di atas, mimpi adalah suatu pengalaman bawah sadar. Jadi mimpi itu muncul dalam keadaan tidak sadar. Tapi harapan, adalah suatu keinginan yang terbentuk oleh manusia dalam keadaan sadar.
Aku kurang setuju jika suatu harapan besar dianggap sebagai mimpi, hanya karena harapan besar itu sulit untuk terwujud. Mimpi adalah mimpi, dan harapan adalah harapan. Harapan tidak sama dengan mimpi, karena harapan muncul dalam keadaan sadar, sedangkan mimpi muncul dalam keadaan tidak sadar. Jika kita menganggap bahwa harapan kita terlalu besar, sehingga kita menganggapnya hanya sebuah mimpi, maka jangan berharap, tapi bermimpilah saja...
Jangan berusaha mewujudkan mimpi, tapi wujudkanlah harapan.. Karena dengan mimpi, kita hanya akan berada dalam alam bawah sadar, tapi dengan harapan kita akan dapat bertahan dalam segala rintangan... Sehingga harapan kita dapat tercapai...

So, wujudkan harapanmu... SEMANGAT!!!! :)

Senin, 22 Februari 2010

nice result :)

Hilang sudah semua kegelisahanku akhir-akhir ini.. Keraguanku untuk dapat lulus dalam ujian CAT periode desember 2009, khususnya untuk paper 5, terjawab sudah hari ini...
Sejak pagi jam 7, aku udah bolak-balik cek website-nya ACCA, apakah hasil ujian sudah di umumkan atau belum *sebelumnya sudah dikatakan bahwa tanggal 22 februari akan diumumkan*. Berhubung waktu Indonesia lebih cepet 7 jam dari UK, aku mulai cek jam 8an pagi. Ternyata belum ada.. Aku liat lagi, ternyata nilai baru akan diupload jam 5:00 GMT. Berarti jam 12-nya Indonesia ya..
Jam 1 siang aku coba cek lagi. Tapi websitenya belum bisa diakses. mungkin sedang dalam proses upload. Jam 2, jam 3 juga masih begitu. Makin gelisah lah aku... Akhirnya jam setengah 4 aku coba akses lagi, dan ternyata bisa. Saat itu aku makin deg-degan. Takut liat hasilnya.. Setelah berhasil login, mataku langsung tertuju pada ketiga tulisan
"Pass"
"Pass"
"Pass"
...
LULUS SEMUA!!! :D
Waaaaawww!!!! Aku langsung heboh sendiri, teriak-teriak sendiiri di kost... Setelah berkali-kali meyakinkan bahwa aku nggak salah liat, aku baru mulai bisa coolin' down.. Puji Tuhan.... :)

ini hasilnya..



Aku merasa sangat beruntung, terutama setelah melihat hasil nilai Paper 5 (T5). Dari passing Grade 50 point, aku dapet nilai 52 point... beruntung banget kan??? coba kalo aku nggak dapetin 3 point itu.. apa jadinya??? meskipun angka 3 tidak cukup signifikan dari angka 50, tapi angka 3 itu sangat signifikan buat hidupku, karena menyelamatkanku dari agenda mengulang di periode ujian semester depan.. Sekali lagi, Puji Tuhan...
This is a nice result.. Thanks God... :)


Terimakasih juga untuk semua yang telah mendoakan, membantu dan mendukung : bapak-bapak dan ibu-ibu dosen tutorial, ibu, bapak, noe, week, indra dan SEMUA teman-temanku yang sudah mendukung dan mendoakanku... Terimakasih... :)

Kamis, 18 Februari 2010

Bahasa

"Bahasa bisa jadi kendala" begitu kata dosenku sore tadi. Apa jadinya kalo kita berada di suatu tempat yang kita nggak tau bahasa yang digunakan orang-orang sekitar? Apa jadinya kalau kita tidak bisa memahami setiap tulisan? bahasa akan menjadi kendala kita dalam berkomunkasi.

Nggak kebayang, gimana rasanya kalo berada di suatu daerah pelosok yang kita nggak tau bahasa daerahnya. Masih mending kalo daerah itu ada di Indonesia. Seandainya kita nggak tau bahasa aslinya, kita masih bisa menggunakan Bahasa Indonesia, yang pasti ada orang yang tau, dan kita masih bisa berkomunikasi dengan mudah.
Tapi bagaimana kalo kita berada di negara lain? Apalagi negara yang bahasa aslinya bukan bahasa Inggris? Wah, pasti kita bakal susah banget berkomunikasi. Bahasa Inggris aja ga secara general sama di setiap negara yg berbahasa ibu Bahasa Inggris. Contohnya aja, Bahasa Inggris US beda sama Bahasa Inggris UK. Mungkin kalo dalam praktek menggunakannya, perbedaan itu nggak begitu terasa. Tapi kalo membaca buku yg berbahasa Inggris dari kedua negara itu akan sangat terasa perbedaannya. Aku sendiri kadang dibingungkan dengan istilah-istilah yang digunakan. Misalnya aja, text book yang dipake di kampusku adalah buku dari Amerika. Sedangkan text book yang dipake CAT adalah buku dari UK. Isi kedua buku itu sama-sama tentang akuntansi. Tapi istilah-istilah yang digunakan, yaampuuun...,bedaaa....dan bikin pusiiing... Jangankan aku. Dosenku aja kadang juga pada bingung.. :@

Kalo bahasa asing, yang bukan menjadi bahasa keseharian kita emang jelas-jelas bakal jadi kendala kita dalam berkomunikasi. Tapi bukan berarti bahasa yang kita gunakan sehari-hari bebas kendala. Sering kali dalam menggunakan bahasa itu, maksud yang ingin kita sampaikan belum tentu dapat diterima dengan baik dan benar oleh lawan bicara kita. Walaupun kita udah memakai bahasa yang baik dan benar sesuai tata bahasa dan ejaannya, nggak menjamin bahwa komunikasi tsb akan berjalan dengan lancar dan bebas kendala. Salah paham lah, beda persepsi lah, ato apa aja lah yang membuat komunikasi tsb tidak berjalan dengan lancar.

Baik digunakan secara lisan atau tertulis, pasti ada aja kendala dalam berbahasa. Tetapi kendala itu cenderung lebih besar jika berbahasa dalam tulisan. Buktinya, tiap kali kita baca buku, belum tentu hanya dengan sekali membaca kita langsung ngerti isi buku itu. Perlu kemampuan lebih untuk memahami suatu tulisan. -Mungkin anda juga sedang berusaha memahami apa yg saya tulis ini.hehe-

Tulisan yang ditulis lengkap, benar, ejaan yang baku dan grammar yang tepat aja kadang nggak gampang buat dipahami. Apalagi bahasa SMS yang biasanya disingkat-singkat demi hemat karakter? Tambah bingung deh nangkep maksud isi SMS itu.. Apalagi sms yg ditulis oleh para makhluk 'alay' yg kata Superglad; huruf i diganti tanda seru, maaf jadi 'muv', dll. Tambah bikin bingung aja tuuuh... Buat baca-nya aja susah, apalagi buat ngerti apa maksudnya... Bener-bener membuang waktu dan energi, kalo baca bahasa-bahasa alay itu.huh!! Baca tulisan dg bahasa yg wajar n normal aja kadang masih harus mikir lagi, eee, lha kok ada aja orang yang bikin bahasa-bahasa aneh.. Aku berharap makhluk-makhluk alay ga semakin bertambah. Kalo mereka bertambah, berarti orang-orang yang merusak bahasa juga semakin banyak, dan akan semakin banyak orang yang dipusingkan dengan bahasa-bahasa alay, dan Bahasa akan benar-benar menjadi kendala dalam berkomunikasi...

Rabu, 17 Februari 2010

2010 [II] -studi-

2010 aku berharap menjadi tahun terakhirQ dalam usahaku menyelesaikan ujian sertifikasi teknisi akuntan ato bahasa kerennya Certified Accountant Technician (CAT). Seperti kesepakatan awal dengan pemberi dana/beasiswa ujian dan tutorial CAT ini -AA YKPN-, aku cuma berhak mendapatkan beasiswa selama 2 tahun(4 semester) dalam menempuh ujian 9 paper. dan awal tahun 2010 ini adalah semester ke-4 ku. dan sampai saat ini aku udah menempuh 7 paper. 4 paper udah dinyatakan lulus, yang 3 paper lagi masih menunggu pengumuman.. aku berharap semoga semester ini, benar-benar menjadi semester terakhirku, biar aku ga perlu mengulang salah satu atau beberapa paper lagi. jadi aku ga perlu nyusahin ortu buat bayar ujian paper-paper itu, karena kalau mengulang, pihak pemberi dana ga akan membantu.hehe.. Sepertinya harapan itu susah terwujud. di ujian periode desember kemarin, aku udah pesimis, ada paper yang aku ga yakin bisa lulus. tapi ga ada salahnya kalo aku tetep berharap. doakan aku...
mulai awal Februari ini, aku udah mulai tutorial 2 paper yang harus aku tempuh lagi. it means aku udah mulai kuliah malam lagi.. semoga aku masih diberi semangat buat menyelesaikannya!
Selain berharap CAT dapat selesai tahun ini, aku juga berharap usahaku demi mendapat gelar sarjana ekonomi dapat selesai juga tahun ini. Jika semuanya lancar, direncanakan aku menyelesaikan studi S1-ku tahun ini, dan semoga tahun 2011 aku udah bisa diwisuda, dan bergelar SE :)
Mungkin bisa dibilang, 2010 merupakan langkah awalku untuk mengakhiri studiku.. weew, mengakhiri?? orang bijak banyak yg bilang kalo untuk menuntut ilmu itu jangan sampai berakhir. tapi kok aku malah berharap untuk mengakhirinya?? haha... hmm...mungkin kata-kata diatas lebih tepat kalo ditambahi menjadi "2010 merupakan langkah awalku untuk mengakhiri studi formalku" Aku udah mulai jenuh belajar secara formal/mencari ilmu secara formal. Ilmu kan ga hanya bisa didapat di bangku sekolah. Di luar sana masih banyak cara untuk mendapatkan ilmu. bisa dari keluarga, organisasi, internet, bahkan mungkin dari dukun-untuk mendapat ilmu hitam-..hahaha.. Dan aku pengen cepet mengakhiri sesuatu yang sudah membuat jenuh itu.. Walaupun mungkin kalo benar-benar berakhir, aku sendiri nggak tau harus ngapain.. kerja?? aku sendiri nggak tau, apakah saat itu aku sudah siap mental untuk menjalaninya..
Well, untuk memenuhi semua harapan-harapan di atas, aku udah mulai menjalankan setiap prosesnya. mulai persiapan ujian CAT dengan tutorial tiap malem, mulai memperbaiki nilai di STIE YKPN dengan mengambil semester perbaikan (di kampusku ada 2 kali SP), dan mulai KRS-an untuk Semester 6. Semoga langkah-langkah awal ini diberkati, dan buat seterusnya aku diberi semangat untuk menyelesaikannya...

care about…

Ini adalah tulisan yang aku buat tahun 2008. dari tulisan-tulisan lamaku, ini salah satu tulisan yang menjadi favoritku. jadi aku putusin buat di-post ulang deh.. :)

___________________________________________________________________

Wednesday, August 13th, 2008

Lost in Love. MenurutQ itu film yang bagus. At least better than Eiffel I’m in Love… Ceritanya jauh lebih masuk akal daripada Eiffel I’m in Love. Lebih romantis, n mengena buat aku. Pemeran utamanya juga lebih bagus. Dan, ga cuma modal mewah, kaya Eiffel I’m in Love.hehehe….

Tapi, bukan kedua film itu yang pengen aku bahas. Dari film itu aku pengan bahas tentang “masalah”. Yang aku tangkep dari Lost in Love, kisah Tita berawal dari suatu “masalah”. Masalah adalah suatu hal yang hampir pasti semua orang mengalaminya. Tiap hari, bahkan tiap jam, tiap orang pasti punya masalah. Entah masalah besar, atau masalah yang sangat kecil sekalipun, yang saking kecilnya, ga pernah disadari akan adanya masalah itu. Pasti kita juga pernah atau bahkan sedang mengalami suatu masalah. Mungkin kita ngerasa ga ada yang peduli sama kita yang sedang punya masalah. Tapi kalo ada orang lain yang lagi punya masalah, kita juga nggak peduli kan? Karena kita melihat bahwa mereka itu biasa aja, nggak sedang bermasalah. Jadi kita nggak peduliin mereka, karena kita nggak tau kalo mereka sedang bermasalah. Misalnya kita lagi maen di pantai. Di sana kita liat orang yang lagi sendirian, duduk di pinggir pantai. Orang itu terlihat biasa, karena banyak orang yang di pantai cuma pengin liat ombak, jadi orang itu terlihat biasa aja. Padahal mungkin aja dia sedang mengalami masalah. Mungkin abis putus sama pacarnya, ada masalah keluarga, ga bisa pub selama seminggu, ato masalah-masalah lain yang mungkin sedang dialaminya. Ga bakal ada pengunjung pantai lain yang tau kalo dia punya masalah. Kecuali orang itu teriak-teriak ga jelas, kaya orang gila. Bisa dipastikan kalo orang yang liat bakal tau kalo dia sedang punya masalah, atau sudah terlajur larut dalam masalahnya sendiri. Jadi, selama seseorang punya masalah yang nggak bisa dia selesaikan sendiri, dan dia nggak berusaha mengatakan masalahnya itu pada orang lain, maka selama itu pula dia akan merasa sendiri, karena orang-orang akan menganggap bahwa mereka itu “biasa” aja, dalam artian sedang tidak bermasalah. Kecuali kalo orang itu beruntung, punya seorang teman, sahabat, pacar, atau orang-orang dekat yang sangat-sangat mengerti dirinya, dan yang bisa menyadari kalo dia lagi ada masalah.

Masalah yang menimpa seseorang belum tentu merupakan masalah batiniah seperti masalah di atas, yang cuma bisa dirasakan. Tapi bisa juga masalah yang kelihatan. Masalah yang kelihatan yang dialami seseorang yang lebih mudah diketahui, atau bahkan dirasakan oleh orang yang melihatnya. Misalnya aja di jalan, ada kendaraan yang mogok. Semua yang lewat pasti tau kalo sang pengendara lagi punya masalah dengan kendaraannya. Tapi rata-rata orang yang liat pasti berlalu begitu saja. Mungkin cuma bilang “Oh, mogok..” atau “Kasihan ya…” tanpa ada tindakan lebih lanjut, misalnya berusaha memberi pertolongan, karena merasa nggak kenal sama sang empunya kendaraan. Lagi-lagi karena ketidaktahuan,kita nggak peduli. Kalo orang mengalami masalah batiniah, kita nggak peduli, karena kita nggak tau kalo dia lagi punya masalah. Kalo orang mengalami masalah yang kelihatan, kita tetap aja nggak peduli, karena kita nggak tau siapa orang itu.

Dari peristiwa-peristiwa seperti itu, aku jadi berpikir, apakah mungkin suatu saat nanti, di dunia ini terjadi suatu kepedulian yang begitu indah. Dimana setiap orang saling memperhatikan, care about everything and everyone. Dimana setiap orang bisa mempedulikan satu sama lain tanpa harus mengetahui apa masalah seseorang, atau siapa orang yang sedang bermasalah itu? Hal indah yang akan sangat susah banget untuk bisa terwujud. Di dunia yang makin modern, yang makin ‘mengindahkan’ individualisme, membuat sedikit demi sedikit orang mulai egois, yang katanya demi berlangsungnya hidup, yang ujung-ujungnya menghalalkan segala cara, misalnya penipuan. Sudah nggak sedikit orang yang menggunakan kepedulian seseorang untuk menipu. Singkatnya memperdayai orang lain lah.. Semakin seringnya tindak memperdayai seperti itu, membuat kepercayaan orang menjadi makin berkurang. Karena kita nggak tau lagi mana orang yang bener-bener butuh kepedulian kita, atau yang cuma memperdayai kita..

Yah, emang sulit buat mewujudkan dunia yang seperti itu. Tapi nggak ada salahnya kan, kalo kita mencoba, mulai dari hal-hal kecil, dari lingkungan kecil, misalnya keluarga kita sendiri. Atau temen-temen deket, temen-temen sekelas, temen-temen se-kost, atau orang-orang yang sering, dan akan sering berinteraksi sama kita…, dan pastinya kepedulian itu kita lakukan dengan tulus. Yang di pelajaran PPKn dikatakan “tanpa pamrih”…

**Sedikit renungan buat kita. Maaf kalo nggak berkenan. Hehehe… thanks for reading…

Selasa, 16 Februari 2010

2010 [I] -MarKas-

eh, udah tahun baru ya... (setidaknya tahun sudah berganti sejak terkhir postinganku di blog ini.hhehe...) saat dibuatnya tulisan ini, setidaknya sudah 47 hari berjalan di tahun 2010, di tahun yang baru. dan sepertinya sudah sangat terlambat, kurang update, dll, kalo mau ngomongin soal resolusi :) jadi lebih baik sekarang ini aku bercerita tentang apa-apa saja yang udah aku lalui di tahun 2010 ini..
awal tahun, aku disibukkan dengan kegiatan yg ga jauh2 dari Gereja. malem taun baru di Gereja. abis itu tgl 3 januari menjalankan proyek besar lingkunganQ(terutama OMK-nya), yaitu Natalan lingkungan yg di'gawe' sama anak2 OMK MarKas(gabungan OMK lingkungan Markus dan Lukas). dari serangkaian acara itu, aku ngrasain kembali kehangatan dari teman2, seperti yg aku rasakan dulu bersama Socialiezt '07(temen2 sekelas waktu SMA). Kehangatan itu aku dapat dari temen2 MarKas. Sejak persiapan Natal Gereja, persiapan Tahun Baru-an, persiapan Natal Lingkungan, kami semua berjuang bersama. melawan segala ego kami masing2, merelakan sebagian besar waktu dan tenaga kami untuk satu tujuan yang sama; yaitu berhasilnya setiap apa yg kami telah persiapkan itu. ekstreem-nya, bahkan kami menomorduakan keluarga kami,mungkin saja juga orang tua kami sendiri, demi terlaksananya semua rencana kami, tapi tentu saja dengan dukungan mereka juga. Susah, senang, sedih, tawa, lelah, puas, bahagia, semua kami rasakan bersama. Saat satu orang saja tidak bergabung, berasa ada bagian tubuhku yang hilang. aku merasa MarKas adalah pemberian Tuhan buat aku, pemberian besar: teman2 untuk membantuku berjalan.